Pesawat tempurku

801 70 38
                                    

"Dek, Bapak dan Ayahnya Hongjoong sudah sepakat menjodohkan kalian berdua. Kenapa? Karena Bapak mau kedepannya hubungan dua keluarga ini terjalin baik ya, pengen kali kita berbesan. Hongjoong orang baik,  bisanya dia jaga kau di Jakarta nanti,"

Kehidupan baru Seonghwa dimulai setelah kalimat itu keluar dari mulut Bapak. Seonghwa baru lulus Smp saat itu, memilih melanjutkan pendidikannya di Jakarta karena inilah salah satu mimpi Seonghwa. Bapak mengizinkan, tapi dengan syarat Seonghwa harus mau dijodohkan sama anak sahabat dekatnya, Kim Hongjoong namanya. Bapak bilang Hongjoong anaknya baik, sopan dan udah bersedia juga dengan perjodohan ini.

Buat anak kaya Seonghwa, rasanya dipaksa mencintai seseorang itu sulit. Tapi hari itu Seonghwa gak bisa menolak syarat yang di ajukan sama Bapak.

Seonghwa berusaha menerima kehadiran Hongjoong, berusaha mencintai Hongjoong dan berusaha buat berdamai. Seonghwa yakin, Hongjoong lah takdirnya.

Kemudian hubungan keduanya berjalan sejak hari pertama Seonghwa menginjakan kakinya di Jakarta. Bapak gak bohong, Hongjoong memang orang baik dan sedikit manja.
Hongjoong memegang amanat Bapak dengan menjaga dan mencintai Seonghwa.

Semua ini gak buruk buat Seonghwa, dia mulai menerima segalanya setelah berkomitmen bahwa mereka akan menikah setelah lulus sekolah. Iya, Hongjoong sendiri yang melamarnya.

•••

"Mars, aku suka masakan kamu meskipun cuma telur gulung sama sambel terasi,"

Sebutlah keduanya lagi liburan, mengistirahatkan diri dari penatnya sekolah. Mereka masih pake seragam, duduk dibawah langit sore tepat di bibir pantai. Seonghwa udah lama pengen pergi ke pantai dan baru hari ini Hongjoong mewujudkannya.

Seonghwa masak seadanya aja buat perbekalan, telur gulung, nasi uduk sama sambel terasi, dan itu dimakan Hongjoong dengan semangat 45nya.

"Percuma aja aku liat ombak sama sunset di sini," Ucap Hongjoong sambil nikmatin angin sore yang nerbangin rambutnya.

"Kenapa?" Seonghwa nambahin nasi ke daun pisang punya Hongjoong. "Kamu gak seneng kita ke pantai?"

"Aku seneng kemana aja kalo berdua begini. Cuma, ombak dan sunsetnya kalah cantik sama kamu,"

"Hongjoong, pipiku merah gak?"

"Iya tuh, malu ya?" Hongjoong ketawa keras. "Manis banget sih, habis nikah nanti kita punya anak yang manisnya  sama kaya kamu ya Mars. Biar seru,  aku bisa liat kamu banyak di rumah,"

"Fotocopy aja kalo mau banyak, jangan kaya orang susah,"

"Iya tapi proses fotocopy nya gak halal kalo dilakukan sekarang,"

Seonghwa sadar sih, Hongjoong itu pinter banget berkata-kata manis. Tapi Seonghwa juga yakin, itu tanda cintanya Hongjoong.

"Aku cuci tangan dulu," Hongjoong udah selesai makan, dia jalan ke arah ombak dan nyuci tangannya pake air laut. Matanya natap ke atas langi, ada pesawat lewat.

"Mars, sini, come take my hand," Hongjoong merentangkan tangannya.

"Kamu nyuruh aku megang tangan kamu atau nyruruh aku meluk kamu?" Tanya Seonghwa.

"Peluk aku, cium aku!"

"Ck, dasar," Seonghwa berdiri, berjalan ke arah Hongjoong dan meluk tubuh pacarnya itu. Tubuhnya di angkat dan dibawa muter sama Hongjoong. Seonghwa reflek meluk leher Hongjoong.

"Tebak kenapa sekarang aku kuat banget ngangkat kamu,"

"Kamu olahraga setiap hari, Hongjoong,"

"Bukan loh," Hongjoong natap kedua mata Seonghwa. "Aku kuat soalnya dikasih makan banyak sama kamu. Mars, sampe tua, aku cuma pengen makan masakan kamu. Pagi, siang, sore, malem. Gimana dong?"

Trust Fall Prequel : SkycraperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang