BAB 1 MAVIA CANTIK, Hal. 1

3 2 0
                                    

Di pagi hari yang cerah terdengar kicauan burung yang berbaur dengan sejuknya udara pagi, seorang wania separuh baya yang memakai dres coklat, hayhels stiletto hitam, dan model berambut klasik bob berwarna honey brown. Sedang duduk ditaman dibelakang rumah yang luas, sambil membaca buku dan sesekali menyeruput teh putih Fujian yang langka. Namanya adalah nyonya Emilia pengusaha sukses dan wanita karir yang gemilang. Namun, tiba-tiba datang seorang pengawal menemuinya.

"Mohon maaf nyonya jika saya mengganggu," Katanya sambil berdiri dan menunduk disamping kanan. "Kita kedatangan CEO dari PT. Gasbumi Persada."

"Persilakan dia masuk, katakan tunggu saya dalam sepuluh menit. Lalu perintahkan pelayan untuk menyiapkan suguhan terbaik segera mungkin."

"Apakah nyonya muda juga harus turun?"

"Tidak perlu, dia sudah paham harus turun atau tidak."

"Baik nyonya." Pengawal itupun pergi menemui tamu.

Di ruang tamu bernuansa klasik dengan desain Gandaria, tamu tersebut datang dengan dua pengawal dan satu sekretaris pribadi. Memakai setelan jas formal, dia masih berbadan atletis diusianya yang tidak lagi muda, walau rambutnya sudah terlihat beruban.

"Selamat siang nyonya Emilia, Terima kasih sudah menerima saya sebagai tamu hari ini." Kata Egil Nevada atau CEO PT. Gasbumi Persada yang berdiri dan bersalaman.

"Selamat siang tuan Egil, terima kasih kembali karena menyempatkan waktu untuk datang, mari duduk."

"Tuan nyonya berkas yang akan dibahas" Kata asisten pribadi tuan Egil memberi pada nyonya Emilia dengan kedua tangannya, lalu nyonya Emilia membacanya.

"Kenapa kerja sama kali ini akan dilakukan di negara Amarcia Serikat?."

"Anda tau sendiri bahwa negara tersebut berpotensial menghasilkan gas dengan kualitas terbaik dan jumlah yang besar."

"Dengan perkiraan jumlah yang ada di berkas apa itu tidak akan merusak lingkungan sekitar?"

"Justru tujuan saya kesini karen perusahaan nyonya bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengamatan sumber daya alam, kamu juga akan bekerja sama dengan PT. Makmur Riwana untuk mengelola lokasi dan luas lahan yang pas dan tidak merusak lingkungan sekitar."

"Apa imbalan dari kerja sama ini?."

"Saham sepuluh persen, kartu keanggotaan untuk orang kepercayaan nyonya, biaya transportasi dan penginapan selama proyek dikerjakan, apa nyonya setuju?."

"Dan saya punya syarat untuk kali ini"

"Apa nyonya sebutkan saja"

"Sembunyikan identitas saya, pakai saja identitas manager saya untuk surat kerja sama, dan target kali ini harus naik minimal lima persen dari kerja sama sebelumnya"

"Hehehe, anda tidak pernah berubah, selalu berambisi seperti muda dulu."

Pertemuan ini telah selesai, tuan Egil dan karyawannya pergi dengan mobil Subaru Forester berwarna hitam.

"Nenek ... Selamat siang, wah sepertinya aku terlambat kalau tadi ada tamu ya nek?" Kata nyonya muda yang memeluk nyonya Emilia dari belakang.

"Kamu ya, mentang-mentang sedang libur kuliah bangun kok siang begini." Saut nyonya Emilia yang berbalik dan mengusap kepala nyonya muda.

"Huh ... Iya nih nek, aku habis maraton drama Korea."

"Yasudah, kamu belum sarapan tadi pagi. Sekarang waktunya makan dan rapihkan dirimu lalu kita shopping."

"Wahhh, nenek memang yang terbaik, oke tunggu aku dalam waktu tiga puluh menit ya nek!." Katanya sambil bersemangat dan lari menaiki tangga ke kamar.

"Wahhh nyonya muda selalu energik seperti nyonya Emilia saat muda." Kata ART.

"Bahkan darimanapun kamu berada, kamu tetap satu-satunya keluarga saya." Kata nyonya Emilia dalam hati.

*****

BHAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang