Second petrichor

45 5 0
                                    

Entah sudah berapa lama ia berada disini, yang aku tau besok adalah hari terakhirnya  disini dan setelah ini dia akan kembali ke universitasnya. 5 bulan aku melewatinya, senang dan sedih selalu menjadi hasilnya. Aku sedih karena perempuan yang dapat berjalan beriringan denganya bukanlah aku tetapi sahabatku Dea  dan aku  senang meskipun aku tak dapat sejajar denganya aku mampu membuatnya tersenyum dan berbicara lebih banyak dari biasannya.

      Sejak pertama kali masuk sma dan mama bercerita tentang petrichor kepadaku, aku selalu menggap dia  seperti petrichorkku. Dan sejak aku Dea bertemu Reza ia menggangap bahwa Reza persis sekali petrichor yang selalu ku ceritakan. Aku bahkan masih mengingat jelas ucapan Dea yang menggatakan bahwa Reza seperti Petrichor.

“Kau tau Maya, kali ini aku setuju denganmu  bahwa Petrichor itu menenangkan, Reza seperti petrichor yang membuat aku tenang dan nyaman.” Katanya yang membuatku  sempurna seperti patung

     Cukup bagiku melihat mereka tersenyum, masalah perasaanku biar saja aku yang menanggungya. Mungkin ini takdirku, tempatku tetap berada dibelakangnya dan menatap siluet punggungnya agar aku tetap bermimpi, agar aku tetap terpacu menjadi lebih baik lagi dan agar aku menjadi berharga. Dia memang bukan hujan pertama yang menimbulkan aroma tanah yang menenangkan itu, tapi rasanya seperti hujan dan tanah selalu baru pertama kali bertatap muka.

****

Hai semua ^^
Makasih yah udah baca ceritaku, maaf baru belajar nulis beginian jadi sering typo deh :)
Thanks udah voments, ditunggu kritik² nya loh.

DIATERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang