ㅤHari ini Lireah, Rotxo, Ao'nung dan lain nya bersepakat untuk mengikuti Lo'ak yang ingin bertemu dengan Payakan secara diam diam.
Mereka bersembunyi dan menyaksikan Lo'ak yang berkomunikasi dengan Payakan lalu masuk kedalam mulut Tulkun itu.
Ketika Payakan menutup mulut nya, Neteyam hendak mendatangi namun segera di tahan oleh Kiri. "Jangan! Lo'ak akan baik baik saja disana."
Setelah itu mereka semua kembali ke desa, namun entah bagaimana mereka di minta mengikuti Ronal kedalam marui nya untuk menghadap Tonowari.
"Kalian membiarkan ini!"
"Kalian membiarkan nya berteman dengan makhluk yang di asingkan!" pekik Ronal memarahi kedua anak nya, termasuk Lireah.
Ia beralih menatap Lireah. "Aku selalu menaruh kepercayaan pada mu, Lireah. Namun kali ini kau mengecewakan ku."
Lireah menunduk, air mata sudah membasahi kedua pipi nya. "Maaf," lirih nya.
"Aku akan memberitahu hal ini pada ibu mu." kata Ronal, membuat Lireah terbelalak kaget.
"Bibi–" Lireah memilih untuk tidak melanjutkan perkataan nya karena Ronal sudah menatap nya tajam.
"Tsireya." panggil Tonowari. "kau mengecewakan ku, putri ku." lanjut nya membuat Tsireya menggeleng, berusaha menahan tangis nya.
"Dan kau.. putra ksatria hebat yang sudah diajari dengan baik." Tonowari menunjuk Lo'ak namun pemuda itu segera menyangkal nya.
"Payakan telah menyelamatkan nyawa ku, sir. Kau tidak mengetahui diri nya!" kata Lo'ak membela Payakan.
"Duduk." Perintah Tonowari pada mereka semua dengan tegas. "Dengar kan kata ku, nak."
"Pada hari lagu pertama Tulkun saling menyerang, berebut wilayah dan demi pembalasan."
"Namun mereka segera menyadari bila membunuh.. apa pun pembenaran nya, akan menyebab kan pembunuhan lebih banyak lagi."
"Jadi semua pembunuhan dilarang, ini adalah aturan Tulkun. dan Payakan merupakan seekor Tulkun pembunuh, maka.. dia di asingkan." jelas Tonowari panjang lebar.
Lo'ak menggeleng. "Maafkan aku sir tapi kau salah, Payakan bukan lah pembunuh."
"Lo'ak! kau berbicara dengan Olo'eyktan." tegur Neytiri.
"Aku tahu yang– "
Jake langsung memotong perkataan nya. "Sudah cukup!" ia berkata dengan tegas.
"Aku tahu yang ku ketahui." lanjut Lo'ak.
"Sudah cukup. Biarkan aku mengurus anak ini," ia menarik paksa Lo'ak dan membawa nya pergi dari sana.
Lireah kembali ke marui nya dengan perasaan gelisah, ia tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
"Apa itu benar, yang dikatakan Ronal?"
Lireah berbalik dan melihat ibu nya, Yves, yang sedang berjalan kearahnya.
Ia perlahan mengangguk dengan raut wajah sedikit panik. "Ya.. itu benar." kata nya pelan.
Yves menghembuskan nafas kasar dan meletakkan kedua tangan nya di pundak Lireah.
Wanita itu pun menceramahi nya habis habisan.
● ● ●
Rotxo mendengus kesal. "Ini semua salah anak itu." kata nya menyalahkan Lo'ak.
Tsireya yang mendengar itu tentu saja tidak terima. "Kenapa kau malah menyalahkan nya?"
"Apa kau marah?"
Tsireya menggeleng. "Tidak. hanya saja, kau tidak boleh menyalahkan orang lain seperti itu. Ini juga salah kita."
Ao'nung bangkit dari duduk nya dan menatap Tsireya heran. "Apa kata mu, salah kita?"
Dia kembali membuka mulut nya hendak mengatakan sesuatu, tetapi Lireah segera menyela.
"Kita telah membiarkan Lo'ak berteman dengan makhluk yang di asingkan, Ao'nung. "
Ao'nung berdecih. "Itu adalah urusan nya. Jika suatu saat dia di lahap oleh– "
Plak
Lireah memukul tengkuk Ao'nung sedikit keras sebelum dia berhasil melanjutkan kalimat nya. "Awh!"
Tsireya dan Rotxo menahan tawa mereka. "Terimakasih sudah mewakili"
Note : aku kehabisan ide pls
anw janlup vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐈𝐑𝐄𝐀𝐇, Avatar
Fanfiction【 discontinued 】 ❝ The way of water has no beginning and no end. The sea is around you and in you. The sea is your home, before your birth and after your death. . . ❞ 𝘀𝘁𝗮𝗿𝘁 : 23/01/23 𝗲𝗻𝗱 : - ©𝐅𝐋𝐎𝐑𝐀𝐓𝐑𝐀𝐈𝐋