Koo berbaring menghadap jendela dengan Seokjin yang memeluk dibelakang tubuhnya. Keduanya menyadari bagaimana penis Seokjin berada dibelahan pantat Koo, atau bagaimana Koo menggesekan lubangnya pada penis tuannya sesekali -ia takut ketahun; padahal Seokjin sadar apa yang dia lakukan 'sesekali' itu.
"Koo"
Tubuh berjengit, reflek melepas tautan jarinya pada punting yang kini terasa perih dan membesar.
"Kau bisa hamil?"
Rengkuhan Seokjin mengerat, sesekali mencium bahu Koo.
"Ya, tuan"
"Baiklah, aku akan memesan kondom sekarang, kau bisa menunggu?"
Itu hening yang cukup lama sebelum suara Koo kembali terdengar.
"Sebenarnya tuan manis mencari tau jika lubang hybrid tidak boleh dimasukkan apapun kecuali penis–"
Bibirnya ia gigit sejenak.
"Karena lubang hybrid lebih sensitive dibanding manusia, lubangnya akan mudah terinfeksi, itu juga alasan tuan manis tidak membantu Koo dengan dildo"
Seokjin tentu terkejut.
"Aku akan memastikan mengeluarkannya diluar"
Anggukan Koo dapat Seokjin rasakan didadanya. Seokjin menarik tubuh Koo agar menghadap ke arahnya, menciptakan rengakan kecil karena itu menyebabkan lubangnya menjauh dari penis besar sang tuan.
Tuannya mengecup dahi Koo pelan, seolah disana benar benar ada cinta yang telah ia bangun sejak lama. Koo semakin menenggelamkan wajah di dada bidang Seokjin, sebelum menjauh dan mulai menggambar garis abstrak ditempat yang sama.
"Koo tidak keberatan jika tuan mengeluarkannya didalam"
Seokjin menegang.
"J-jangan salah paham tuan, Koo hanya —hanya berpikir jika Koo hamil, Koo tidak akan mengalami masa kawin lagi, setidaknya hingga bayinya selesai dalam masa ASInya"
Suara Koo mengecil, masa kawin seperti ini terasa melelahkan untuk Koo, ia tidak bisa melakukannya jikapun itu sebulan sekali "setidaknya hingga waktu itu tuan tidak akan dipaksa tuan manis untuk menyetubuhi Koo"
"Koo!"
Seokjin mencengkram bahu Koo kencang, membuat sang empu terkejut. Matanya berair, merasa terancam oleh aura tuannya yang tak membuatnya nyaman.
"Koo..."
Seokjin kembali merengkuh tubuh mungil didepannya, ia tak tau apa yang ia katakan sekarang memang ia inginkan atau hanya karena kasihan. Tapi Seokjin memilih tak peduli.
"Koo akan tetap disini bersama tuan, tuan akan mengambil Koo dari Jimin" Seokjin mengusap rambut Koo yang sedikit panjang.
"Jika Koo tak mau itu tak masalah, tapi jika Koo hamil anak tuan maka Koo akan tuan paksa untuk tinggal, Koo mengerti ucapan tuan?"
Tak ada balasan dari kalimat panjang yang Seokjin ucapkan, Seokjin mengangkat dagu Koo agar menatap matanya. Wajahnya memerah dengan mata yang berkaca kaca.
"Tuan, Koo ingin penis"
Tangan Seokjin dibawa kebelakang tubuh Koo, mengambil satu jarinya untuk ia tusukan dilubang yang berdenyut–
"Disini"
dan basah
.
.
.
"ARGHH TUANHHH"
Seokjin berhenti sejenak, mencium pelipis Koo dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
lascivious; jinkook
Fanfiction• yang menimbulkan nafsu birahi, yang menerbitkan gairah; gasang