♤2♤

8 5 0
                                    

Keesokan harinya, Laura terbangun dari tempat tidur empuknya. Dan bersiap-siap untuk berlatih sihir dengan kakaknya-Pangeran Areez. Setelah siap, Laura keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang makan keluarga kerajaan. Tentunya pagi itu ia harus mengisi perut terlebih dahulu sebelum berlatih. Dibawah sana ternyata sudah ada Raja Erland dan kedua kakaknya.

"Selamat pagi, ayah" sapa Laura kepada ayahnya yang dibalas dengan senyuman oleh Raja Erland.

Kemudian mereka berempat melanjutkan sarapannya dan bercanda ria selayaknya keluarga pada umumnya.

"Oh ya, Laura. Hari ini jadi kan latihannya?" tanya Pangeran Areez kepada Laura.

"Eh, tentu saja. Aku harus melakukan banyak persiapan"

"Itu bagus. Teruslah berlatih tapi jangan terlalu memaksakan diri" ucap Raja Erland memberi semangat. Sedangkan Pangeran Fitz hanya tersenyum kecut melihat hal itu.

"Fitz, bagaimana dengan latihan pedangmu?" kini Pangeran Areez bertanya kepada Pangeran Fitz-adiknya.

"Berjalan lancar. Aku sudah menguasai teknik dasarnya, untuk kedepannya pasti tidak akan sulit"

"Baguslah kalau begitu".

Sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi Areez untuk bertanya kepada adik-adiknya tentang perkembangan mereka. Mulai dari Laura di latihan sihirnya sampai Fitz yang lebih tertarik kepada seni pedang dibandingkan sihir. Namun, meski begitu Fitz juga mampu mengendalikan sihirnya dengan baik.

Setelah selesai sarapan bersama, Laura mengikuti Areez menuju ke halaman belakang istana-tempatnya berlatih sihir. Ia memulainya dengan latihan dasar yang dalam sekejap sudah bisa dikuasai oleh Laura dan beralih ke tahap selanjutnya.

"Tidak. Bukan seperti itu, kau harus menekannya keluar seperti ini lalu lapisi benda itu dengan sihirmu. Jika kau melakukannya seperti itu, nantinya malah akan membuat sihirmu meledak".

"Ah, maaf. Seperti ini?"

"Nah, itu baru benar. Lanjutkan"

Laura menjalani latihannya dengan giat dan memperhatikan bagaimana Pangeran Areez mencontohkan tiap-tiap gerakannya dengan teliti.

Ketika matahari sudah berada di atas kepala, barulah mereka beristirahat. Laura kini bisa menguasai tiga kekuatan dasar yaitu mengangkat, mendorong dan menyerang menggunakan kekuatan sihirnya. Ia tak percaya bahwa ia bisa melakukan ini lebih baik dari yang ia kira. Ia memperhatikan sekeliling, tempat itu sangat indah. Ia teringat kembali dengan dirinya, seharusnya ia tak disini. Ini bukan tempatnya, tapi bagaimana caranya ia bisa kembali?

Setelah istirahat sejenak ia kembali latihan. Sekarang ia hanya perlu mengulang apa yang sudah dijelaskan oleh Pangeran Areez sebelumnya untuk menguji seberapa paham dia.

"Bagus. Kau sudah bisa melakukannya dengan baik. Bahkan teknik dasarnya sudah bisa kau kuasai, aku memiliki firasat baik tentang ini. Kau masih harus terus berusaha, ini belum apa-apa. Masih banyak latihan demi latihan yang harus kau jalani agar bisa membuat dirimu lebih baik kedepannya"

Laura mengangguk kemudian mengucapkan terimakasih kepada Pangeran Areez. Tak berselang lama kemudian, Pangeran Areez pergi dari tempat itu dan menyisakan Laura dengan pengawal yang sudah ditugaskan untuk menjaganya.

"Hah.. mau bagaimanapun, aku masih belum sepenuhnya mengerti tentang dunia ini. Apa aku bisa?"

Laura menghembuskan nafasnya, lalu berbaring di atas rerumputan sembari memerhatikan beberapa awan yang seperti mengambang di atas sana. Sekitar lima menit ia tiduran disana, kini ia memutuskan untuk kembali ke dalam istana.

Sebelumnya, ia sudah merencanakan untuk membaca salah satu buku sejarah setelah mengetahui bahwa terdapat perpustakaan buku di dalam istana itu. Barangkali ia menemukan petunjuk? Seperti yang diketahui, awal mula Laura masuk ke dunia ini dari perpustakaan sekolahnya.

The Miracle Of Spenko Library [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang