15. Transmigrasi Joanla

1.3K 179 20
                                    


Cerita fiksi
Update semaunya
Typo bertebaran

"Ketika hidupmu berada dalam genggaman orang yang sangat kejam, pilihanmu hanya diantara patuh atau mati."

_Roxy Aurelian_

Happy reading

Hari sudah menggelap dengan sempurna menemani Farel yang duduk sendirian di bangku taman tidak jauh dari mansion Aurelian, ia berhenti saat perjalanan pulang untuk menenangkan pikiran. Masih terngiang perkataan adiknya saat itu, Farel merasakan gejolak aneh yang membuat pikirannya kacau.

"Kenapa gw gak rela Zian bersama dengan Roxy, kenapa rasanya sakit diabaikan oleh anak sialan itu?." gumam Farel yang mengusap kasar wajahnya.

Padahal dulu ia paling gak suka  didekati adiknya, dan berharap zian lenyap karena kehadirannya membuat Farel merasakan sakit dihatinya. Kehadiran Zian yang membuat Farel kehilangan bundanya, dia bahkan tidak pernah mengakuinya sebagai adik.

"Gak, ini gak bener kan. Gw gak mungkin mulai menerima Zian sebagai adik gw, gara-gara dia bunda meninggal." Farel menggeleng ribut kepalanya.

Ia menundukkan wajahnya, menatap lesu kedua kakinya. Air mata mulai menetes jatuh, Farel mulai terisak dengan punggung bergetar saat mengingat kembali bundanya.

Sejenak ia mengingatkan kembali perkataan Roxy tentang Zian, adiknya yang selalu dianggap pembawa sial.

"Gak ada seorangpun yang mau menjadi penyebab kematian orang lain, begitu juga dengan Zian. Dia juga pasti memilih tidak di lahirkan dari pada menjadi penyebab kematian bundanya. Semua itu takdir Tuhan dan seharusnya kalian sadar akan hal itu dasar manusia idiot." kata Roxy.

Roxy nampak begitu emosi saat itu dan Farel justru terus memojokkan adiknya, Farel menatap tangannya yang sering dipakai untuk memukul dan menampar pipi Zian.

"Apa selama ini gw udah salah menganggap Zian sebagai pembawa sial, tapi kalau seandainya Zian gak lahir bunda pasti masih hidup sekarang." lirih Farel.

"Tapi kenapa gw juga sakit saat Zian bahagia bersama orang lain, seharusnya yang ada ditempat Roxy itu gw tapi kenapa. Bunda, Farel harus gimana? Zian benci banget sama Farel, Farel memang bukan abang yang baik untuk Zian. Tapi ayah sama kakak juga seperti itu sama Zian, Farel harus gimana sekarang?." gumam Farel, menatap langit malam yang bertabur bintang.

Terasa sangat sunyi, Farel bahkan bisa mendengar isak tangisnya sendiri. Hingga seseorang menempelkan kaleng minuman dingin di pipinya dan ikut duduk disampingnya.

"Itu karena Lo sebenarnya sayang sama Zian." ucapnya.

Farel menampilkan wajah terkejutnya, membuat orang tersenyum terkekeh melihat betapa konyolnya wajah Farel.

"Lo..."

"Gw pernah ada di posisi Lo dan  rasanya sakit banget, jadi gw berharap Lo gak ngelakuin hal yang bakal Lo sesali seumur hidup Lo." ujarnya, memotong perkataan Farel.

Farel menatap tidak percaya, musuhnya duduk bersama dan mencoba menghiburnya. Joan, entah untuk alasan apa memilih turun dari mobilnya saat melihat Farel duduk sendirian pada bangku taman yang selalu ia lewati saat menuju mansion milik tuannya.

Joan yang berjalan perlahan dari arah belakang Farel sempat terdiam, mendengar semua keluh kesah remaja didepannya. Hatinya seperti ikut tersentil saat ada orang lain yang berada diposisi dulu, ya kata lampau sebelum ia yang mati bunuh diri dan  dihidupkan kembali dalam raga orang lain.

Transmigrasi, Joanla atau Kenanta Aziel Giovander mengalami hal aneh tersebut. Di kehidupan pertamanya Ia adalah anak sulung dari Marlan Giovander, seorang hakim agung yang memiliki 5 orang putra.

Hidup sebagai pribadi dingin dan abai akan sekitarnya, membuat dirinya tidak bisa menghentikan pertikaian antara adik-adiknya. Adik-adik tengah Kenan selalu menyalahkan si bungsu yang menjadi penyebab kematian mommy mereka, sama persis dengan apa yang dialami Zian.

Jadi ia sedikit memahami perasa Farel saat ini, hal itu juga yang membuatnya setuju dengan setiap rencana Roxy tanpa tahu maksud yang sebenarnya. Dan Joan bukan juga hidup keduanya, melainkan yang ke 5 dan di kehidupan sebelumnya ia menjadi seseorang yang memiliki hubungan dengan William atau yang sekarang bertransmigrasi menjadi Roxy.

Dari mana Joan tahu, tentu saja dari Dewi Fiers. Ia akan menjadi alat yang membantu setiap rencana Roxy sebagai bayaran dari kesalahannya di kehidupan dulu.

Balik ke Farel yang masih menatap Joan curiga, namun di balas cuek oleh remaja itu. Bagaimanapun Joan adalah sepupu Roxy, musuhnya sekarang. Tapi apa-apaan dengan sikapnya yang sok akrab dan sok tahu, seolah-olah ia benar-benar paham dengan keadaannya.

"Lo tenang aja, Roxy akan selalu buat adek Lo bahagia. Lo juga jangan takut dia merebut Zian dari keluarga Lo, walaupun gw gak tahu maksud sebenarnya dari dia tapi yang jelas Roxy akan selalu melindungi Zian. Kasih adek Lo kebahagiaan yang gak kalian kasih, justru gw lebih khawatir sam Roxy sekarang." ujar Joan sambil menatap langit yang penuh dengan bintang.

Farel membuka kaleng bir non alkohol itu, meneguknya perlahan lalu mengikuti arah pandang Joan. Anggap saja pikirannya tengah kosong, Farel terlihat lebih tenang dari sebelum Joan datang.

"Kalau seandainya gw pengen perbaikan hubungan gw sama Zian, Roxy bakal kasih ijin gak?" tanya Farel, Joan terkekeh karena merasa pertanyaan itu terdengar konyol.

"Hmm, tapi gak tahu juga ya. Jujur gw gak bisa baca pikiran tuh anak, soalnya Roxy itu anaknya penuh kejutan. Coba aja dulu, Lo ngobrol sama Roxy, dia itu pendengar yang baik kok. Gw aja sering dikasih solusi sama dia pas lagi ada masalah." ucap Joan sambil tersenyum.

Di mata joan, Roxy adalah anak yang memiliki pemikiran cukup dewasa. Dia juga pintar dalam mencari solusi, walaupun perkataan Roxy terdengar cukup kasar.

Akhirnya mereka berdua menghabiskan waktu dengan mengobrol, lebih tepatnya membicarakan Roxy. Joan terus membanggakan sikap sepupu bohongan nya itu, dan Farel hanya mengangguk menanggapi perkataan Joan.

.

.

.

.

Keesokan paginya, Roxy berangkat sekolah bersama Joan dan Zian. Perlengkapan Zian semuanya baru, mulai dari seragam dan embel-embelnya kecuali buku pelajaran.

Joan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak perlu terburu-buru karena masih ada banyak waktu sebelum bel masuk berbunyi. Zian merasa sedikit bosan karena perjalanan mereka sangat hening, Joan serius dengan setirnya dan Roxy dengan ponselnya.

Tiada hari tanpa bekerja, itulah yang Zian pikiran tentang Roxy. Laptop atau ponsel, dua benda elektronik itu tidak pernah lepas darinya. Hingga mobil Lamborghini Urus  itu memasuki area parkir sekolah, banyak pasang mata yang terpesona melihat visual Joan yang nampak cool dan friendly secara bersamaan.

Selang 2 menit Roxy membiarkan Joan tebar pesona, ia keluar dari mobil bersama dengan Zian. Gadis-gadis kembali bersorak, melihat betapa menggemaskannya dua bocil tersebut.

Keberadaan mereka tidak lepas dari ini SPARTA yang berkumpul tidak jauh dari mereka, terutama Farel yang merasa gemas dengan keimutan Zian.

"Seandainya kita bisa dekat sebagai keluarga, maafin abang ya Zian." batin Farel saat melihat Zian dengan tatapan sendunya.

Diam-diam Roxy tersenyum miring, alurnya kembali ia rusak. Sangat menyenangkan melihat penyesalan di mata Farel, tinggal membuka semua rencana busuk Deo untuk membalikkan posisi dan keadaan mereka semua.

Bersambung

See you next chapter 🤗
Bye-bye 👋

PERUSAK ALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang