PERTIKAIAN

15 2 0
                                    


    "Ayah akan pergi lagi untuk adikmu," ujar sang ayah sambil mengemasi suatu tas, yang berisikan pakaian, cemilan, dan perlengkapan lain.
     "Kalo tidak salah ada beberapa sepupu-sepupumu di rumah sakit. Kira,mau mampir sekalian menyapa mereka?"ajak sang ayah berhenti merapikan tas, tak lama, orang yang dipanggil menggeleng menolak.
    "Ayah, sudah ada sepupu-sepupu ku disini." tunjuk Kira pada dua sepupunya yang fokus memperhatikan salah satu saudari perempuannya bermain game petualangan yang cukup populer di laptop andalannya

    "Kalau begitu tolong jaga Rumah, ayah dan ibu akan tinggal dirumah sakit sementara." ujar sang ayah pada kakak perempuan Kira yang hanya mengangguk-angguk sempoyan.
  Pria itu lalu pergi menyusul si adik, yang kadang sakit-sakitan hingga perlu dirawat inap beberapa hari dirumah sakit.
Empat orang gadis dalam satu Rumah terpencil cukup berbahaya, jadi mengerikan juga untuk dibayangkan seorang penyusup datang menyadap atau apalah yang terjadi

   Kira ada dikursi meja tengah, sedikit bermain ponsel dan menulis.
Sementara kakak nya kansa. Dan dua sepupunya yang tengah menginap, Dalwa dan zena terlalu fokus menatap layar laptop daripada memperhatikan keadaan sekitar, hingga suatu yang menakutkan mungkin terjadi sekarang.
TIK!

Lampu dirumah tiba-tiba padam karna
terjadi pemadaman listrik, dampak negatif terjadi karna cuaca tengah tidak hujan, namun dampak positif masih berkelanjutan karna Rumah-Rumah lain juga ikut mati.
Jadi mungkin ini cuma pemadaman listrik biasa?

Zena yang kaget sedikit tersentak, namun dari arah berlawanan Kira segera datang dengan membawa sebuah ponsel dengan sorotan senter di lengan kirinya.

  Kekecewaan datang dari semua yang ada disana, lampu mati. Jadi kita tidak bisa lanjut bermain. Tidak ada internet!
"semua, berhenti mengeluh. Cepat sorot
stop contact dari belakang sana." titah sang kakak memimpin
namun sebelum sempat melakukan itu, semua mendengar suara bising dari    
  gerbang depan, sekali, dua kali       terhitung delapan kali terdengar suara   seperti orang yang tengah mendorong-dorong gerbang depan dengan kasar.

   "Apa yang terjadi diluar sana?" semua orang berhenti berbicara, keheningan terjadi, namun semakin dibiarkan semakin kuat pula orang dari luar mendorong-dorong gerbang.
"Akh sialan, Kira, pergi periksa diluar sana. Biar dalwa yang mengurus ini. "
Timpal wanita itu, Kira memberikan ponselnya pada Dalwa.
Namun dia masih Ragu-Ragu mengechek keluar sana.

  "Kau yang memeriksa zena." Lempar gadis itu pada sepupu nya yang lain.
"Apa harus aku? Bukankah kau yang disuruh. " protes nya tak terima.
"Lakukan, karna aku akan menyalakan stop contact lain diatas." adu nya tak mau kalah.

  Dengan mengalah gadis itu segera mengambil ponsel miliknya, menyalakan Tombol senter  benda itu, lalu mengechek keluar sana.

   ketika ada didekat gerbang depan, Zena langsung terjatuh dan membelalak kan kedua matanya, setelah menyorot lebar apa yang terjadi didepan gerbang.
Mendengar teriakan zena, Kira spontan bergerak menghampiri apa yang terjadi

Namun alih-alih menenangkan sepupunya yang terduduk lemas, gadis itu malah ikut terpojok melihat dengan jelas, satu hingga tiga orang pria dengan rupa manusia bersama dengan pakaian yang bersimbah darah, wajah yang remuk, dan rupa seperti mayat hidup. mereka Terus menyerang
Gerbang depan dengan tak waras!

   Karna Zena terkena serangan panik, gadis itu tak dapat menggerakan tubuhnya yang lemas. karna gadis itu terus diam, Kira menarik kupluk hoodie milik Zena, terus menerus hingga menyeretnya masuk kembali ke rumah dengan selamat.

Kira membanting pintu, lalu mengunci Rapat-Rapat pintu di hadapannya.
Karna kebingungan dengan sikap Kira dan wajah syok Zena, Dalwa dan kansa ikut panik.

"d-darah.." Lirih zena dengan pikiran berkecamuk, mengingat gadis itu phobia besar pada Darah.
"Apa yang kalian temukan diluar?"
Tanya dalwa keterangan.

Tiba-Tiba kansa menjatuhkan ponsel miliknya yang ia pegang ketika melihat keluar jendela, spontan dalwa ikut memeriksa..

 
Semua berlarian ke lantai atas Dengan membawa ponsel masing-masing untuk saling menyorot, ketika sampai dibalkon semua gadis itu terkejut setengah mati, menyaksikan para mayat hidup memenuhi jalanan sepenuhnya, semua berlari kekamar kansa yang ada tidak jauh dari balkon,

  Dalwa mendorong meja sebagai penghalang, dan kansa cepat-capat menutup gorden jendela.
"sebenarnya apa yang terjadi??" tanya Dalwa ketakutan.
dengan nafas yang masih tersenggal Kira mencoba menjelaskan :
"Para orang itu adalah mayat hidup, aku tidak tau kenapa mereka seperti itu. Tapi aku melihat salah satunya memakan satu sama lain!" jelas Kira merinding

  "jadi ini penyebabnya kenapa sinyal, listrik dan energi buatan lain mati."
Gumam kansa memperhatikan berapa hancurnya ponsel miliknya.

"Telepon.., Telepon yang lainnya!" seru Dalwa tiba-Tiba pada kansa.
semua lalu menelpon keluarganya dengan harapan. Sayangnya tidak ada satupun dari mereka yang mengangkatnya.
"bagaimana dengan lantai bawah?? kau tidak menguncinya kan kira??" celutuk Dalwa pada Kira

"Tentu saja tidak karna aku panik! Kau sendiri tidak terpikir untuk membawa makanan kan?!" serunya tak mau kalah
semua orang malah bertikai satu sama lain.
Mereka kehilangan harapan dan terbawa emosi,
Saling menyalahkan satu sama lain, benih kebencian tumbuh diantara mereka, perdebatan pun semakin dalam sehingga mereka lupa dengan pintu arah balkon yang tadi nya tak tertutup.

ANOTHER PLACE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang