Rumah

26 1 0
                                    

Kau buka lembaran kertas putih,
penuh comotnya.

Lipatan demi lipatan, kau buka.

Lakaran rumah kau terbentang di atas meja di ruangan tamu aku.

Kita memandang lakaran itu bersama.
Jari telunjuk kau menunjukkan setiap ruang yang ada di lakaran itu.

Ruang bilik tidur utama,
kertasnya terkoyak dua.
Tapi masih ada ruangan lain kecil tapi mencari sempurna.

Ruang kecil itu ada jiwa yang terpenjara.
Jiwa yang mencari makna atas makna.
Bersamanya dipeluk erat taufan kecelaruan.
Nilai kasih itu adakalanya disukat tanpa sedar, adakalanya tanpa rela.

Pokok kecil di dalam lakaran tersebut seumpama lebih berjiwa.
Kucing, nyamuk, lalat semuanya kelelahan.

Kata ku:
"Nah pita pelekat, sambungkan kembali halaman yang terkoyak dua tadi, dengan tangan kau sendiri, kau ada kuasa."

KauWhere stories live. Discover now