01. Meet you again

169 14 0
                                    

Sean tersenyum lega kala ia selesai menutup cafe di depannya, akhirnya hari yang melelahkan selesai juga, pikirnya. Hari sudah cukup sore, yang artinya ia sudah selesai dengan semua pekerjaan part timenya. Pemuda itu berjalan santai meninggalkan tempat kerjanya menuju halte dengan sesekali bersenandung. Jalanan sore hari dengan pemandangan orang pulang bekerja membuat mood Sean baik. Perjalanan pulang bekerja memang sangat membahagiakan walaupun masih terasa lelah setelah bekerja. 

"Sean."

Pemuda berambut hitam dengan hoodie orange itu langsung menoleh kala merasa namanya dipanggil. Setelah tubuhnya benar-benar menghadap si pemanggil dan dirinya mengenali siapa yang memanggilnya Sean langsung berlari. Larinya terus Sean percepat untuk menghindari orang yang memanggilnya tadi. 

Suara panggilan tadi semakin keras kala Sean mempercepat larinya. Orang itu juga berlari dengan lebih cepat mengejar Sean dengan terus berteriak memanggil nama Sean. 

"Sean tunggu."

Langkah Sean tidak cukup cepat untuk menghindar, tangannya kini sudah di tahan oleh tangan besar pemuda yang mengejarnya tadi. Dengan sekuat tenaga Sean berusaha melepaskan tangannya. Namun, tenaga Sean tidak cukup kuat juga untuk melepaskan tangannya dari cengkraman pemuda yang sedang ia hindari itu.

"Lepasin aku, Kak," teriak Sean. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melepaskan tangannya. 

Teriakan Sean tak dipedulikan oleh pemuda itu, bukannya melepaskan, pemuda dengan kaos hitam itu justru semakin kencang menggenggam tangan Sean. 

"Sean tolong dengerin aku dulu," ujar si pemuda dengan lirih. Memohon agar Sean tidak lari lagi darinya. Kedua tangannya kini memegang pundak Sean yang terus memberontak. 

"Kak Satya mau apa lagi dari Sean?" Sean menatap mata pemuda yang ia panggil Kak Satya tersebut. Mata Sean memerah, matanya sudah penuh dengan air yang menggenang.

Pemuda yang dipanggil Satya tersebut menatap Sean dengan penuh penyesalan dan berkata, "Sean tolong dengerin kakak kali ini aja."

"Apalagi, Kak? Kita udah nggak ada urusan apa-apa," ucap si pemuda mungil tersebut. Suaranya bergetar, rasanya ia tak sanggup lagi mengucapkan kata-katanya di depan orang ini.

"Asal kakak tau, aku udah nggak anggep Kakak lagi setelah Kak Satya pergi gitu aja ninggalin aku tanpa pamit."

Air mata yang sedari tadi Sean tahan langsung meluncur bebas begitu saja. Bayangan rasa sakit yang ia rasakan langsung muncul begitu saja kala ia mengingat semua hal tentang pemuda di depannya ini.

"Sean tolong," lirih Satya. Tangannya bergerak mengusap air mata yang ada di pipi Sean. Namun, belum juga mengusapnya, Sean langsung menepis tangan Satya dengan kasar.

Dengan suara yang bergetar Sean berkata, "Tolong Kak, tolong jangan ganggu Sean lagi, aku udah bisa hidup sendiri tanpa kakak, tolong jangan buat usaha aku selama ini sia-sia."

Keduanya terdiam, hanya ada suara isakan Sean diantara mereka. Satya menunduk dan tak mengucapkan apapun kala melihat orang yang sangat ia cintai itu terisak. Semua memang salahnya, ia pernah berkata tidak akan membuat Sean menangis tapi buktinya sekarang ialah penyebab utama Sean menangis. 

Kaki Sean bergerak meninggalkan Satya. Ia berjalan dengan cepat menghindari pemuda itu dan langsung menaiki bus untuk segera pergi dari jangkauan Satya.

Sean tak peduli lagi tatapan orang-orang yang ada di bus kala dirinya menangis sendirian. Sean juga tidak ingin menangis begini di angkutan umum, tapi apa boleh buat ia rasanya benar-benar sangat tidak karuan. Ingin menahan tangisannya, tapi air mata itu benar-benar menyebalkan karena terus keluar. Sean juga tidak paham kenapa ia harus menangisi orang yang bahkan dulu pergi begitu saja tanpa memperdulikananya.

Sean benci sekali dengan menangis dan terlihat lemah seperti saat ini. Ia sudah bersumpah untuk kuat dan memarahi orang itu, tapi kenapa ketika ia bertemu dengan Satya justru ia sangat lemah dan bahkan menangis. Sean hanya ingin terlihat kuat di depan Satya agar ia terlihat baik-baik saja tanpa pemuda itu. Ia tidak ingin Satya menganggap Sean tidak bisa hidup tanpa dirinya. 



to be continued 

Messed Up [sunghoon ft sunoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang