prolog

0 0 0
                                    

halo gesss, aku back bawa cerpen juga lho.

sebenarnya ini tugas bhsa.indonesia bulan lalu....

tapi aku taroh di versi wp juga deh.

selamat membaca
💐💐💐

Anatasya Amia Ramos. Gadis yang kini berusia 17 tahun. Yang kerap dipanggil dengan sebutan Asya. Ia duduk di bangku SMA, yaitu kelas 11. Sikapnya yang pendiam, agak lumayan cuek, namun jika sudah merasa nyaman dengan orang tersebut. Asya akan menjadi banyak omong dan tingkah. Tentunya dapat bersikap ramah dengan orang sekitar.

Sedikit cerita tentang Asya yang berada di sekolah dasar sampai sekarang Asya masih mengingatnya. Dimana Asya tertarik dengan salah satu seorang teman cowok yang sekelas dengan dirinya. Cowok bermata sipit, putih, menurut Asya itu semacam cowok Cindo. Cowok pandai dalam bidang matematika. Mengapa Asya mengetahui bahwa cowok itu pandai dalam bidang tersebut? Suatu ketika guru kelas meminta rolling tempat duduk bersama lawan jenis yang diatur oleh guru tersebut. Tanpa disangka, Asya berkesempatan duduk bersama cowok itu. Sebut saja namanya Angelo Jovin Fernandez.

Awal duduk bareng Jovin. Asya merasakan detak jantung yang berdebar kencang. Ada perasaan canggung tersendiri bagi Asya, dan Asya pun merasakan itu. Tapi tidak dengan Jovin, dialah orang yang menurut Asya sendiri, sifatnya dingin, humble, dan seru.

Seiring berjalannya waktu, kami pun terbiasa dan mulai mengajak berbicara satu sama lain.

Tentunya Asya dan Jovin semakin dekat. Saling menceritakan hal random, cerita kegiatan sekolah lainnya tapi lebih sering bertanya tentang tugas.

Beberapa hari kemudian...

Suara bel berbunyi, menandakan pembelajaran pun akan segera dimulai. Dan Asya mengeluarkan buku tulisnya dari tas begitu pun dengan Jovin.

"hari ini ada pr ngga Vin?" tanya Asya.

"ada, kenapa? kamu belum ya?" jawabnya dengan nada bergurau.

"pr yang mana? bentar." heboh Asya sambil membuka buku tulisnya, "oh yang ini." Dan menunjukkan kepada Jovin. "nih, udah ya. Kamu mungkin yang belum." lalu Jovin mengambil buku itu dan mencocokkan bersama bukunya.

Asya memperhatikan gerak-gerik apa yang akan dilakukan Jovin. Dan Jovin mengambil pena di lacinya dan mengarahkan pena itu pada buku Asya. Asya yang melihatpun bergegas menarik kembali bukunya dan berkata, "ngapain sih Vin? jangan di coret coret."

"dih, ngapain coret coret buku kamu." lalu Jovin menarik kembali buku dari tangan sang pemilik.

"ini tuh huruf U kenapa jadi A." sambungnya sembari membenarkan kalimat yang menurut Jovin itu tulisan yang begitu rempet, lalu tersenyum dan ia kembalikan kepada pemilik buku itu.

"cuman gini doang." Asya mengalihkan pandangan kearah buku yang sudah dibenarkan Jovin.

"biar jelas Sya tulisannya."

"cuman dikit Vin," kemudian tertawa kecil.

"gapapa biar yang nyontek ikutan jelas, ngga nanya nanya terus,"

"hm."

"hm hm doang, bilang makasih kek." sindirnya dengan melirik Asya lalu terkekeh.

"yaa, makasi." jawab Asya singkat.

Maklum saja pada saat itu, Asya baru bisa menggunakan sebuah pena hitam yang tulisannya masih amburadul tidak jelas. Mengingat kejadian seperti itu, membuat Asya senyam senyum sendiri. Duh...Rasanya detik itu juga Asya ingin melayang. Kenapa pake senyum? Bikin jantung ngga aman saja.

Kenaikan kelas pun tiba, disitulah Asya dan Jovin tidak lagi duduk bersama. Hanya saling pandang dan mengobrol secukupnya.

Hingga tahun berganti tahun, akhirnya yang di tunggu semua siswa-siswi terwujud yaitu kelulusan untuk melanjutkan kejenjang berikutnya. Sayangnya, pada hari kelulusan Asya tidak sempat untuk mengucapkan 'congratulation' kepada Jovin. Hanya ada senyum singkat pada keduanya. Entah itu senyum apa yang ditunjukkan oleh Jovin. Asya tidak tau.

Sampai pada akhirnya Asya berusaha mencari informasi lagi tentang Jovin tersebut. Dari berbagai platform apk media sosial yang sering orang orang gunakan. Huft.. Asya lelah. Apakah ingin berhenti saja atau lanjut? Jika Asya berhenti, maka jiwa kepo Asya akan meronta-ronta ingin tau. Kadang perasaan dan pikiran nya tidak dapat sejalan.

Dan ya, ia menemukan media sosial Jovin. Asya senang sekali perjuangan untuk mencari tahu tentang Jovin tidak sia-sia. Asya menimbang-nimbang terlebih dulu, akan mengikuti atau tidak? Karena ini menyangkut masalah gengsi.

Berkali kali stalking media sosial nya. Oke! Sedikit menurunkan gengsi supaya bisa tau. Mentingin gengsi ngga follow-follow. Dengan perasaan deg-degan bercampur aduk. Langsung saja Asya memencet tombol 'mengikuti' pada platform IG Jovin. Dan Asya memberanikan diri mengirim pesan singkat kepada Jovin.

Jam berikutnya, Asya mendengar notif dari ponselnya lalu melihat siapakah? Omg. Itu Jovin, dan Jovin menjawab pesan singkatnya bersamaan dengan Jovin follback punya Asya. Apakah ini tidak mimpi? Bisa-bisa Asya menjadi random begini. Senyum-senyum tidak jelas. Senangnya bukan main.

Namun, apakah Jovin merasakan hal yang sama seperti Asya? Atau hanya Asya saja. Entahlah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S LIKE DE JAVUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang