Payback

Chapter 28

Gedung yang penuh dengan orang bepergian dan lampu dimatikan seperti mayat. Mungkin kerena keheningan lobi dan udara dingin yang tak biasanya terasa mengerikan seperti orang yang sudah mati. Tapi, kenapa si orgil bekerja lagi pada jam segini setelah semua orang sudah pulang? Pertanyaan itu muncul di benakku tapi aku lega tidak perlu pergi ke Alice's Labyrinth dan bertemu bos. Saat kami pertama bertemu, tempatnya di perusahaan jadi tidak aneh, tapi kalau dia pemegang saham, rasanya mengerikan. Aku terjebak pada fakta bahwa dia dekat dengan Direktur Yoon dan terlibat dengan dalam atas urusan perusahaan. Aku tidak bisa menunjukkan apa tepatnya, tapi sepertinya itu adalah masalah besar.

Ada ini, tapi seperti biasa, ada sesuatu tentangnya yang membuatku gugup, jadi seperti biasa, aku pergi ke atas dimana dia meminta untuk datang dengan sikap siap tempur. Hari ini, aku berusaha menyiapkan hatiku supaya tidak akan terkejut, tapi sisa-sia. Saat aku akhirnya menemukannya, aku terjebak dalam situasi yang tak terduga.

Seorang pria berbaring tidur di bangku. Aku mendekat karena pencahayaannya tidak cukup terang, tapi cukup yakin itu adalah si orgil. Apa, kenapa dia tidur disini? Semangat berkelahi yang terbangun di dalamku anehnya mereda, dan energiku menghilang. Bahkan saat aku menunduk melihat wajahnya, dia tidak bergerak dengan pengecualian bernapas, seolah-olah sedang tertidur pulas.

Tanpa menyadarinya, aku melihat sekelilingnya. Dia tidak menyembunyikan kamera dan mengujiku lagi, kan? Tetapi, hanya angin dingin yang menyejukkan menempati atap yang gelap. Tempat kosong sama seperti lobi. Tetapi anehnya, tidak terasa kosong. Perasaan dipenuhi dengan sesuatu yang tak diketahu. Aku menundukkan pandangan dan menatap pria yang membuatku merasakan hal itu. Satu kaki ditekuk dan menyentuh bangku, tapi kaki satunya menggantung dan keluar dari bangku.

Bagaimana dia tidur di posisi yang tidak nyaman seperti itu. Saat keterkejutanku menghilang, tatapanku pindah ke wajahnya dengan pikiran pertama yang muncul. Itu adalah satu-satunya kesempatanku untuk mengamatinya ketika dia tak berdaya, tapi wajahnya yang selalu tersenyum mengerikan dan membuatku tidak nyaman terlihat berbeda saat tidur. Kalai dipikir-pikir, dia cukup tampan. Saat kami pertama bertemu, aku salah mengenalinya sebagai selebriti. Aku menunduk pada wajahnya seolah-olah baru melihatnya pertama kali, dan untuk sesaat berpikir, 'Huh?' dan sesuatu muncuk di kepalaku.

Aneh. Kenapa rasanya aku pernah menunduk melihat wajahnya dari atas sebelumnya? Aku menolehkan kepala dan melihatnya lebih teliti. Lalu perasaan samar itu menjadi lebih kuat. Rasanya memang seperti aku pernah mengalaminya...

Tap.

Heuk!

Tiba-tiba, sesuatu memegang pergelangan tanganku seperti jeratan. Aku segera mengangkat tubuh bagian atasku yang setengah ditekuk, tapi aku tidak bisa menahan tarikan yang kuat, jadi aku langsung ditarik ke bawah. Untungnya, aku menaruh tanganku yang bebas di belakang bangku sebelum jatuh konyol di depannya.

Bedebah ini, seperti yang diduga, dia tidak tidur, kan?

Campuran malu karena ketahuan menatapnya dan kemarahan karena ditipu membuat wajahku memanas.

"Lepask..."

Lepaskan aku! Kata-kata itu seharusnya keluar dari mulutku saat aku berjuang melepaskan tangannya, tapi tidak bisa keluar saat aku melihat si orgil memegangku sambil berbaring. Matanya masih terpejam. Lalu, sambil mencoba menarik pergelanganku lagi, kelopak matanya terangkat perlahan. Matanya yang kabur mengedip beberapa kali, seperti seseorang yang baru saja bangun lalu terfokus padaku.

"...rupanya kau?"

Aku terkejut oleh pertanyaan bersuara serak seperti setengah terbangun, dan tangannya kehilangan kekuatan. Jadi dia merasakannya saat tertidur dan meraihku secara insting? Sambil bertanya-tanya apakah bajingan ini adalah monster, dia perlahan bangun dan berdiri. Dia masih memegang pergelanganku, jadi aku melangkah mundur dan menggoyangkannya, tapi suara datar menghentikan gerakanku lagi.