Ⓜ️𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐒𝐮𝐧𝐧𝐚𝐡 𝐍𝐚𝐛𝐢
⚠️ MELURUSKAN MAKNA WALI ALLAH DAN MENGENAL WALI SYAITAN
Oleh :
Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-NawawiDi masyarakat, wali adalah gelar yang memiliki prestise tinggi. Orang yang sudah mencapai derajat wali, segala tindakan dan ucapannya bak titah raja, harus diterima dan dilaksanakan meski tak jarang melanggar syariat. Mestinya keadaan ini tidak terjadi bila masyarakat paham bahwa tidak semua orang yang dianggap sebagai wali adalah wali Allah subahanahu wa ta’ala.
Adalah perkara yang lumrah bila kita mendengar kata-kata wali Allah subahanahu wa ta’ala. Di sisi lain, terkadang menjadi sesuatu yang asing bila disebut kata wali setan. Itulah yang sering kita jumpai di antara kaum muslimin. Bahkan sering menjadi sesuatu yang aneh bagi mereka kalau mendengar kata wali setan. Fakta ini menggambarkan betapa jauhnya persepsi saudara kita kaum muslimin dari pemahaman yang benar tentang hakikat wali Allah Subahanahu wa ta’ala dan lawannya, wali setan.
Dalam masyarakat kita, istilah wali Alloh (Waliyyulloh) sudah tidak asing lagi. Bahkan ada sembilan tokoh yang dianggap sebagai ulama Islam yang dimasukkan ke dalam kategori waliyulloh tersebut yang terkenal dengan sebutan Wali Songo. Kemudian orang yang sudah mencapai derajat wali ini, segala tindakan dan ucapannya laksana raja, harus diterima dan dilaksanakan meskipun melanggar syariat.
Dalam gambaran kebanyakan orang, wali Allah adalah setiap orang yang bisa mengeluarkan keanehan dan mempertontonkannya sesuai permintaan. Selain itu, ia juga termasuk orang yang suka mengerjakan shalat lima waktu atau terlihat memiliki ilmu agama. Bagi siapa yang memiliki ciri-ciri tersebut, maka akan mudah baginya untuk menyandang gelar wali Allah Subahanahu wa ta’ala sekalipun dia melakukan kesyirikan dan kebid’ahan.
Pembahasan singkat ini akan mengajak pembaca mengetahui hakikat wali Allah Subahanahu wa ta’aladan juga menjelaskan bahwa di samping wali Allah Subahanahu wa ta’ala ada wali setan. Sekaligus, tulisan ini membantah dan membimbing dua kelompok manusia dan selain mereka akan disebut di bawah ini, untuk kemudian menumbuhkan keyakinan agar mereka kembali beriman dan bertakwa kepada Allah, insya Allah.
*Pertama,* sebagai bantahan terhadap dua kelompok yang telah keluar dari pemahaman yang benar tentang hakikat wali Allah Subahanahu wa ta’ala
*● DUA KELOMPOK ITU ADALAH SEBAGAI BERIKUT,*
*A. Ahli Tafrith,* yaitu orang-orang yang menganggap enteng dan meremehkan orang yang beriman dan bertakwa. Kedudukan wali Allah Subahanahu wa ta’ala di hadapan ahli tafrith tidak jauh beda dengan pelaku maksiat, pelaku kesyirikan, dan kebid’ahan. Padahal Allah Subahanahu wa ta’ala menyatakan:Apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa?” (Al-Qalam: 35)
Patutkah Kami menjadikan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menjadikan orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?” (Shad: 28)
*B. Ahli Ifrath,* yaitu orang-orang yang berlebihan (ghuluw) dalam menyikapi wali Allah, termasuk juga orang-orang yang mengkultuskan wali Allah Subahanahu wa ta’ala tersebut sehingga mengangkatnya ke derajat ilah (sesembahan). Diserahkan kepadanya beraneka ragam peribadatan seperti cinta, takut, pengagungan, harapan, doa, penyembelihan, dsb.
*Kedua,* membimbing orang-orang yang keliru dalam memberikan pangkat kewalian kepada orang yang tidak pantas mendapatkannya. Padahal gelar yang pantas diberikan kepadanya adalah wali setan. Jumlah yang seperti ini di masyarakat sangatlah banyak.
Ketiga, memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa bahwa selama dia berada di atas iman dan takwa maka dia tetap dalam kewalian Allah. Walaupun derajat kewalian itu berbeda-beda pada tiap orang tergantung tinggi rendah iman dan takwanya.