Dengan rasa penuh bahagia dan wajah penuh senyuman, Asahi membaca novel di ruang makan sambil mengemil. Entah mengapa ia sangat bersemangat membaca novel itu. Mungkin karena efek bertemu dengan pujaan hatinya tempo lalu, sekaligus dipinjami novel yang diterima langsung dari tangannya.
Bahkan Asahi masih mengingat bagaimana lelaki itu berdiri di hadapannya dan terpenting adalah ketika Asahi memiliki waktu yang cukup untuk menikmati keindahan pahatan Tuhan. Tampan dan senyumannya masih terbayang sampai saat ini.
"Aku harus segera menyelesaikannya agar bisa mengembalikannya besok!"
Semangatnya sampai membuat Asahi dapat membaca dengan cepat. Bahkan sekitar satu bagian lagi, Asahi dapat menyelesaikannya. Ternyata memang benar, jika termotivasi bisa dilalui dengan tepat dan cepat.
Selagi membaca, ia mendengar derap langkah kaki mengarah ke arah ruang makan. Dengan cepat Asahi meraih earphone di samping novel untuk ia gunakan.
"Membaca lagi?" Yoshi bertanya, kemudian mengambil sebotol minuman dari dalam kulkas. Ia menarik kursi di samping Asahi dan ikut mengambil camilan milik adiknya.
"Pantas saja dia tidak menjawabku." Gumam Yoshi ketika baru menyadari bahwa Asahi sedang menggunakan earphone. Di sisi lain, rasanya Asahi ingin sekali tertawa. Karena nyatanya, Asahi tidak benar-benar mendengarkan lagu.
Dalam beberapa waktu, kakak dan adik itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Asahi yang membaca sambil mengemil dan Yoshi fokus dengan ponsel sambil sesekali mencuri camilan milik Asahi.
Asahi melirik ke arah tempat camilan, hanya tinggal tersisa sedikit lagi. Kemudian ia melepas earphone dan menarik toples ketika Yoshi ingin mengambil camilan miliknya lagi.
"Ini milikku!"
"Semua yang ada di sini milik bersama." Yoshi menarik kembali toples tersebut, namun ditahan kuat oleh Asahi.
"Kamu bisa membelinya."
"Aku malas. Kalau begitu belikan untukku, nanti aku berikan uangnya."
"Kamu kira aku pembantumu? Kamu kan bisa beli sendiri!" Jawab Asahi jutek masih dengan memeluk toples.
"Kalau begitu ini milikku." Yoshi mengambil novel yang menganggur untuk dijadikannya jaminan. Memang sedikit kekanak-kanakan.
"Kembalikan!"
"Ini novel apa sih? Romantis lagi?"
Yoshi yang kepo melihat lembaran novel untuk ia baca secara acak. Penasaran dengan alasan adiknya yang akhir-akhir ini gemar sekali membaca buku fiksi.
"Pada kenyataannya, kisah cinta itu tidak seindah apa yang ada di buku."
"Itu kan menurutmu!"
Asahi merebut novel dari tangan Yoshi dan bergegas berlari menuju kamarnya.
Tampaknya Asahi tidak dapat bersantai sedikit, padahal ia hanya memiliki satu kelas hari ini dan itu pun sudah selesai beberapa waktu yang lalu.
Setelah kelas selesai, Asahi langsung pergi menuju perpustakaan umum untuk bertemu dengan kakak tingkat sekaligus pujaan hatinya. Kesempatan emas untuk kembali berbincang, karena mungkin setelahnya Asahi tidak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini lagi, toh ia tidak memiliki alasan untuk bertemu dengannya nanti setelah mengembalikan novel yang ia pinjam.
Asahi sedang duduk di salah satu kursi sembari memantau orang-orang yang berlalu-lalang. Biasanya ia dengan mudahnya dapat menemukan si lelaki penyuka cerita fiksi, namun hari ini batang hidungnya tak terlihat. Tadi pagi saat Asahi kemari pun, ia tidak dapat menemukannya. Apakah lelaki itu tidak ada jadwal kuliah hari ini? Izin tidak masuk karena sedang dalam kondisi yang tidak sehat? Atau apa? Asahi tidak tahu apapun tentang kakak tingkatnya itu selain memiliki hobi membaca. Tapi saat sekolah menengah atas dulu, lelaki itu sering kali melakukan kegiatan olahraga di sela waktu kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
listen to my why - jisahi
Fanfiction"Menemui cinta sebelum mencapai batas cinta itu sendiri. Katanya, supaya tidak sakit hati. Bukankah begitu, Asahi?" jisahi au start: 29/02/24 end: - by jisweeties