HEARTLESS FOX [Republish] [Sunsun Ft Meanie][✓]

⚜06. Hati Nurani⚜

Park Sunghoon. Pemuda berusia dua puluh satu tahun, merupakan pewaris tunggal keluarga Park. Sunghoon yang terkenal masa bodo dengan orang lain, kini sedang memikirkan gadis yang akan menjadi calon istrinya.

Karena perjodohan dengan gadis itu, Sunghoon tak jadi melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Dia juga terpaksa harus mendekam di Desanya---sebagai pewaris keluarga Park.

Di dalam kereta kuda menuju rumah sang calon istri, Sunghoon menangkup salah satu pipinya. Dia bertanya pada Heeseung, "Bagaimana ini Heeseung? Aku sudah memberitahu Ayah dan Ibu, bahwa gadis yang akan menjadi calon istriku itu tak beretika. Namun, keduanya tak peduli pada perkataanku."

"Mereka bahkan berencana menikahkanku secepat mungkin, karena desakan keluarga Kim."

"Seperti saat ini, aku dipaksa pergi menemui rumah gadis itu, untuk menjenguk dan berdiskusi tentang masalah pernikahan."

"Aku tak tahu, seberapa penting perjanjian pernikahan sial*n itu. Tapi yang pasti, hari ini juga, aku akan memutuskan hubunganku dengan gadis itu. Akan kubuktikan jika dia tak pantas bersanding denganku, " jelas Sunghoon.

Tekad yang dibuat Sunghoon, membuat Heeseung tersenyum kikuk. Sebagai bawahan Sunghoon, Heeseung hanya bisa mengharapkan yang terbaik untuk sang tuan. Dia memberitahu Sunghoon, "Tuan muda, tolong pikirkan baik-baik apa yang akan Anda lakukan untuk ke depannya nanti. Mungkin, jiwa Nona Wonyoung masih sakit. Oleh karena itu ... dia bersikap sedikit bar-bar. Aku dengar-dengar, Nona Wonyoung adalah gadis yang anggun! Semua warga desa memuji kecantik---"

Belum sempat Heeseung mengakhiri perkataannya, Sunghoon sudah lebih dulu memberi tatapan tak bersahabat kepadanya. Sunghoon mengangkat sebelah sudut bibirnya ke atas, sebelum menawarkan, "Kalau kau begitu menyukainya, nikahi saja dia. Gantikan aku. Aku tak peduli."

Heeseung segera menggelengkan kepala. "Tentu saja tidak, Tuan muda. Saya ... saya tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja---"

"Hanya saja, tidak ada orang yang suka menikah secara paksa seperti ini. Terlebih lagi dengan gadis yang tak aku kenal baik. Aku tidak suka mengikuti tradisi kolot ini, " sambung Sunghoon, sembari menyilangkan tangan di depan dada.

Ketika Sunghoon sudah berada tepat di depan rumah keluarga Kim, mata Sunghoon langsung menyipit. Dia bertekad, "Hari ini, akan kubuat Ayah dan Ibu mengetahui sifat asli gadis tak beretika itu."

⚜⚜⚜

Berbeda dari apa yang Sunghoon pikirkan. Kali ini, Wonyoung duduk dengan tenang. Kepala gadis itu menunduk, tak berani melihat ke arahnya sedikit saja. Sudah lima menit lamanya, Sunghoon dan Wonyoung berada di taman keluarga Kim. Mereka diminta untuk mengobrol satu sama lain, sementara Ayah dan Ibunya berdiskusi bersama-sama.

"Ada yang aneh dengan sikapmu hari ini. Apa kepalamu baru saja mengenai batu, setelah jatuh dari pohon mangga yang tinggi itu?" tanya Sunghoon.

Gadis yang ada di depan mata Sunghoon menggelengkan kepala. Padahal dalam batinnya, dia ingin bersuara. Setelah mendapatkan surat ancaman dari Nenek Wonyoung, Sunoo terpaksa harus menjaga sikapnya. Meskipun tubuh Wonyoung yang akan menerima hukuman, tapi rasa sakitnya tetap dirasakan Sunoo. Sunoo tak mau, hidupnya semakin menderita, sebelum pergi dari tubuh gadis ini.

Sunghoon mengeluarkan napas panjang. Jika begini terus, sifat asli gadis di depannya tidak akan keluar. Pemuda itu merotasikan bola mata, sembari melihat ke arah Heeseung. Sudah sejak tadi, Heeseung mengamati kue berbentuk bunga kecil di atas meja. Pemuda itu tak peduli pada pembahasan Sunghoon dan calon istrinya.

"Bukannya membantuku mencari cara, dia malah mengamati kue," batin Sunghoon. Sunghoon mengambil satu kue, dan langsung memakannya.

Niat hati ingin membuat Heeseung menginginkan kue yang dia makan, tapi yang ingin kue itu malah Sunoo. Di balik kepala menunduk, terdapat Sunoo yang mengincar kue-kue cantik di depan matanya. Dia tergoda untuk memakan kue itu. Namun, tulisan wanita tua tadi masih terekam jelas di otaknya. Pada akhirnya, Sunoo hanya bisa menjilati bibirnya sendiri. Sebelum perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara.