part 6

10.2K 415 3
                                    


***

Part 6

Keesokan harinya, hari kamis hari yang paling aku sukai karena hari ini jadwal kelasku untuk berolahraga. Aku suka sekali olahraga aku suka semua jenis olahraga yang aku bisa seperti, basket, berenang, bulu tangkis. Tapi tidak dengan voly dan tenis meja aku benci olahraga itu karena aku tidak bisa cara bermainnya.
Aku memasuki salah satu bilik di ruang ganti olahraga khusus perempuan untuk mengganti baju olahragaku, tapi disela aku mengganti baju aku mendengar ada segerombolan orang yang masuk ke ruang ganti, sepertinya sih teman-teman kelasku yang juga ingin ganti baju.
"Iya, dia itu emang bitches banget. Dulu keenan sekarang alvaro. Emang nggak puas apa dulu dapat keenan dan sekarang mau alvaro juga rakus banget sih jadi cewek" kata temanku yang sangat familiar suaranya ditelingaku, dia rere teman kelasku yang paling sering cari masalah denganku begitupula dengan dayang-dayangnya. Aku nggak tahu apa masalah mereka sehingga membenciku, masa cuma gara-gara keenan doang mereka sampai membenciku seperti ini dan aku tahu siapa yang mereka omongin sekarang, siapa lagi kalau bukan aku.
"Jangan-jangan si bitches itu pake pelet lagi, masa setiap ada cowok ganteng disini pasti sukanya sama dia" kata mely
"Tau ah pusing gue mikirinnya. Tapi liat aja nanti gue gak bakalan tinggal diem. Tunggu aja tanggal mainnya" kata rere dan membuatku meringis mendengarnya, beberapa menit kemudian aku sudah tidak mendengar suara lagi diluar setelah merasa cukup aman aku pun keluar dari bilik lalu cepat-cepat keluar dari ruang ganti menuju lapangan takut terlambat pemanasan.

***

"Jadwal hari ini adalah main bola voly, silahkan membuat grup masing-masing maksimal 5" kata coach dani membuatku patah semangat karena aku tidak bisa bermain bola voly.

Setelah membuat grup kami pun bermain secara berganti-gantian dengan ditentukan waktunya oleh coach dani.
Priiiiittt, coach dani meniup pluitnya tanda bermain dimulai,  sekarang giliran grup aku bertanding melawan grup rere setelah grup kevin dan grup bowo tanding tadi.
"Mei,, smash" teriak anak laki-laki yang sedang mengsuport grupku.
"Aaaa,," teriak puput saat bola voly yang di smash mei terlempar kearahnya dan karena dia juga nggak bisa bermain seperti aku pun hanya bisa menutupi wajahnya karena takut bolanya terkena wajahnya.
"Akkhh shit!! Yang bener dong put mainnya" omel rere kesal pada puput karena bolanya masuk dan membuat grup-ku mendapatkan skor 1.
Sudah 15 menit kami bermain dan pluit pun berbunyi tanda pertandingan selesai dan grup aku lah pemenangnya dengan nilai 20. Aku menatap rere kesal karena di deket-deket waktu pertandingan akan selesai dia sengaja mengarahkan bolanya padaku dan membuat tanganku memar karena tidak siap menerima, dan rere menampakkan seringainya karena puas melihatku kesakitan.
"Chelsea" teriak kevin memanggilku lalu berlari kearahku yang sedang berdiri di tengah lapangan.
"Elo nggak papa kan?" Tanya kevin setelah berada didepanku.
"Tangan gue sakit, vin" jawabku jujur sambil memperlihatkan tangan kiri ku yang sudah mulai membiru.
"Ya ampun tangan elo kok sampai kaya gini, kalo bukan cewek udah gue hajar dari tadi chel, tapi sayangnya gue cowok gentle sih" kata kevin terlihat kesal juga.
"Udahlah biarin aja nanti juga ada yang bales perbuatannya" kataku
"Yaudah yuk ke UKS gue obatin" ajak kevin sambil melingkarkan tangannya dibahuku.
"Mau kemana?"
Di tengah perjalanan menuju ruang UKS tiba-tiba alvaro datang dan bertanya sambil menatapku lembut, aku tidak tahu dengan tatapannya yang seperti itu, tapi dilihat dari tatapannya ke teman-temannya dan tatapannya kepadaku itu berbeda.
"Mau ke UKS" jawab kevin
"Siapa yang sakit?" Tanya alvaro lagi.
"Nih chelsea tangannya sakit gara-gara main volly tadi" jawab kevin karena aku yang hanya diam aja.
"Kok bisa sih, coba lihat tangannya" kata alvaro sambil melihat tangan kiri-ku yang memar, lalu mencium luka-ku dengan lembut. Aduh sikapnya kenapa manis banget sih bikin aku tambah jatuh cinta aja.
"Eeehhmm, aduh kayanya gue ada urusan lain deh, gue nitip chelsea sama elo aja ya, byee" kata kevin beralasan untuk pergi.
"Mau gue obatin?" Tanya alvaro dan langsung ku balas dengan anggukan kepala, lalu kami pun ke UKS.

Di UKS aku duduk dibangkar sedangkan alvaro duduk dibangku tepat didepanku. alvaro sangat hati-hati mengobati luka memar-ku dengan es batu, tapi tetap saja aku merintih sakit.
"Elo nggak belajar?" Tanyaku karena penasaran kenapa dia ada dikoridor tadi.
"Males" dan jawabannya membuatku terkejut.
"Jangan males-malesan nanti nggak naik kelas loh, emang elo mau gak naik kelas?" kataku menasehatinya, karena baru pertama kalinya aku suka cowok yang seperti ini. Biasanya aku suka dengan cowok yang pintar dan anak baik-baik.
"Nggak mau-lah" kata alvaro
"Makanya belajar yang rajin, jangan suka bolos pelajaran, aku nggak suka cowok yang males kaya kamu" kataku panjang lebar menasehatinya. Aku melihat alvaro tersenyum penuh arti padaku.
"Iya mommy" lalu alvaro mencium tanganku kembali sebelum merebahkan kepalanya dipahaku. Aku mengelus rambutnya yang terasa halus ditanganku, tak lama aku mendengar dengkuran halus dari mulutnya bertanda dia sudah tidur lelap.

15 menit sudah aku berdiam menunggu bangunnya alvaro dari tidur lelapnya, padahal kaki-ku sudah merasa kesemutan karena kelamaan ditimpa kepalanya.
Tak lama aku merasakan pergerakan dipahaku akibat ulah kepala alvaro, lalu alvaro mengangkat kepalanya dan menatapku dengan mata bangun tidurnya yang lucu sehingga membuatku terkekeh lalu merapihkan rambutnya yang acak-acakan karena ulahku tadi.
"Udah berapa lama gue tidur?" Tanya alvaro
"15 menit" jawabku sambil melihat jam di handphone-ku.
"Udah ganti pelajaran ya, mau masuk kelas atau disini aja?" Tanya alvaro menatapku sambil mengelus rambutku.
"Ke kelas, tapi mau ganti baju dulu" jawabku karena aku masih memakai baju olahraga.
"Ayo, gue anterin"

Setelah menungguku ganti baju, lalu alvaro mengantarku ke kelas aku karena sudah bergantinya pelajaran. Untung saja guru matematika sedang berhalangan masuk jadi aku gak bakalan kena semprot omelannya karena masuk terlambat.
Di depan kelasku.
"Belajar yang benar ya, mommy" kata alvaro meledekku dan membuatku cemberut karena dapat julukan 'mommy' dari alvaro, aku nggak se-tua itu kali.
"Iya kang mas" balasku meledek sambil mencubit tangannya dan alvaro hanya terkekeh.
"Aku balik ke kelas ya" pamit alvaro
"Iya, inget ke kelas jangan keluyuran lagi" kataku mengingatinya.
"Yes, mommy" aku ingin mencubitnya lagi tapi alvaro sudah dulu menghindar dariku, dia berlari kearah kelasnya yang tidak jauh dari kelasku.

"Oh my god, alvaro. Ya ampun kece banget sih"
"Aduh gantengnya, pengen deh gue kekepin di rumah"
"Coba aja gue jadi pacarnya, pasti gue bakal bahagia banget, dia itu cool tapi so sweet banget" itu semua ocehan para siswi dikelasku karena melihat alvaro mengantarku tadi. Memang ya pesona alvaro itu kuat banget, nggak ada satupun tidak terpesona padanya dan bermimpi untuk menjadi kekasihnya, termasuk diriku sendiri.

My Boyfriend Is A BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang