Malam ini langit hitam, gemerlapnya habis berpindah pada pemilik netra yang menatap jalanan penuh oleh pengendara. Entah sudah berapa gulungan tembakau dihabiskannya tanpa merasa sesak. Napasnya sudah habis, oksigen yang seharusnya mengisi paru-parunya sudah menjadi kepemilikan orang lain. Kehilangan jennie tidak hanya meruntuhkan dunianya tapi juga mimpinya. Lukanya terlalu dalam untuk disembuhkan.
###
Cintanya dirampas. Jennie tidak sempat mengucapkan perpisahan pada belahan jiwanya. Orang tuanya menghancurkan mimpi dan dunia jennie dengan menjodohkan anak semata wayangnya pada pengusaha kaya raya untuk menutupi hutang dan kerugian perusahaan yang bukan sama sekali tanggung jawab jennie.
Rasanya ingin mengakhiri hidupnya saja. Jennie rusak luar dan dalam.
— 5 tahun kemudian
"Baik bu, akan segera saya reach out untuk pengisi pameran bulan depan" ucap salah satu karyawan perusahaan besar yang sedang mengadakan rapat itu.
Jennie menyudahi rapat siang hari itu dengan rasa lelah. Pameran yang akan diadakan bulan depan tidak semudah yang dikira, acaranya sempat diundur cukup lama karena pelukisnya harus melakukan perobatan di luar negeri.
Sesampainya di apartemen, jennie langsung membersihkan badannya yang terasa lengket. Setelah dirasa bersih, jennie segera memasuki kamar yang penuh dengan boneka dan istana yang berserakan di lantai.
"Hai, udah tidur ya nak?" Tanya jennie pada anaknya yang sudah merajut mimpi
"Hari ini Ara ngapain aja sayang? Main kemana aja tadi? Makannya enak gak?" Jennie menanyakan berbagai pertanyaan tanpa menunggu balasan dari anaknya. Di usap ya penuh sayang rambut balita berusia 3 tahun itu. Setelah merasa cukup melihat ara tidur dengan nyaman, jennie segera bangkit dan masuk ke kamarnya. Dibukanya jendela kamar miliknya, angin malam memeluk tubuh mungilnya, seolah mengirim sejuta rindu dari seseorang disana.
Jennie merasakan rindunya yang tidak pernah berubah sejak 5 tahun yang lalu. Jennie tidak pernah tidak mencari sosok yang masih menjadi belahan jiwanya. Jungkooknya pergi.