13. Ada mantan

3K 392 136
                                    

Apa sih yang buat kalian tungguin cerita ini pake BANGET?

**

BTW!! APA KABAR PECINTA REGAN NAHLA?!!
MASIHKAN ANDA SETIA MENUNGGU KAPAL CERITA INI YANG jarang update????

Maap ya hehe..

***

Oke. Siapain hati lupain mantan.
Jangan jadi Nahla.
Atau jangan2 kalian gagal mup on seperti Nahla?!

**

HAPPY READING
**

Regan membeli berbagai jenis makanan siap saji kemudian mencari tempat yang nyaman untuk makan agar tidak terlihat dari jangkauan manusia di bumi. Ada sebuah tempat favoritnya yang semua orang tidak tahu termasuk teman terdekatnya.

Hanya Nahla yang Regan bawa kesana. Memasuki jalan sempit yang hanya muat untuk satu mobil. Dengan jalanan menanjak di kelilingi pohon-pohon menjulang ke atas. Tidak ada penerangan kecuali lampu mobil. Entah kenapa Nahla tidak takut, mungkin jika pria lain yang membawanya ke tempat seperti ini Nahla lebih baik loncat dari mobil. Namun ia duduk dengan tenang sambil makan kentang goreng yang Regan beli.

Seperti mengitari perbukitan, kini tiba di paling atas perjalanan. Regan menarik rem tangan, ia turun dari mobil lalu membuka gerbang tinggi dan kembali masuk ke mobil memasuki perkarangan yang luas.

Melalui lampu sorot mobil, Nahla bisa melihat sebuah rumah yang dindingnya di dominasi kaca dan juga kayu. Sangat aesthetic meski belum ada pencahayaan sama sekali.

"Turun." Regan membuka pintu mobil, kemudian berjalan menaiki tiga anak tangga untuk membuka pintu. Nahla masih berdiri di halaman yang di tumbuhi oleh rerumputan. Mendongak ke atas melihat bulan yang sepertinya bisa ia gapai. Nahla penasaran ia berada di ketinggian berapa.

Tidak lama kemudian semua pencahayaan menyala membuat Nahla menoleh dengan takjub. Lampu gantung yang berada di halaman membuat taman semakin sempurna.

Nahla berjalan ke depan, melihat ibu kota dari ketinggian. Ia berdecak kagum dengan pemandangannya malam. Bagaimana bisa Regan menemukan tempat seperti ini.

"Keren, kan?" Regan duduk di kursi santai, tersenyum kecil.

Nahla mengangguk. "Tempat apa ini? Villa?"

Regan melepas jaket lalu ia lempar ke pangkuan Nahla. "Em, villa milik keluarga gue. Rencananya mau di buka tahun lalu, tapi nggak jadi karena keluarga gue suka nginep di sini."

Nahla memakai jaket Regan dan duduk di samping pria itu menikmati malam. "Pemandangannya bagus,"

Regan kemudian mengeluarkan makanan yang ia beli ke meja. Menggigit burger karena perutnya sudah kelaparan. "Makan, Na," katanya menawarkan.

Nahla mengangguk.

Keheningan terjadi di antara keduanya, Regan sibuk menghabiskan makanan sedangkan Nahla mengabadikan pemandangan melalui layar handphone.

Nahla merebahkan punggungnya ke sandaran kursi. Melipat kedua tangan di dada. "Alister punya pacar nggak?"

Sontak Regan menoleh dengan kening berkerut. Ia baru saja selesai makan dan kini sedang duduk santai. "Banyak, kenapa?"

Nahla mengangguk-anggukkan kepala pelan. "Kayaknya dia baik,"

Regan tertawa kecil. "Dia baik ke semua orang, jadi nggak usah baper,"

Regan & NahlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang