teror

15 1 0
                                    

Setelah selesai mengurus pemakaman Restu, anak-anak anggota inti Xyzira pun kembali ke markas, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa orang dibalik ini semua? Siapa lagi musuh Xyzira? Pertanyaan tersebut seolah olah tengah menari-nari di pikiran semua orang yang ada di markas,

"Siapa lagi yang musuhin kita?" tanya Devano membuka suara,

Semua mata pun tertuju pada laki-laki ber alis tebal itu, "awalnya gue mikir itu Lionway, soalnya pas kemarin tawuran, cuma ada 81, harusnya kan 82," jawab galang memijat keningnya,

Faren pun mengernyit, "tapi almarhum bilang kalo itu bukan anggota Lionway, gue juga liat sekilas dia pake pakaian full item, mukanya ditutup. Tapi kaya cewe gitu," jelasnya.

Semua pun kembali ke pikiran masing-masing, "aku inget, kemarin aku ada tepat di samping almarhum sebelum Faren neriakin aku karena ada yang mau mukul, terus aku lari, ga lama Abang teriak, apa jangan-jangan....." tutur Azzura digantung seraya memasang raut wajah cemas,

Semua mata menyorot Azzura penasaran, "jangan-jangan apa Ra?" tanya Faren penasaran,

Azzura masih terdiam seraya memandang wajah anggota Xyzira satu persatu, "jangan-jangan itu mantan Bang Satria, dan sebenernya dia mau nyelakain aku, tapi malah kena Bang Restu," jawab Azzura beberapa saat setelah memandangi wajah mereka,

"Kalo beneran, berarti aku yang udah bikin Bang Restu gaada," lanjut nya kemudian menangis,

Faren yang berada disebelah Azzura pun menarik tubuh Azzura ke dekapannya dan menenangkan gadis itu, "jangan mikir gitu, bisa aja emang geng motor lain yang ada dendam sama Xyzira," ucapnya seraya mengusap lembut pundak Azzura yang bergetar,

Semua pun mengangguk setuju, "lagian nih ya Zur, misalnya nih, misal, kalo emang dia mau bales dendam sama lo, kita juga bakal bantu lo kok, iya ga guys?" lanjut Ezra ikut menenangkan Azzura,

"Iya dong," jawab lainnya serempak,

Tangis Azzura pun perlahan mereda, "ka-kalian ga marah?" tanya nya dengan suara parau,

Mereka semua pun menggeleng, kecuali Azzura.

Suasana kembali cair, namun tiba-tiba....

_tok tok tok_

Semua pun terdiam menatap pintu markas, di samping pintu utama markas tidak ada jendela, jadi tidak tahu siapa yang akan datang,

"Aku aja yang bukain," ucap Azzura seraya berdiri, dan berjalan menuju pintu,

Betapa terkejutnya Azzura saat membuka pintu yang ternyata tidak ada orang, melainkan sebuah kotak hadiah berwarna biru dengan pita kuning yang melekat di atasnya, Azzura pun membuka isi kotak tersebut dan..... "AAAAAAAAAAA," gadis itu dikejutkan lagi karena kotak tersebut berisi kertas dengan tulisan bertinta merah bak darah yang terukir rapi bertuliskan 'PEMBUNUH.' dan langsung melempar kotak tersebut,

Sontak yang lain pun terkejut bukan main karena teriakan Azzura, mereka pun berjalan menuju Azzura yang berteriak,

Faren yang melihat gadisnya menangis lagi pun segera memeluk dan menenangkan nya, mereka semua sudah membaca tulisan yang membuat sahabat nya itu berteriak dan menangis, "ZURA BUKAN PEMBUNUH!!!" teriak wanita yang ada di dekapan Faren hanya mengangguk meng-iya kan ajakan Faren, dan mereka berdua pun pulang,

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"DASAR ANAK GA GUNA!!!" teriak laki-laki paruh baya kepada gadis cantik ber-netra kecoklatan yang diketahui adalah anaknya sendiri,

'Plak'

Satu tamparan melayang tepat di pipi mulus Azzura,

"Zura salah apa sama om?" ya, gadis tersebut adalah Azzura yang sedang dimarahi habis habisan oleh papanya, dan yang membela gadis tersebut adalah Faren, sahabatnya.

"Diam kamu, tidak usah ikut campur urusan saya dan anak ga berguna ini!!" sarkas Bayu seraya membulatkan matanya kepada Faren,

Azzura hanya menangis Sesegukan di pelukan Lira,

Rumah Azzura terlihat seperti kapal pecah, sangat berantakan akibat ulah Bayu yang mengamuk,

Sejak kematian Satria beberapa tahun lalu, a berfikir Azzura lah yang telah membuat anak laki-laki nya meninggal. Sejak saat itu, Bayu menjadi sangat membenci Azzura. Sebelumnya, Bayu sangat meratukan gadis itu,

"Tau apa kamu tentang anak saya?!" bentak Bayu kepada remaja laki-laki itu,

"Saya tau semua tentang Azzura om! Saya yang selalu dengerin Azzura cerita. Om dimana saat mami Lira sama down?!" bentak Faren mengeluarkan semua unek-unek yang ia pendam selama ini.

Kata kata Faren langsung membuat Bayu terdiam. Sementara Azzura? Lidahnya sangat kelu untuk berkata, Lira pun hanya diam dan masih memeluk putri nya yang masih syok akibat kemarahan ayahnya.

Karena merasa kalah dan malu, Bayu pergi meninggalkan rumah megah Azzura. Kemudian, Lira pun mengantar putrinya ke kamar, sedangkan Faren kini tengah memungut satu persatu pecahan kaca yang beberapa menit yang lalu dilempar ke sembarang arah oleh tangan kekar Bayu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Tasbih dan Kalung SalibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang