Prolog : "kamu bukan bagian dari keluarga ini!"

8 0 0
                                    

Jam 05.30

Pagi ini seperti pagi yang sama ku jalani setiap hari, ku beranjak dari tempat tidur ku, merapikan kamarku, mandi, ganti seragam dan membuat sarapan.

Dirumah hanya aku seorang saja sendiri disini, ayah, ibu dan adikku tinggal di rumah utama tempat keluarga besar tinggal.

Tinggal dirumah ini menurutku sangat nyaman, rumah dengan ruangan yang lumayan besar tanpa lantai 2 pun cukup bagiku, dan disini ada bibi Sinta yang menjaga rumah ini saat aku sedang bepergian atau sekolah.

" Bi!!....Bi, aku berangkat dulu ya Bi!!..." Ucapku memenuhi seisi ruang tamu yg hampa.

" Aduh Non Metha!! Kamu selalu lupa bekalmu saat mau berangkat, lain kali Bibi pasang juga alarm buat ngambil bekel kamu!." Sahut bibiku sambil lari kecil menuju ruang tamu dengan tas bekal oranye pink itu.

" Bibi jangan marah gitu dong, nanti jeleknya hilang..."
Candaku pada bibi yang cerewet perihal lupa membawa bekal.

" Jadi bibi jelek gitu!.." bibi menggerutu cemberut.

" Ampun, maaf Bi, canda doang kok, jangan di ambil hati ya bi, bibi cantik luar dalem kok.."

Bibi Sinta seperti ibu kandung walaupun bekerja sebagai nanny, Bi Sinta mengurusku layaknya anak sendiri karena sudah berpengalaman mengurus beberapa anak di perkotaan.

" Yasudah Bi, aku berangkat dulu ya Bi.." aku mencium tangan bibi dan pergi meninggalkan ruang tamu.

" Iya non, hati-hati dijalan non!.." Bibi terus jalan sampai keluar ruang tamu dan berhenti.

Sampai di parkiran ku ambil kunci motor di dalam saku seragam dan menyalakan motor, tiba-tiba lewat pak Heru, satpam yang bekerja di depan rumah.

" Hati-hati ya non, nih sekalian jas hujannya, soalnya di berita sore ini bakal hujan." Pak Heru menyodorkan jas hujan berwarna merah muda itu.

Pak Heru walaupun hanya satpam, bagiku ia seperti ayahku sendiri dan peduli terhadapku. Walau dirumah hanya ada mereka, mereka selalu ada untukku.

" Makasih ya pak, Metha jalan dulu ya pak."
Ku gas motorku dan pergi menuju sekolah.

...............................................................................................................

"Ya ampun, kenapa aku nyasar ya???"
Entah, aku gak sadar sudah berada di hutan, banyak banget pohon-pohon besar disini dan anginnya dingin.

{ Metha, Metha bangun. ..}

Ada yang memanggil, tapi aku gak tau siapa dan Dimana orang itu.

Sangat sepi disini, hampa, suram sekali hutan ini, sama seperti di kehidupan ku. Aku memang gak pernah punya kehidupan yang bahagia, sekali saja hanya hidupku yang seperti ini dan jangan orang lain yang mempunyai hidup seperti ini.

"Hiks.....ibu, aku kangen...", Air mata menetes di seragam ku, gak bisa berhenti karena perasaan yang ku rasakan.

{ KAMU BUKAN ANAKKU, KAMU BUKAN DARI KELUARGA INI!! }

*Hoshh..hoshh...*
Aku terbangun dari UKS, tadi bukannya di hutan dan aku gak ingat apa yang terjadi sebenarnya.

"Metha...Metha..kamu gak apa-apa kan!?", Riska menyeka keringat ku dengan handuk, Riska sangat peduli padaku seperti biasanya.

"Kamu tadi gak sarapan ya?, Semua orang takut banget gara-gara kamu tiba-tiba di tengah lapangan jatuh pingsan. Semua mengira kamu kena covid tau gak!" Dia marah-marah layaknya emak-emak tetangga, sangat bagus perannya sebagai emak-emak.

" Ya..maaf Ris, aku kayaknya gak minum obat tadi pagi.."

" 'Kayaknya'!....." Cemberut Riska seperti marah-marah.

(Yak....hari ini aku harus menerima ceramahannya lagi, dari kemaren juga begini, ayo kita hitung
1.....2.....3..)

" KAMU GIMANA SIH JADI CEWEK!!!! KOLO DI BILANGIN MAKAN YA MAKAN!. KAMU TAU GAK BANYAK ORANG YANG SUSAH MAKAN, ORANG-ORANG TERGELETAK DI SAMPING JALANAN KARENA GAK BISA MAKAN, DAN KAMU MAU JADI GELANDANGAN!!!. GIMANA NANTI MAU BELAJAR, KOLO GAK DIISI MAKANAN, MAKANAN ITU LAYAKNYA BENSIN DAN KAMU MOTOR NYA, BIARIN ORANG BILANG KAMU GENDUTAN KAMU KURUSAN, ITU MEREKA MENGHINA CIPTAANNYA!!..." Ocehannya, semoga dia punya cowok yang tabah dan sabar menghadapi dirinya.

Jadi ini Riska Asyifa, dia adalah panutan kelas karena dia good looking dan proporsi badannya yang dibilang sangat perfect. Sifatnya saat di depan orang lain sangat sopan dan baik ke semua orang. Iya, dia baik di depan semua orang doang...

{ Riska terus mengoceh dan menasehati}

" RIS!...Oke, berhenti ya. Aku dah bangun jadi sekarang ayo kita ke kelas, kita bisa ketinggalan pelajaran favorit kamu, ya?.." aku menepuk pundaknya agar ia berhenti dengan ocehannya yang mengisi ruang hampa UKS ini.

" Huffffh....." Riska menghela nafas, dia bahkan juga capek dengan ocehannya sendiri.

" Aku udah izin sama Bu Salma kalau aku nganterin dan ngurusin ke rumahmu karena kamu sakit. Gak mungkin aku balik lagi, kesempatan sekali-kali aku bolos dan main kerumahmu hehehe..." Riska tersenyum usil, aku tau apa yang dipikirkannya dan otaknya itu.

Dan satu lagi, dia sukanya bolos. Jangan pernah percaya kepada anak panutan sekolah kolo dia rajin, ada kalanya dia capek untuk terus berada di kelas dan belajar. Alasan aku sakit dan aku sedang tidak fit menjadi sumber bolosnya Riska untuk tidak masuk kelas seharian.

" Kamu dah keseringan bolos Riska, nanti kamu bisa di curigain loh.." membawa tas dan memakai sepatu di depan UKS.

" Metha, kamu tau kan semua orang dikelas kita itu bodoh karena cewe panutan mereka bolos hanya karena temannya sakit yang sebenarnya memang sakit tapi aku nya bebas.." Riska bangga bahwa temannya sakit, sungguh kejam orang yg satu ini.

" Kok aku jadi korban ya?..." Aku merasa main playing victim dengannya.

" Udah ah, metha lama. Cepetan kita minggat dari sini, aku bosen ngeliat sekolah ini terus.."

Dan aku seperti biasa, aku lemah lesuh seperti orang sakit dan Riska merangkul ku saat di depan UKS. Akting kami sangat bagus dan semuanya bersimpati dan prihatin padaku, dan Riska dengan wajah prihatinnya yang sedang membantuku mendapat pujian dari orang-orang.

Yep, hidup itu gak indah kawan. Selama ada yg good looking, yang lain di hempas gitu aja.

--------------------------------------------------------------------------

"Thank you for reading, i hope you like it and follow me for more chapters🥰"




"Metha for Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang