Mv : Prolog

116 20 1
                                    

The story never has a happy ending

****

"Lembar halaman itu kenapa bisa ada di tanganmu?" tanya perempuan dengan bando berwarna merah itu. Tatapannya yang semula ke mayat beralih ke belakang.

"Aku hanya menemukannya," jawab lelaki tadi dengan santai karena ia tidak merasa bersalah saat menemukan mayat seorang penulis.

"Apa kamu terlibat pembunuhan ini?" Pertanyaan perempuan itu membuat lelaki tadi menjadi kesal.

"Kamu nuduh aku?"

"Mungkin ...." Kertas tadi direbut dari tangan yang tak bersalah.

"Kenapa?" Rintihan lelaki tadi membuat rambut panjang bergoyang ke belakang mengikuti pergerakan leher.

"Sejak awal aku tidak langsung percaya denganmu ... sepenuhnya."

"Bagaimana jika semua bukti yang ada ... adalah jejakmu sesungguhnya?" Ucapan lelaki itu membuat perempuan tadi terdiam menghentikan langkahnya. Maniknya menatap pergelangan perempuan itu seperti memar, namun terlihat basah.

"Sebenarnya kamu siapa?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti ke kamu?"

"...."

"Kamu kan pelakunya?"

"Aku benci kehidupan yang ditulis olehnya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mavannah :  Let Me In [Terbit✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang