Nyanyian Malam

162 11 0
                                    

🎶
He said, "Look at you, worrying so much about things you can't change
You'll spend your whole life singing the blues if you keep thinking that way"
.
.
✨✨✨
.
.

Dengan nafas yang masih memburu, mereka sampai di tempat yang dituju.
Tempat itu adalah sebuah ceruk yang berbatasan langsung dengan pantai. Tempatnya sedikit terjal dan hanya bisa dicapai dengan jalan kaki saja.

"Hah.., gila...!
Aku lelah, aduh kakiku!"
Teriak Jaemin sambil menumpukan tangan ke lututnya.

"Kau seperti kakek-kakek yang terus mengeluh karena sakit sendi" ucap seseorang yang nafasnya sendiri hampir habis.

Mendengar celaan tersebut tentu Jaemin menatap kawannya dengan tatapan bengis, "Katakan sekali lagi dan aku akan membunuhmu, lalu membuang mayatmu ke laut sana, Hyunjin!"

Hyunjin, lawan bicara Jaemin tadi tertawa lepas mendengar omelan Jaemin barusan.

"Mana bisa kau melakukan itu?
Kau kan tidak bisa hidup tanpa aku"
Katanya mencela lebih jauh

Mendengarnya membuat Jaemin tambah kesal. Rasa lelahnya menguap, segera ia berdiri tegak, hendak meraih Hyunjin yang sekarang terkejut dengan gerakan Jaemin yang tiba-tiba ingin menyerangnya.
Hyunjin membuang alas kakinya, lalu berlari, menghindari Jaemin yang mulai mengejarnya dengan tatapan yang semakin beringas.

Hyunjin tertawa kencang, mereka berdua  saling kejar, meneriakkan nama satu sama lain, dan tertawa diselingi musik indah dari deburan ombak laut yang entah bagaimana terdengar begitu merdu.

.
.
.

Menyerah. Keduanya kini bersisian, terkapar di hamparan pasir pantai, ditemani suara deburan ombak yang masih seriuh tadi.

"Ibumu akan marah saat tahu kau lari lagi" kata Hyunjin

Jaemin membenarkan, "Ya.., dan ibumu juga akan marah, karena ibuku pasti mengadu pada ibumu." Jawabnya

"Benar.., besok kita akan diomeli habis-habisan" Hyunjin tak akan membantah hal tersebut

Jaemin tersenyum, tak menjawab lagi, sepertinya hal tersebut memang sudah biasa terjadi dan memang demikianlah adanya.
Mereka akan keluar diam-diam di tengah malam seperti ini, lalu dimarahi esok paginya saat pulang ke rumah.

Memandang langit yang terbentang luas di atas mereka, Jaemin mulai terdiam, seolah kini hamparan bintang tersebut merenggut segala atensi yang dia miliki, "Bukankah menakjubkan..?" tanyanya pada Hyunjin yang menatapnya tak paham.


"Apanya?" Tanya Hyunjin

Jaemin menjawab, "Langit itu, bintang-bintang di sana, indah sekali." Menarik nafas dalam-dalam, bisa pemuda itu rasakan aroma laut meresonansi seluruh rongga dadanya. Begitu penuh, riuh, seperti isi kepala Jaemin yang begitu padat dan sesak entah oleh apa.

Begitu sibuk dengan keresahannya, Jaemin muda bahkan tak sadar seseorang menatapnya dari samping dengan tatapan tak kalah rumit.
Hyunjin berkali-kali mengalihkan pandangan, dan ternyata memang benar.., bahkan kilau dan pesona indah bintang di langit sana tetap tak bisa mengalahkan keindahan yang kini ada di sampingnya.
Bagaimana wajah Jaemin terlihat tenang, lalu tiba-tiba alisnya bergerak lucu, entah memikirkan apa, atau saat tiba-tiba segurat senyum tegambar samar pada wajah Jaemin.., segala hal itu membuat Hyunjin suka. Sangat suka.

"Hyunjin, kau tidur?"
Jaemin melontarkan pertanyaan karena Hyunjin sedari tadi diam, tapi begitu menoleh yang ia dapati hanya Hyunjin yang kini menatap ke arahnya.

"Aku tidak tidur, Jaemin"

"Ya.., aku bisa melihatnya dengan jelas"
Lalu mereka kembali diam.
Menikmati suara angin yang menari bersama ombak yang diam-diam merayu pantainya.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

"Hyunjin, di masa depan nanti, apa yang akan kau lakukan?" Jaemin berkata dengan sangat random

"Kenapa bertanya hal seperti itu?"

"Entah, hanya berpikir saja.
Apa nantinya di masa depan kita masih bisa seperti ini?
Atau justru kita akan jadi orang dewasa menyebalkan, yang hidup dengan membosankan?
Nanti.., pasti kita akan sibuk dengan urusan masing-masing, lalu perlahan jadi saling menjauh. Apa seperti itu?"

Hyunjin tertawa, setelahnya Jaemin merasakan satu usapan pelan pada rambutnya yang masih beralaskan pasir putih.

"Kepala kecilmu memikirkan terlalu banyak hal, Jaemin.
Jangan bebankan dirimu dengan pemikiran aneh, nanti kau tidak bahagia.
Satu hal yang jelas, aku tak akan kemana-mana"

Bersama dengan hembusan angin dingin yang turut menyapa, juga debur ombak yang kembali hadir, Jaemin merasakan dirinya bahagia.
Hatinya mulai terasa hangat, walaupun pikirannya masihlah sepenuh tadi.

.
.
.
Bersambung,

Bersambung,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hakuna Matata (HyunJaem)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang