chapter 10

40 4 0
                                    

Jay tidak masuk kuliah selama 2 hari karna sakit, hari ini Jay sudah mulai membaik namun ia hanya bersantai di rumah karna hari ini dosennya tidak masuk, Lumayan buat nambah-nambah waktu istirahat.

Jay yang sedang duduk santai di sofa sambil Netflixan menoleh saat Shena masuk ke kamar dengan sebuah mangkuk berisi makanan, Shena langsung duduk di samping Jay.

"Kamu suka jagung kan?"tanya Shena  dan Jay mengangguk

"Nih cobain, aku buat cemilan dari jagung tapi ini manis sih soalnya pake susu tapi pake keju juga jadi semoga gak terlalu manis"ucap Shena panjang lebar

Jay yang melihat itu tersenyum menatap Shena, Ia bersyukur Shena banyak berubah, Yang tadinya cuma ngomong sepatah kata doang Sekarang udah bisa ngomel Sama cerita apa yang ia alami atau sukai.

Shena berubah hanya ketika lagi berdua sama Jay, Hidup sama Jay selama 2 bulan sudah membuat Shena nyaman karna Jay benar-benar laki-laki yang baik dan selalu ngetreat Shena dengan baik.

Walaupun pertengkaran kecil beberapa kali terjadi, Tapi karna pertengkaran itulah yang lagi-lagi menunjukkan kepada Shena secinta apa Jay kepadanya

*Flashback on

Pukul 21.00 kst..

Shena sedang berada di walk in closet dengan memegang segelas air putih, Ia membuka lemari dan mengambil obat yang ia selipkan di lipatan baju, Saat akan meminumnya Shena terkejut saat bunyi ceklekan pintu mengagetkannya.

Shena menoleh ke arah pintu dan reflek menaruh tangan kanannya ke belakang badan sambil mencengkram tangganya agar menyembunyikan obat itu

"Aku cariin ternyata disini"ucap Jay,  Tatapan Jay turun kearah gelas yang dipegang Shena

"Kamu lagi ngapain shen?"tanya Jay heran, Ia bingung kenapa Shena di walk in closet dengan segelas air

Jay berjalan mendekat kearah Shena, Sementara shena sudah panik dan semakin mengepal tangannya

"Gak ngapa-ngapain"Shena berusaha tenang agar Jay tidak curiga, Namun Shena tersentak tatkala tangan Jay menarik tangan kanan Shena yang berada dibelakang

"Kamu nyembunyiin apa?Sini aku lihat"Jay sudah meraih tangan Shena namun Shena tetap mengepal kuat tangannya. ia tidak mau memperlihatkan obat itu ke Jay membuat Jay semakin curiga

Dengan sekuat tenaga Jay berhasil merebut obat itu dari Shena "obat apa ini? Bungkusannya mana?"

"Gak ada Jay"

"Pasti ada Shena, aku mau lihat"ucap Jay dengan suara lembut, namun Shena tetap tak bergeming

Jay mulai sedikit emosi "yaudah aku cari sendiri"Jay langsung mencari di lemari pakaian Shena namun Shena menghentikannya

"Tunggu,nanti aku ambilin"Shena langsung mengambil bungkusan obat itu. Jay langsung membacanya

"Kenapa kamu minum obat ini?"tanya Jay dengan tegas

"Aku gak bisa tidur Jay"jawab Shena dengan raut wajah sedikit frustasi

Ia memang suka insomnia tapi sejak tinggal disini ia semakin tidak  bisa tidur karna Jay selalu mematikan lampu ketika tidur membuat Shena takut dan gelisah. besoknya Jay menyalakan lampu saat tidur padahal Shena tidak memintanya

Namun hari berikutnya Shena menyuruh Jay menyalakan lampu kamar dengan beralasan kalau ia bukan tidak bisa tidur saat lampu mati tapi karna ia baru beradaptasi di kamar Jay dan Jay percaya karna besoknya Shena tertidur pulas saat lampu kamar mati.

Itu karna Shena memilih meminum obat tidur agar bisa tidur nyenyak karna ia tidak enak melihat Jay nampak gelisah saat lampu nyala walaupun tidak segelisah Shena

"Kamu tidak bisa tidur kenapa?"

"Kalau kamu kurang nyaman tidur seranjang sama aku nanti aku tidur di sofa"

"Enggak bukan gitu"

"Terus apa?"

"Minum obat kayak gini bahaya loh kalau terus-terusan"

"Aku takut kalau lampunya mati tapi gak enak sama kamu karna kamu juga gelisah kalau lampunya dinyalain saat tidur"

"Ternyata karna itu..kalau ada apa-apa itu di komunikasi kan jangan diem aja Shena"

"Aku orangnya cepat beradaptasi jadi gak papa kalau lampunya nyala, plis jangan minum obat-obatan kaya gini lagi"

Keesokan harinya saat Jay pulang kerja lelaki itu membawa paperbag berisi difuser dan oilnya agar membuat Shena releks dan nyaman

*Flashback off

Jay memakan makanan buatan Shena. Jay memang suka banget sama jagung

"Mmm..enak manisnya pas. kamu jago masak juga ternyata"puji Jay

"Jinja?"tanya Shena dengan excited dibalas anggukan Jay

"Aku gak terlalu jago masak, ini aja resepnya aku lihat di YouTube dan rencananya aku pengen bikin 2 hari yang lalu eh kamu nya malah sakit jadi baru sempat bikin sekarang"Jay lagi-lagi tersenyum mendengar curhatan Shena

"Astaga aku lupa, aku juga beliin kamu sesuatu pas ke mall sama mami"

"Tunggu aku ambilin dulu"Shena berlalu menuju walk in closet. Tempat ia menaruh paper bag nya

Shena datang dan membawa 2 paper bag

"Buat aku semua? kirain kemarin itu belanjaan kamu"kata Jay saat di beri 2 paper bag

"yang ini aku beliin buat kamu, kalau aku kemarin cuma beli lipstik doang"

"Buka dulu terus coba, itu aku kira-kira aja semoga cocok di kamu"

Jay membuka paper bag pertama yang berisi 2 celana selutut. sedangkan, paper bag kedua berisi vest hitam merek prada

Jay langsung pergi ke walk in closet untuk mencobanya

"Kok tau aku lagi suka pake celana selutut gini"ucap Jay menghampiri Shena dengan wajah sumringah

"Gak tau pas lihat celana dan vest ini kayak ngerasa style kamu banget jadi yaudah aku beli"

"Kamu beli ini pake kartu yang aku kasih kan?"tanya Jay, Jay memberikan kartu debit buat Shena belanja or shopping tapi Shena jarang menggunakannya itu kenapa Jay harus selalu memastikannya.

"Eee...eee aku lupa kalau ada kartu itu hehe"ucap Shena gugup, ia sebenarnya tidak enak jika harus menggunakan uang Jay kecuali untuk kebutuhan pokok seperti sampo, sabun, Snack dll

Jay langsung melepas jaket itu "alasannya itu mulu"

"Kamu itu kenapa sih aku capek-capek kerja sampai sakit kaya kemarin eh kamu malah gak pernah mau pake uang aku"omel Jay, Ia heran sama Shena padahal Jay selalu mentransfer uang bulanan di kartu itu tapi Shena malah tidak pernah menggunakannya

Jangankan menggunakan untuk keperluan pribadinya, Shena justru selalu membelikan Jay menggunakan uang pribadi wanita itu, Itulah yang membuat Jay sedikit jengkel

"Aku tuh beneran lupa, Lagian ini kan aku memang mau beli buat kamu jadi gapapa pake uang aku"ucap Shena membela diri, Namun Jay memilih tidak menggubris shena

"Kamu marah?"Jay tak menjawab dan memilih memainkan hpnya

"Janji deh besok-besok aku pake kartu yang kamu kasih"

Jay menunjukkan layar hpnya ke Shena "aku sudah transfer ke rekening pribadi mu"

"Loh kok gitu sih"ucap shena

Tiba-tiba hp Jay berbunyi, Jay melirik hpnya untuk melihat siapa yang menelfon. Tertera nama Isa

To be continue

Better | JAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang