Hal yang pertama Mustika lihat adalah silau dari lampu, matanya mengerjap sayu kemudian terpejam kembali dengan ringisan menahan pusing.
"Ayu"
Suara Athar terdengar membuat matanya kembali terbuka "Alhamdulillah bangun juga, lima jam kamu ngga bangun"
tangannya menyentuh dahi Mustika "Panas, gimana perasaan kamu? Hm, mana yang sakit?"
Kamarnya ditutupi banyak tirai dan sebelah tangannya terasa berat oleh infusan. alih-alih membaik, Mustika setengah panik. Apa yang terjadi sampai tangannya harus diinfus?
"Minum dulu" Athar menaikan ranjangnya sedikit kemudian membantu istrinya minum. Mustika mengedarkan pandangannya mencari keberadaan ayah, ibu, Dimas maupun Risma namun di ruangan ini hanya ada Athar seorang
"Ibu mana?" Tanya Tika setelah menjauhkan sedotan dari mulutnya
"Masih di Bogor, ibu yang hubungi saya kalau kamu masuk IGD ditemani Dimas" besok lusa sepupunya yang berada di Bogor menikah dan sudah menjadi tradisi sebelum hari H keluarga besar berkumpul dan saling bergotong royong
Athar mengatur bantal Mustika senyaman mungkin lalu menepikan tangannya di ubun-ubun Mustika sembari mengusapnya "Asam lambung kamu naik"
"Kenapa harus di infus?"
"Mereka harus memastikan separah apa penyakit lambungnya sampai buat kamu pingsan"
Athar memundurkan tubuhnya saat beberapa perawat memeriksa tekanan darah, oksigen dan ifusan "izin saya tekan ya bu perutnya?" Salah satu suster menekan perut Mustika "Aw! Sakit sus" namun suster masih berkonsentrasi
"Bagian mana yang sakit?" Mustika menunjuk sisi kiri perut bagian atas "Sakitnya dari kapan?"
"Tadi siang"
"Sebelumnya ibu makan apa?"
"Makan tape sama soda"
"Waduh tape sama soda, pantesan lambungnya ngamuk" tukas perawat paruh baya "Punya Magh harusnya dihindari loh minuman yang bersoda" suster lainnya memeriksa tekanan darah Mustika
"Tape asli Kuningan ya, sampe susah nahan. Coba buka mulutnya bu" Mustika menurut
"Kok suster tau, temen saya ada yang bawa Tape ketan dari Kuningan, kapan lagi kan sus, apalagi dicampur ice cream. Cuma tadi ngga sengaja pesen soda dan saya belum makan" suster-suster itu membereskan peralatannya
"Saya asli Kuningan, ibu saya penjual tape juga. Banyak tuh yang mengeluh ngga bisa makan tape karena ada penyakit magh"
"Jagoan ya sus bu Mustika" Athar yang sejak tadi meperhatikan Mustika menimpali sarkastik
"Iya pak, bu Mustika jagoan, sakitnya juga ngga bakal lama ya bu" Mustika tersenyum mengangguk "Sekarang keluhannya apa saja?" Tanya suster lain yang terlihat masih muda
"Pusing, mual, nyeri ini sedikit" tunjuk Mustika yang barusan ditekan susternya
"Sesaknya sudah hilang?"
"Hilang"
"Kalau hilang saya lepas oksigennya" suster tersebut melepas selang oksigennya
Kedua suster itu pamit kembali ke tempatnya dan memastikan laporannya di sampaikan pada dokter. Athar masih belum bersuara semenjak para suster itu memeriksa. Alisnya terangkat sembari berkutat dengan ponselnya sebelum ditempelkan dekat telinga
"Assalamualaikum bu"
"Di rumah sakit, dokter menyarankan rawat inap"
"Udah dapet kamar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepping Stone (End)
عاطفيةHanya karena tertangkap basah sedang merokok, Mustika Sukma Ayu harus menikahi seorang pria yang sembilan tahun lebih tua darinya disaat luka yang ditorehkan sang mantan belum pulih. Mustika masih ingin menikmati rasa nyerinya dengan memerankan ego...