Ini bukan seperti cerpen atau novel novel diluar sana yang suasana pagi di sambut dengan kicau burung,pagi nya badai di tandai dengan adu mulut serta bunyi barang pecah belah terbang kesana kemari. Ia malas akan bangkit dari baringannya.
"Bisa gak si,pagi pagi gak usah bikin telinga tetangga tuli!!" Bentak badai sambil menggendong adik perempuannya yang tengah menangis di rangkualannya.
"Anak kecil kaya kamu gak tau apa yang bunda rasain! Kenapa gak sekalian aja kalian bunuh bunda ini hah!" Sebilah pisau di todongkan kearah badai dan sosok pria berjas hitam.
"Udah bun! Adek takut!" Badai hanya bisa mengelus kepala adik nya.
"Ingat ya! Saya bakal mengambil rumah ini suatu hari nanti! Dan kalian? Ya kalian akan menjadi gelandangan!"
"Pria bajiangan! Pergi sanah yang jauh! Gak usah lagi kembali walau hanya aroma mu saja! Dasar pria tak diuntung!"upat sang bunda sembari melempar sebuah wajan.
Badai menutup telinga adik nya,sembari ia masuk kesebuah ruangan berlatar pink. "Udah gak papa ya de,ayok kakak beliin kamu coklat di warung" adiknya hanya bisa mengangguk tanda setuju.
Saat keluar dari ruangan,terlihat didalam rumah tak ada seorang pun,mereka langsung berjalan pergi.
"Eh badai, bawa langit juga toh? Mau beli apa?"
"Ini si langit mau coklat" elus tangan badai ke kepala adik cantik nya itu.
Sambil adik nya memilih jajanan apa yang dia mau,badai memasukan beberapa roti ke dalam katong kresek. "Udah de?" Badai menyodorkan katong kresek setengah penuh itu "udah ka,ini aja lagian langit belum makan sama gosok gigi, takut nanti ada nenek sihir yang ambil gigi langit hihihi" meringis nya memperlihatkan gigi gigi kecil yang tak tersentuh noda kuning bahkan hitam.
"Ini aja tan,berapa?" saat badai ingin mengambil beberapa lembar uang dari saku celannya " eh ini Tante aja yang belanja,uangnya disimpen aja."
"Makasih banyak ya Tan"
"Langit,kamu dah makan belum?kalau belum,Tante masak SOP pake bakso loh."
"Wahhhhhhh pasti enak tuh tante"
"Iya dong,ayok sinih masuk makan sama tante sama ka badai." Sembari memegang tangan langit tante santi tersenyum ke badai "badai kayanya gak usah deh ,makasih. Oh ya tan langit,badai jemput langit jam 3 ya.Tanpa menunggu jawaban dari sang tante,badai beranjak pergi.
Gavariel Badai
Langit Magelanic
KAMU SEDANG MEMBACA
Badai Milik Si Badai
Teen FictionGavariel Badai, Manusia dengan miliyaran cara membahagiakan orang lain