- Enjoy -[ Akhir pekan, minggu - Pukul 8.00 pagi ]
"Iya Ocean. Saya pengen bicara sama kamu" Pria itu tersenyum ramah.
Ocean menaikan sebelah alisnya. Menyingkirkan anak rambutnya yang menggantung ke belakang telinganya. Ia di tarik duduk oleh Tante Ina ke salah satu kursi single ruang tamu.
"Kamu udah gede aja, Ce. Tumbuh tinggi mengikuti mamamu"
Eh? Apa aku pernah bertemu orang ini? Kira-kira Ocean membatin begitu.
"Maaf, apa kita pernah ketemu sebelumnya? Saya gak mengenal masnya"
Pria itu menyunggingkan senyum. Lesung pipi yang cukup dalam tercetak di pipi kananya.
"Ocean. Aku sering menemui dan bermain denganmu ketika umurmu masih empat sampai tujuh tahun. Kamu bener-bener kecil dan mungil sekali. Kulitmu putih hampir pucat transparan dan rambutmu masih lebih dominan hitam legam..."
Aku menggeser kursiku mendekat kepada pria itu. Hendak mendengar ia bicara lebih jelas. Dari reaksi si pria sepertinya ia tak keberatan.
"...Aku anak dari teman mamamu. Tante Celes selalu memintaku untuk menjagamu selagi ia pergi bekerja dulu. Tapi, aku terpaksa tak bertemu denganmu lagi karena urusan pendidikanku makin padat untuk kedepannya"
Ocean menyimak penjelasannya dengan baik. Sekarang ia tahu mengapa orang ini bisa kenal baik dirinya.
"Jadi saat kecil kita pernah akrab, ya?"
"Ya, begitulah"
Ocean baru tahu. Selain Mas Syahid, ada orang lain yang juga ikut menjadi teman bermain di kala masa kecilnya. Mungkin dulu saat ia masih kecil, ia juga sangat akrab dengan pria ini seperti dia akrab dengan Mas Syahid.
"Oh, ya. Mungkin kamu lupa namaku. Aku biasa di panggil Mas Jeje dulu. bahkan sampai di lingkunganku yang sekarang"
Nama yang cukup simple dan mudah. Tapi, Ocean masih tetap penasaran.
"Boleh Ocean tau nama panjang Masnya?"
"Oh, boleh. Nama panjangku Ravzasena Eldar Gaozhan"
Tunggu sebentar.
Hey, bukannya itu nama yang biasanya di pakai orang-orang Timur? Atau mungkin Ocean salah mengira? Atau orang-orang Eropa?
Gaozhan itu, Seperti pernah dengar. Gozan? Ojan? Sungguh, jahat sekali kalau ada yang memanggilnya Ojan. Ocean juga seperti pernah mendengar nama Ravzasena. Nama yang cukup keren kadang juga bisa sedikit menyusahkan.
"Aaa-, sepertinya lebih mudah jika di panggil Mas El Atau Mas Ojan aja ga, si?" Wajah polos-datar Ocean benar-benar mendukung ketika ia mencetusnya hal itu. Wajahnya lucu sekali. Dua orang lain yang duduk di samping kanan Mas Gaozan cekikikan kecil ketika mendengarnya.
Eh, apa Ocean salah bicara? Jangan-jangan panggilan itu tak sengaja menyinggung.
"Haha, boleh. Kalo itu lebih gampang gak masalah. Oh, itu ya. Hampir aja lupa..." jawaban itu membuat Ocean cukup lega.
Mas Gaozhan - atau yang sekarang sudah memiliki panggilan Mas El atau Mas Ojan - merogoh ranselnya dan mengeluarkan tiga buah buku yang cukup tebal dari sana. Masih tersegel plastik. Ia memberikannya kepada Ocean.
"Hey! Inikan buku Tereliye! Mas El suka tereliye?" Seru Ocean penuh semangat. Ia senang sekali melihat buku-buku itu di tangannya. Rilisan terbaru. Serial Bumi - Matahari Minor, Tanah para bandit dan Satu buku yang belum Ocean kenal penulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Ocean
Teen FictionKalian pernah dengar gendre cerita tentang seorang gadis yang di lindungi oleh banyaknya pria? atau cerita tentang satu perempuan yang di kelilingi oleh banyak pria tampan? mungkin, cerita ini takkan sesederhana itu. ini tentang ikatan, ini tentang...