Anak Nakal

1.9K 162 28
                                    

Dengan wajah datar dan tangan yang bersedekap dada Abriel berdiri menjulang di depan Gavriel yang saat ini hanya bisa menunduk. Cowok itu menggerakkan kakinya untuk menutup pintu di belakang Gavriel dengan agak kasar, membuat Gavriel berjengit kaget.

"Jam berapa sekarang ini, hm?" Tanya Abriel dengan suara husky miliknya.

Gavriel tidak berani merespon. Cowok yang berstatus sebagai adik kandung Abriel itu hanya bisa menelan ludahnya kasar dan menatap tepat pada ujung sepatunya.

Abriel mengangkat dagu Gavriel dengan jari telunjuk dan jempolnya, menatap tepat pada mata Gavriel yang bergerak gusar melirik kesana-kemari, menghindari tatapan Abriel.

"Tatap mata Kakak!" Perintah Abriel yang dengan terpaksa dituruti oleh Gavriel. Cowok pendek itu menatap mata sang kakak dengan was-was.

"Kau pakai jam tangan kan? Apa matamu terlalu sibuk melihat dunia malam sampai tidak sempat melihat jam tanganmu? Kau mau tidur di jalanan?"

Gavriel menggigit bibir bawahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Nada bicara Abriel memang tenang, tapi arti di dalamnya sungguh berbanding balik.

"S-sorry..." Hanya kata itu yang dengan mudahnya keluar dari mulut Gavriel.

Abriel mengangkat sebelah alisnya, bagi orang lain mungkin itu terlihat seksi dan menawan, tapi tidak bagi Gavriel. Itu justru menakutkan!

"Ready for your punishment, Baby?"

Gavriel menggeleng dengan isakan yang kian mengeras. Tidak! Ia tak mau mendapat hukuman dari Abriel. Baru dua hari yang lalu ia mendapatkannya.

"H-hiks... No! F-forgive me hiks... Don't do it. I'm scary, please don't hiks..." Isak Gavriel memohon.

Abriel masih memasang wajah lempengnya. Ia menggendong Gavriel koala style dan menbawanya naik ke atas tangga.

"Hiks... Please no..."

Abriel tidak menggubrisnya. Ia mendorong pintu kamarnya dengan kaki agar terbuka dan masuk ke dalamnya. Diturunkannya Gavriel di atas kasur, sedangkan dirinya berjalan ke arah lemari dan terlihat mengambil sesuatu.

Gavriel beringsut mundur saat melihat Abriel menghampirinya dengan sebilah cambuk. Tangisan cowok mungil itu semakin keras.

"Hiks... Sorry, no hiks... No!"

Abriel sama sekali tidak mempedulikan tangisan pilu Gavriel. Baginya, anak nakal harus dihukum.

2EL (Abriel-Gavriel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang