semua dibuat panik didengarnya lagi suara-suara rintihan mengerikan dari arah luar, Kenapa mahluk itu bisa sampai keatas sini?? Apa mereka bisa memanjat? Gawat, Apa mereka serba bisa?Dentakan kaki datang dengan dekat-Dan semakin dekat
"ambil benda apapun yang dapat dijadikan senjata!" seru Kansa tiba-tiba
membuat mahluk yang di luar semakin sensitif dan mencoba mendobrak masuk kedalam.Kansa mengambil sebuah kursi setelah membuka lebar-lebar pintu kamarnya,
Mahluk yang disana sudah masuk kedalam kamar, Membuat para gadis histeris.
Wanita itu menghantam berkali-kali mayat hidup tersebut menggunakan kursi yang ia pegang, Namun, sebuah kursi saja tidak cukup untuk membunuh monster ini.
Karna itu, Zena mengambil gitar yang ada disekitar sana, Menyerahkannya pada Kansa, Untuk membuat wanita itu mengambil alih senjata berat nyasetelah dirasa mahluk itu berhenti bergerak, Semua bergegas mengunci rapat-rapat pintu, Jendela dan semua yang ada dirumah itu,
"Cari laptop hitam, lalu bergegaslah masuk ke kamar Kira dilantai bawah."
Titah nya sekali lagi. Untungnya dirumah itu hanya ada satu mayat hidup tadi yang berkeliaran dirumah ini sendiri.
setelah mengotak atik rumah dan mendapat Laptop hitam yang tadi dimainkan, Juga tiga buah senter darurat, Semua segera berkumpul dikamar Kira sesuai yang dijanjikan."Orang tua kita tidak dapat dihubungi. Kakak, Bagaimana jika aku coba Telepon Hans saja?" ujar Kira pada kakaknya Kansa, Yang tengah menggali informasi mengenai para mayat hidup kanibal yang saling memangsa satu sama lain.
"Ya, Ide bagus, Coba telepon Hans, atau siapalah yang dapat membantu kita."
Sarannya pada Kira, Hans adalah paman dari Kansa dan Kira, alias adik dari Ibu kedua saudari ini, Hans adalah orang yang bertanggung jawab jadi pantas saja jika Ibu mereka sering mempercayakan Anak-Anak pada Hans,
Meski Hans masih tergolong mahasiswa
Kuliahan.Namun peluang bantuan yang diberikan Hans cukup kecil kali ini, karna Keadaanya nya yang Genting, Dan juga, Hans ikut menengok Adik Kansa dan Kira di Rumah sakit marliana. sekalian menjaga beberapa sepupu Kira.
"Kakak! ini berdering!" Timpal Kira pada kakak nya
"Bagus, Tetap pegang ponsel mu pada apapun yang Terjadi.
Persiapkan diri kalian semua, kita akan beraksi." tuturnya membuat semua orang bereaksi dengan muka pucat.Ada empat Orang yang ikut disini, tapi senter yang ada hanya berbuah tiga biji. sementara semua ponsel harus dihemat-hemat dengan daya sekecil apapun.
Dengan begitu, Kansa membagi senter-senter ini, senter Listrik dipegang oleh Kansa karna Ukurannya
yang lebih lebar, Senter darurat dipegang oleh Dalwa, Dan senter LED yang lebih kecil menjadi milik Kira.
Dengan begitu Kira menyerahkan Ponsel miliknya yang masih terus dibiarkan Menelfon Hans, Untuk habis pertama kali dan dipakai senter oleh Zena. Berjaga jaga dengan membawa barang, semua diberikan Tas kemah (Tas dengan ukuran lebar) masing-masing untuk keadaan Darurat.terbiasa bermain Game dengan para mayat hidup, Kansa memimpin lebih dulu,Karna diantara kami hanya dia yang paling tau tentang mereka semua, Entah itu tentang berapa sensitif nya mereka terhadap suara? Atau mereka buta melihat dimalam hari?
Yang jelas tujuan kami kali ini Hanya mencari Hans dan yang lain,
Zena terus bergetar sedari tadi, merasakan itu, Dalwa segera mengaitkan kupluk Hoodie milik Zena sendiri pada nya. "Jangan takut Zen, sementara kita tidak membuat keributan mereka semua taakan mungkin memakan kita." bisik Kansa berjaga dari belakangKetegangan dimulai, para mayat hidup ini tak menyadari keberadaan mereka semua, Semua berkat Ide dari Zena sendiri untuk melumuri pakaian kami dengan Darah mayat hidup yang tadi terbunuh,Sehingga aman tak tercium bau Manusia diantara kami satupun.
"Hey Kansa, Apalagi sekarang?" jujur Dalwa yang bosan dengan Permainan putar balik dengan Para zombie diluar Ruangan.
"Setelah jalan Yang ini, kita semua belok ke komplek warga yang disebelah kanan." Jelas Kansa sambil masih berbisik,
Semua berbelok spontan, Membuat Zena panik takut Tertinggal, hingga dia tak sadar sebuah kursi tepat menyeka di depannya, Zena jatuh terduduk membuat Para zombie taralih dan sadar jika Zena sebagian dari manusia.Menyadari jika Zena jatuh tertinggal dan tengah ditandai Zombie membuat Kansa panik, Wanita itu menarik kupluk Hoodie putih milik Zena lalu membawanya kabur berlari seperti seekor anak Kucing besar.
Melihat para zombie berdatangan, Juga Kansa dan Zena tengah kabur berlari membuat Dalwa dan Kira ikutan berlari.Dalwa menuntun Mereka bertiga ke salah satu Rumah warga terdekat, Setelah ada dirumah, Dalwa menahan Pintu keluar dibantu Kira dan Kansa.
Menyaksikan kedua temannya yang kesulitan membuat Zena sadar harus melakukan sesuatu, Zena melihat Pistol sejenis Revolver disebelah Kursi diatas Meja ruang depan
"MENYINGKIR." pekik Zena menodongkan pistol kearah Pintu depan dengan bergetar tak mulus.
dengan Zena menghitung satu sampai tiga Untuk memperingatkan sepupu-sepupu nya segera menyingkir.
setelah ada pada Hitungan ketiga semua Gadis ini segera menghindar membiarkan pintu Terbuka dan Zena membunuh satupersatu Mayat hidup disini.
Gagak beterbangan begitu Zena menarik berkali-kali pelatuk pistol dengan seimbang dan tepat sasaran, mengulur waktu bagi para sepupu nya untuk kabur Kebelakang bagian rumah,
Kansa segera datang kembali tidak lupa membawa Zena karna gadis ini Tidak terkendali dan terus menerus menarik pelatuk pistol dengan Tak stabil lama kelamaan, Setelah ada pada Tembakan keenam Zena berhenti menembak menandakan dia kehabisan Peluru.Kansa dan Zena segera Tiba menyusul Dalwa dan Kira didalam Rumah Nenek Kakek Kansa dari sini
"Bagaimana?" Tanya Kansa dengan Nafas yang tersenggal setelah menutup pintu dan Menurunkan Zena yang sedaritadi Ada di pundaknya"Sudah kubilang sia-sia kita kemari! Mereka semua ada di Rumah sakit Marliana menengok adik kita Araskan!"
Kira menunjuk nunjuk Kakaknya Kansa pertanda menyalahkan
"Tidak masalah,Bukan nya kita dapat beberapa senjata dari perjalanan ini?" Ucap Dalwa menunjukan pistol Glock dilengan kanannya beserta tiga set peluru dilengan Kirinya, Hasil yang dia temukan ditempat Warga tadi.
"Kau yang menemukan Pistol itu, kau juga yang memilikinya." keluh Kira kesal."Hanya Dalwa yang memiliki Senjata disini sekarang." Ungkap Kansa pasrah.
"Huh? Bukankah Zena juga menemukan Pistol Revelover?"
"Pistol Revelover hanya memiliki 6 peluru disetiap setnya, kecuali jika-"
Potong Kansa yang kaget melihat Zena mengeluarkan satu Dus kecil peluru Pistol Revelover dalam Sakunya"Aku tadinya cuma mengambil ini dirasa perlu, Rupanya ini juga peluru ya?" Jujur nya polos.
"UWAH! Lihat aku menemukan apa!" seru Kira kegirangan dengan Hasil temuannya
"Benar juga, aku Baru ingat kakek Menyimpan pistol sejenis flinlock dalam lemari kamarnya." Celoteh Kira baru mengatakannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER PLACE
Abenteuerbertahan hidup bersama ratusan zombie, dan kita hanya memiliki satu sama lain untuk hidup? nyatanya karna terus berundung semua masalah terjadi. Apa kita bisa kompak demi kelangsungan hidup?