1,8

1.5K 54 3
                                    

Sekarang jam menunjukan pukul 6 pagi. nalen tiba tiba terbangun dari tidur nya dengan jenan yang masih tertidur nyenyak. entah mengapa nalen akhir akhir ini merasa jika jenan akan meninggalkan nya. tapi pikiran itu terus ia singkirkan, karna tidak mungkinkan jika jenan akan meninggalkan nalen?

walaupun nalen terus menepis pikiran itu ada saja air mata nya yang keluar dengan deras, nalen benar benar pasrah kali ini. dengan keluarga mereka yang menjadi musuh, tidak ada lagi kemungkinan jenan dan nalen akan bersatu kembali. nalen sangat takut.

kali ini tangisan nalen tidak bersuara, dan biasanya tangisan yang tidak bersuara adalah tangisan yang menyakitkan, dan itu benar. Nalen sangat merasakan sakit itu, dada nya juga sangat sesak di tangisan kali ini.

nalen beranjak turun dari kasur yang ada di ruangan rumah sakit itu untuk pergi ke toilet. nalen tidak tau ia harus bicara lagi ke siapa. yang ada di pikirannya hanyalah saga, tapi tidak mungkin kan jika ia bercerita hal ini kepada saga? ntah.

sesampai nya di toilet, nalen langsung mengurung diri nya di salah satu ruangan di toilet. Nalen hanya memikirkan bahwa mulai saat ini nalen harus menjauhi jenan, dan move on dari jenan. Tapi ia tau jika ia takan bisa lepas dari jenan.

"ssh nalen harus ap hiks ss" nalen

"nalen cape hiks hiks" nalen terus menangis sampai ia rasa tangisan ini sudah cukup.

ponsel yang ia taruh di saku celana nya berdering, itu tetangganya.












Tetangga nalen, bu irene 31 th

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetangga nalen, bu irene 31 th

"bu irene ngapain nelpon?" nalen mengangkat telepon dari tetangganya itu.

"halo buu? Ada apa ya?" nalen

"kamu habis nangis? ini bunda kamu nitip in pesan ke ibu na" bu irene

"engga nangis kok buu, Pesan apa bu, kenapa ga langsung kasi tau ke saya?" nalen

"emm, yang sabar ya na, bunda kamu bercerai dengan papih kamu, saya juga sering denger mereka berantem, kata nya juga bunda kamu gamau langsung tau kamu karna ga sanggup ceritain nya, jadi dia nitip in pesan ini ke saya, bunda kamu pulang kampung juga katanya, maaf ya na, kamu kuat kuat ya?" bu irene

"b-bu? shh terimakasih ya bu, kalau begitu saya tutup telepon nya, sekali lagi terimakasi" nalen

Tuuutt



"hiks hiks, tuhan... kenapa.. kenapa harus nalen hiks ssh" nalen menangis kembali, dada nya sangat sesak, sakit.

"nalen tidak tahan lagi hiks"












"euungg, nalen?" jenan terbangun dari tidur nya, namun tidak ada nalen di samping nya.

jenan sangat khawatir, ia memutuskan untuk beranjak dari kasur nya sembari membawa infusan. ia melihat keluar juga tidak ada nalen, jenan melewati toilet untuk ke lantai bawah menggunakan lift, namun jenan mendengar tangisan sedu yang ia kenali. Itu tangisan nalen.

Jenan mengetuk pintu toilet yang ia rasa di dalam nya ada nalen.

"nana, sayang" panggil jenan sembari mengetuk pintu toilet tersebut.

nalen yang sedang berada di dalam toilet tersebut lantas terdiam, jenan? jenan keluar dari kamar nya.

nalen langsung menghapus air mata yang ada di pipi nya lalu keluar dari toilet tersebut.

"jenan, kamu ga bole di sini, ayo kembali ke ruangan rawat mu" nalen memegang tangan jenan dan membantu jenan berjalan pelan pelan.

"kamu kenapa nalen? ada masalah? Cerita sama jenan sini, aku tau kamu habis nangis tadi" jenan yang sudah bersender di ranjang pada ruangan rawat nya menanyakan kepada nalen mengapa ia menangis tadi?

"kita udahan ya jenan?" nalen

"nalen, kenapa si, aku ga suka kamu tiba tiba bilang begitu tanpa ceritain masalah nya dlu" tegas jenan

"orang tua kita ga ngasi restu, aku cape, orang tua ku juga udah ga lengkap, udah ya? aku ga pantes buat kamu" jelas nalen pasrah

"g-ga lengkap?" jenan memegang kedua tangan nalen sekarang.

"bercerai, jelas kan? aku ga pantes buat kamu" nalen

"nalen.. kita bisa lalui ini bareng2 oke? Jangan langsung menyerah kayak gini" jenan menatap nalen dengan berharap nalen mau melewati ini bersama nya.

"really?" nalen

"yess, sabar oke?" jenan memeluk nalen dengan erat, sekarang nalen sedang di pangku jenan.

































nalen, aku gabisa janji bahwa aku bisa bareng terus sama kamu, maaf.
- jenan














aku janji aku akan bersamamu terus jenan, janji.
- nalen















































tbc.
beautiful story isn't it?

vote for next bab.


Mianhae bab kali ini pendek banget sksk 🙏🏻🙏🏻

SEXY PHOTOSHOOT 🔞 || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang