5 END

20.8K 79 2
                                    

sore kali ini, menyuguhkan pemandangan yang cukup menyeramkan dimana hujan lebat dan petir

bahkan beberapa wilayah tertinggal kini sudah direndam banjir, berbeda dengan daerah perumahan yang Dini dan Viko tempati

mereka adalah sepasang suami istri karena perjodohan,sikap tempramental Viko seringkali menyakiti Dini secara fisik

rumah dia lantai dengan desain yang klasik,karena memang jiwa Viko lebih menyukai gaya rumah kuno dibandingkan rumah modern

Kali ini Dini ditemani hujan lebat tengah berkutat dengan dapur untuk menyiapkan makan malam, biar sedikit aku jelaskan bahwa dini sekarang tengah hamil

Pernikahan yang tergolong toxic ini menghasilkan dua bayi kecil yang kini tengah di kandungan Dini,sudah memasuki usia 41 minggu

sudah melewati masa hpl sebetulnya,dini susah untuk melakukan aktivitas seperti biasa, kandungan nya seringkali kram bahkan kontraksi palsu yang menyakitkan

Viko tau itu,namun dengan kondisi Dini seperti itu membuat dia merasa senang pikirnya kehidupan yang menyiksa ini dini lah yang harus bertanggung jawab

Dini yang tengah merebus spaghetti carbonara untuk makan kali ini,di balik baju nya yang longgar sebetulnya badan dini lebih mirip seperti sapu lidi sangat kurus dan kering

hamil kembar tentu saja sangat melemahkan tentunya,namun dini selalu berpikir positif mengenai bahwa anak anak nya adalah anugerah

selesai memasak dia mencuci piring, beberapa kali dia berhenti saat menggosok sabun cuci ke peralatan yang kosong karena perutnya yang nyeri

setelah semua selesai,dini langsung memanggil Viko diruang kerja untuk makan dini sendiri akan membersihkan diri

dengan perlahan dini membersihkan diri, mengingat lantai kamar mandi yang terkena sabun bisa saja membuatnya jatuh selepas mandi dini menyisir rambut perutnya kembali kontraksi

dini mengusap perut buncitnya "emmmptt jangan kenceng kenceng sayang,perut ibu nyeri " ujar dini pada sang anak

selesai semua itu,Viko pun sudah selesai makan dia menuju kamar dimana dini tengah menenangkan sang anak yang terus menendang perutnya

"layani saya " ujar Viko ketus

"tapi Vi,perutku lagi sakit " ujar dini memelas

"kamu ini ngga becus banget,kamu mau durhaka hah !" nada bicara viko kini sudah meninggi

dengan kasar Viko mendorong dini ke kasur yang mereka gunakan, langsung meraup bibir dini dan menyalurkan hasratnya yang brutal tersebut tanpa memikirkan kondisi Dini yang mirip orang sekarat saat melayani Viko

****

pagi harinya dini bangun,badan nya remuk Viko bahkan sudah tidak ada ditempat tidur, perutnya kembali kencang

"maafin ibu ya baby" ujar dini

saat akan berdiri rasa nyeri itu kembali muncul dini berpikir dia akan segera melahirkan tapi mengingat Viko yang terus melakukan penundaan kelahiran bayi nya membuat dini menjadi khawatir akhirnya dia memilih diam

"sesssstttt"

"kenapa kamu hah!" Viko tiba tiba sudah berada di depan pintu

"ngga pa-pa"

"bersihkan rumah cepat"

"iya Vi"

Selama membersihkan rumah,dini sudah tidak sanggup sebenarnya badannya panas,kepalanya pusing,dan nyeri perut ngga tak kunjung mereda

Saat mengepel lantai,dini jatuh pingsan dengan darah yang berceceran Viko yang mendengar suara jatuh langsung menghampiri

melihat dini yang wajahnya pucat dengan genangan darah yang cukup banyak,dengan kondisi seperti ini dia masih sempat sempatnya bersikap kejam

Viko hanya membawa dini menuju kamar mereka, membaringkannya dan mencoba membangunkan menggunakan air minum yang di cipratkan ke muka dini

"BANGUN !"

"emmngh vik,tolong akuu" ujar dini memohon

"nggak,saya ngga akan nolong kamu!"

"vik,ini anak kamu juga engh tolong vik" Dini menangis sembari menahan sakit kontraksi

"eeeeeennnnggggghhhhh vikk"

Viko hanya melihat dengan ekspresi wajah datar, melihat dini yang tengah melahirkan kedua anak nya

Berjam jam dini berusaha mengejan namun dua jam berlalu satu anak pun belum juga keluar dini mengalami pendarahan hebat bahkan dini sudah kejang

dengan panik Viko membawa dini menuju rumah sakit,dan langsung ditangani oleh dokter masih beruntung dini masih bisa diselamatkan dan kedua anaknya lengkap tanpa cacat

Viko mengela nafas lega karena jika dini meninggal, tidak ada lagi pemuas nafsu dan pembalasan dendam nya juga belum selesai

Birth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang