He'my Uncle.

14 0 0
                                    

Ini hanya imajinasi ya,maaf kalau gak cocok banyak typo bahkan cacat logika.

And Happy Reading.

Daeva menghela nafasnya kasar. Dibelakangnya kini seorang gadis SMK berambut pendek tengah mengikuti langkahnya yang besar.

"Ck!" Desis Daeva keras.

"Om kenapa?" Tanya Aleta. Namun pertanyaan itu semakin membuat Daeva menahan emosi.

Panggilan Om itu nampak menusuk telinganya. Dirinya masih lajang.

Daeva mendengus,"Gue bukan om lo!"

Aleta terkejut saat,Daeva membalikan badanya dan mengeluarkan suara bariitonenya agak keras.

"Kenapa?" Aleta memiringkan kepalanya.

Aleta membuka suara kembali,"Om gak ngasih tau namanya si."

Tak menghiraukan perkataan Aleta. Daeva lebih memilih,melanjutkan jalannya yang tertunda.

"Anjir emang Shen!" Maki Daeva.

Dirinya memasang dendam kusumat,pada Shen karenanya Daeva harus mengantarkan gadis smk ini pulang.

Harusnya ya Shen. Sebab dialah yang membawa gadis,ini ikut.

Harusnya!!

"Apa?" Tanya Altea polos saat Daeva,menatapnya garang diatas motor besarnya.

Ubun-ubun Daeva berat,
haruskah dirnya lebih dulu menjelaskan apa yang harus dilakukan Altea?

Padahal sudah sangat teramat jelas. Apa yang harus Aleta lakukan.

"Naik." Perintah Daeva keras.

"Ke?" Alis Alea naik satu.

Gadis itu masih belum, paham dengan situasi didepannya saat ini.

Tangan Daeva terulur menarik lengan gadis didepanya.

"Naik ke motor bodoh!"

Telunjuk Aleta terangkat,"Helmnya cuma satu?"

Rasanya helm full face,tak bisa menghalangi suara milik Aleta,telinga Daeva berkedut saat harus telinganya menerima suara gadis dibelakangnya.

"Kalau aku jatoh atau gak ditilang gimana om?"

Suara gas motor Daeva yang sengaja dikeraskan,membuat
Aleta langsung melompat duduk dibelakang.

Pemandangan malam memang menyenyangkan. Bagi Daeva mungkin biasa namun,tidak dengan Aleta.

Dan semakin cepat laju motor Daeva,maka semakin keras pula nyanyian Aleta.

"Anj. Bisa diem ga sih!" Maki Daeva dalam laju motornya.

Percuma sebab,Aleta tak akan mendengarnya. Mata tajam Daeva menatap lurus kedepan dengan fokus.

Dengan lihai menyalip kendaraan yang lain. Diam-diam Aleta,yang berada dibelakang tersenyum.

Aleta menepuk bahu Daeva pelan. "Jangan cepet-cepet om."

Angin malam membelai wajah polos Aleta, tak ada helm yang terpasang dikepalanya.

Memelankan laju motornya,Daeva berteriak. "Rumah lo kemana?"

"Om...rumahku lurus lagi." Aleta memajukan badanya, berteriak didekat telinga Daeva.

Alis tebal Daeva menyatu. Dari informasi Shen,rumah gadis dibelakangnya ini tak jauh dari alun-alun

"Yang bener!"

He My Uncle.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang