part 1

21.4K 600 3
                                    

Part 1 (first meet)

Chelsea pov

Aku menuruni tangga satu persatu sambil memasang dasi-ku.
"Kebiasaan banget sih masang dasi sambil turun tangga, kalau jatuh gimana" omel kakak-ku kak vano ia mengambil dasi-ku.

"Ih kak vano" sungut-ku kesal lalu mengikuti kak vano ke ruang makan.

"Papa sama mama kemana kak?" tanyaku karena tidak melihat keberadaan kedua orang tuaku di meja makan seperti biasanya.

"Mereka berangkat ke australia subuh-subuh sekali tadi" jawab kak vano yang kubalas hanya dengan anggukan karena sudah tahu kebiasaan kedua orang tuaku.

"Di jemput siapa nanti?" tanya kak vano

"Nggak tahu, fero kali" jawabku sambil mengolesi roti dengan selai cokelat kesukaanku.

"Oh, bilang sama dia jangan ngebut-ngebut bawa motornya" kata kak vano penuh perhatian, ya dia memang selalu perhatian dengan adiknya apalagi adiknya secantik dan terkece seperti aku.

'Tin,,tin,,tin' aku mendengar klakson dengan terburu-buru aku menghabiskan susu-ku dengan cepat.

"Pelan-pelan minumnya" kata kak vano memperingatiku tapi aku hiraukan.

"Aku berangkat kaaak" pamitku lalu berlari keluar rumah takut fero menunggu lama, sebenarnya sih kak vano bisa mengantarku sekolah apalagi sekolah kita sama tapi aku nggak mau cari ribut sama pacarnya yang super bitches itu.

"Hai fero ganteng" sapaku sambil tersenyum lebar.

"Lama banget sih" gerutunya kesal

"Eh elo aja baru sampe 3 menit yang lalu pea dan elo bilang gue lama hah, kalau nggak ikhlas jemput gue mendingan nggak usah deh. Lebih baik gue naik taksi atau ojek aja kalau gini mah" cerocosku kesal sambil berkacak pinggang.

"Iya-iya maaf, udah buru naik nggak usah kebanyakan ngedumel nanti cepet tua elo mau" kata fero yang langsung ku toyor kepalanya. Lalu aku pun menaiki motor besar kesayangannya ini yang langsung fero jalankan.

"Kebiasaan banget sih enggak pake jaket" omel fero sambil membuka kaca helmnya yang kulihat dari kaca spion sedangkan aku tidak memakai helm karena males memakainya terasa berat di kepala lagipula sekolahanku nggak begitu jauh dari rumah hanya 15 menit sampai kalau naik kendaraan pribadi.

"Biarin, udara pagi kan sejuk" kataku menatapnya lewat kaca spion.

"Terserah apa kata lo deh" kata fero lalu menutup kaca helmnya kembali dan aku menyandarkan daguku di bahu kanan-nya, orang-orang yang melihat kami pasti menyangka kalau kami ini pacaran padahal kenyataannya tidak.

***

Aku turun dari motor fero setelah sampai diparkiran sekolah.
"Gue duluan ya, fer" kataku sambil merapihkan rambutku yang sedikit kusut.

"Iya" balasnya, fyi aku dan fero itu beda kelas, fero dan ciko kelas X-3 sedangkan aku dan kevin kelas X-2.
Aku berjalan dengan anggun-nya dipelantaran parkir karena banyak kakak kelas yang sedang nongkrong diparkiran sekolah, mudah-mudahan aja ada kakak kelas tampan yang nanti nyantol sama aku apalagi aku primadona sekolah yang jomblo. Hehehe.
Tiba-tiba saja ada mobil pajero melintas dihadapanku

'Byuurr'

"Shit" umpatku karena seragamku terkena cipratan air hujan dipelantaran parkir dan sukses membuatku malu di depan kakak kelas walaupun mereka tidak menertawakan aku tapi tetap saja aku malu. Ini semua gara-gara pemilik mobil pajero itu.
Aku menghampiri mobil itu lalu mengetuk kaca mobilnya dengan kencang.

"Eeh keluar lo" teriak-ku sambil membersihkan seragamku dengan tisu yang baru saja ku ambil didalam tas.
Kudengar pintu mobil itu terbuka yang sukses membuatku mendongak dan ingin mengomeli pemiliknya itu.

"Eeh elo kalo,,," ucapanku sukses terkunci setelah melihat wajah pemilik mobil nissan itu yang super tampan sehingga membuat mulutku menganga.

"Ada apa?" tanya pria tampan didepanku dengan tampang watados wajah tanpa dosa.

"Eh elo liat ini, seragam gue kotor karena elo tahu gak, Ngendarain mobil nggak bener" omelku sambil menunjuk seragam sekolahku yang basah dan sedikit kotor.

"Tinggal ganti seragam aja ribet lo" katanya dengan santai lalu ingin pergi yang langsung kuhalangi jalannya.

"Elo kali ngomong gampang banget ye, gue nggak bawa baju gantinya bego" omelku kesal.

"Ya itu sih urusan elo, awas gue mau jalan" katanya yang sukses membuat mulutku menganga kembali, dan menyingkirkanku dari hadapannya lalu pergi.

'Dasar cowok sialan' umpatku dalam hati.

***

Aku memasuki kelas dengan wajah super kusut akibat kejadian di parkir tadi membuat mood-ku benar-benar hancur.
Semua teman kelasku menatapku bingung dan terheran-heran melihat penampilanku yang super kusut tidak seperti biasanya yang selalu modis.

"Arrgh ngeselin banget sih tuh cowok sialan" umpatku sambil melempar tasku ke atas meja tempat duduk-ku.

"Kenapa lo? Kusut banget keliatannya. Itu seragam lo kenapa juga?" tanya kevin yang sudah duduk disebelahku.

"Tau ah kesel banget gue hari ini, males ceritanya" jawabku sambil menaruh kepalaku dipundak kevin.

"Aduh gue nggak kuat nih chel" kata kevin yang membuatku langsung mendongak untuk melihat wajahnya.

"Nggak kuat apa? Elo mau pipis?" tanyaku yang langsung dibalas gelengan oleh kevin.

"Terus apa? Mau boker ya lo? Udah sana kekamar mandi jangan sampe boker disini, berabe nanti" kataku lalu mengangkat kepalaku kembali.

"Bukan itu chelsea. Tapi gue nggak kuat ngeliat lo. BH elo keliatan banget tahu. Aduh apalagi gue pria normal, ganti seragam sana kasihan murid-murid cowok disini" kata kevin sambil menutup matanya.

"Gue nggak ada seragamnya. Bukannya dulu kita sering mandi bareng tapi elo biasa-biasa aja tuh ngeliat gue" kataku menyenderkan kembali kepalaku di bahu kevin.

"Dulu kita masih kecil bego. Sekarang kita kan udah besar ya bedalah." kata kevin sambil menjewer telingaku dan membuatku meringis kesakitan.

"Sakit keviiin" jeritku membalas perbuatannya dengan menjambak rambutnya.

"Aduh duh. Iya iya ampun" kata kevin menyerah yang langsung membuatku melepaskan jambakan-ku.

"Udah. Selalu kalah gue mah sama lo" sungut kevin sambil mengelus kepalanya yang sakit.

My Boyfriend Is A BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang