prasangka

777 46 0
                                    

Max menggenggam foto erat foto di tangannya.

Prang!

"BRENGSEK!!" 

Prang!

Prang!

Max menghancurkan semua yang ada di ruangan kerjanya. Barang-barang berhamburan, tidak peduli lagi dengan lembaran kertas yang bernilai ratusan dolar itu.

Bugh!

Max meninju meja hingga meja itu retak dan tangannya berdarah. Tak cukup sampai di sana max menendang meja itu hingga terbalik, mengambil kursi lalu ikut membantingnya. Mengamuk bak setan memang rutinitas max di bulan februari.

Bulan ini paling max benci.

Sangat max benci.

Sangat.

Dia membenci Yozaka.

Iya, yozaka.

Sudah 10 tahun sejak yozaka meninggal dia tidak pernah sekalipun melupakan wanita pujaannya itu. Kenapa sangat susah untuk Max membuka hati. Setiap wanita yang ada di sampingnya selalu, selalu, selalu Max bayangkan wajah Yozaka. Senyuman manis di bibirnya. Senyuman yang lebar dengan gigi rapi. Rambut lurus yang suka berjatuhan di pipinya membuat dia berkali-kali lebih cantik.

Hari ini hari peringatan kematian yozaka. Membuat Max melakukan rutinitasnya yaitu kesetanan.

Mengamuk seperti kerasukan ratusan iblis.

Siapa yang berani masuk ke dalam ruangannya? Jawabannya

Tidak ada.

Tidak ada yang berani dengan bos kejam seperti Max. Max sangat jarang berbicara, sekalinya dia berbicara serius orang itu akan habis.

Sejak lulus sekolah Max tidak pernah lagi berkeliaran di depan teman-teman. Dia tidak pernah menghubungi sahabat-sahabatnya itu terutama Silas dan Aaron.

Aaron manusia sialan. Max akan membunuh Aaron jika saja dia masih bisa bahagia sekarang. Kepergian Alletha ternyata sangat berpengaruh pada lelaki itu.

Aaron dan Max. Dua lelaki yang masih terjebak masa lalu dan tidak ingin melepasnya. Sama-sama terpuruk. Hati mereka hancur dan rusak tetapi di tutupi wajah dingin tak tersentuh milik mereka.

Max duduk bersandar di dinding yang penuh dengan bercak darah. Dia yakin setelah ini tangannya akan di gips kerena dia sudah tidak bisa merasakan apapun lagi di tangannya.

Max menatap foto yang penuh dengan darah akibat tangannya. Dia tersenyum menatap foto itu sama seperti orang yang ada di foto yang sedang tersenyum lebar.

"Sudah sepuluh tahun berapa lama lagi aku tunggu kamu sayang? Setiap tahun terasa sangat menyakitkan. Hari-hari aku jalani begitu berat, andai saja dulu aku mampu menyelamatkan mu. Akankah kita bahagia sekarang?"

"Kamu bahagia disana? Kenapa meninggalkan aku? Disini berat tanpa kamu yoza. Aku tidak bahagia yoza"

"Aku tidak bahagia"

***

"jangan kecapean okei?"

"Okei papiku"

"Silas pokoknya jagain adik kamu jangan sampai luka! Jangan sampai lecet! Apapun itu siap boy?"

"Iya papi bawel" ayumi tersenyum merasa lucu dengan keluarganya. Ayumi bersyukur di beri keluarga hangat dan harmonis oleh tuhan, anak-anak yang baik dan cerewet tapi sangat lucu di mata ayumi. Baginya silas dan Yozaka adalah dua anak kelinci yang imut. Suaminya yang pengertian dan menyayangi keluarga dan berani bertaruh apapun demi keluarga. Sungguh indah. Tiada yang lebih indah dari keluarganya ini, yozaka, Silas dan Claude.

"Ih bunda senyam-senyum terus. Papi liat deh tuh ayangnya" Celatuk yozaka menggoda sang bunda sontak membuat silas menahan tawa saat melihat wajah sang bunda merah dan papinya senyam-senyum menatap bunda dengan alis yang di naik turunkan seolah mengejek istrinya itu.

"pergi cepat sana nanti telat!" Tutur ayumi berusaha terlihat galak di mata anak-anaknya namun justru membuat mereka terkekeh geli. Bundanya sangat manis.

"Manis bangat sayang" bisik claude yang di sambut tamparan halus di pipinya.

Plak!

"Kenapa belum berangkat! Sana-sana!" Usir ayumi pada 3 orang yang ada di hadapannya. Sebelum ketiga orang itu pergi mereka masih sempat mencium pipi ayumi lalu berlari keluar. Membuat jantung ayumi berdetak cepat, senyumnya sudah tidak bisa dia tahan. Akhirnya meledak. Ayumi tersenyum manis menampilkan deretan giginya walaupun tidak ada yang melihat ayumi terus tersenyum. Letupan yang diciptakan oleh ketiga orang tadi benar-benar membuat ayumi terbang tanpa batas. Ayumi terus melayang seolah tidak takut untuk jatuh. Jatuh pada keganasan takdir sebenarnya.

Beralih pada tiga serangkai yang terus berdebat dalam mobil. Kepala keluarga sedang menyetir dan dj sebelahnya ada anak jantannya dan di belakang ada princess kesayangannya.

"Boy kamu masih ikut geng-geng?"

"Iya pi! Mana sok kece lagi!" yozaka menanggapi ucapan papinya dengan gerakan mual mengejek kakaknya itu.

"Memang kece" balas silas dengan melipat tangannya di atas dada.

"Kaya jamet ya yoza?" entah itu pertanyaan atau pernyataan yang keluar dari mulut papinya yang penting hal itu sontak membuat Yozaka meledakan tawanya saat itu juga.

"Ini nih orang tua. Jangan samain zaman batu papi sama era modern aku dong pi" Kali ini silas menatap sinis pada papinya.

"Dengkul mu zaman batu! Tanya bundamu seberapa kecenya papi dulu saat sekolah, papi itu julukannya dulu  si jantan dari Sma kayabara"

"Wahahahahahahah si jantan ga tuh" yozaka memegang perutnya. Sakit sekali, dia kecapean terus tertawa akibat perkataan papinya itu. Ada-ada saja kenapa pula harus si jantan. Lagi-lagi yozaka tertawa terbahak-bahak.

"Keselek nanti tuh" ucap silas dan benar saja belum cukup semenit ucapan Silas terwujud, yozaka keselek air ludahnya sendiri membuat dia batuk-batuk.

"Minum minum minum silas! Kamu sih pake ngatain adik kamu!" Kesal Claude saat melihat wajah Merah Yozaka yang sedang meneguk air mineral yang silas selalu bawa di tasnya. Untuk siapa lagi jika bukan yozaka. Silas berbalik badan menghadap sang adik menatap raut wajah bersalah.

"Maaf" ucap silas. Tadi hanyalah candaan semata dia tidak setega kepada adiknya sendiri apalagi melihat muka merah Yozaka dengan air mata yang mengalir.

Plak!

Yozaka mengeplak dahi silas. Lalu mengelusnya ditatapnya silas dengan dalam padahal dia hanya tersedak silas sudah sedih bukan main.

"Alai" hal itu membuat muka silas langsung kecut dan membuat Yozaka tertawa lagi. Diam-diam Claude memperhatikan Muka asam silas dan Yozaka yang tertawa. Entah hanya perasaannya saja tau bagaimana dia merasa hal ini bukan pertanda baik.

Tolong satukan keluarga mereka. Jangan hilangkan salah satu dari mereka. Claude berdoa dalam hatinya.

2 hari lalu semenjak dia menemukan yozaka yang berlari bak orang kesetanan di lorong rumah sakit, claude merasa ada yang aneh dengan anaknya. Pukul 02.50 saat dia terbangun dia tidak menemukan anaknya di kamar segera dia mencari dan akhirnya dia menemukan Yozaka yang berlari tanpa menoleh ke arahnya.

TBC

***

Selamat membaca tulisan tangan ✋
Pokonya harus bahagia!
Aku bakal munculin cast nya, sumpah aku mikir berat siapa yang cocok jadi Max, yozaka, Amora, terus Silas dan yang lain.

Aku udah nemu dan itu cocok menurut aku karena dari awal nulis aku udah kebingungan mana yang cocok jadi Yozaka.

Pokonya tunggu aja deh!
🦋🦋🦋🦋🦋

YOZAKA [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang