Chapter 1

10.5K 394 10
                                    

"Hallo..halloo?"

Aku hanya bisa diam, mendengar suara di ujung telpon yang begitu sangat aku rindukan. Aku akan selalu menelponnya saat rinduku sudah membuat aku menggila. Di detik berikutnya pun dia hanya akan terdiam membiarkan kami saling mendengarkan nafas masing-masing yang berhembus menyampaikan rindu. Seakan dia tahu orang yang selalu menelponnya tanpa suara, adalah aku.

-
-

"Adeeek! Cepetan turun! Bebeb sama Mama udah nungguin tuh!" Suara Kak Raya nyaring berteriak saat dia dengan langsung membuka pintu kamarku-lagi-tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Huh.. Bebeb?" Aku mendengus sebal, merinding mendengar acap kali Kak Raya memanggil Bang Mario yang sebentar lagi menjadi calon suaminya.

Dulu banget, Kak Raya memanggil calon suaminya dengan 'cowok jutek'. Sementara calon kakak ipar memanggil Kak Raya dengan 'cewek aneh'. Sekarang mereka saling memanggil dengan sebutan 'bebeb'. Siapapun yang tahu kisah mereka, pasti akan merinding mendengar mereka sekarang saling memanggil dengan panggilan sayang. Setiap orang pasti setuju kalau Kak Raya dan Bang Mario adalah pasangan yang bisa membuat iri orang lain yang melihatnya.

"Lagi ngapain sih dek?" Tanya Kak Raya dengan tak sabar menghampiriku yang masih memegangi ponselku setelah sesaat lalu menelpon orang itu.

"Iya kak, bentar lagi nih.." Aku pun langsung menuju meja komputer untuk mengambil dompet yang tergeletak di sana. Kak Raya langsung mengacak-ngacak rambut yang sudah aku tata dengan rapih."Bisa gak sih Kak berhenti kayak gitu, Kakak itu udah mau nikah juga!" Kataku berdecak kesal sembari merapihkan lagi rambut yang sudah berantakan dengan jari-jariku.

"Hehe, gak bisa dek..!" Kak Raya cengengesan dan langsung menarik hidungku.

"Huuh..!" Aku hanya bisa pasrah kalau sudah berhadapan dengan Kak Raya, dan.. Orang itu...

-
-

"Ibin gak ikut?" Tanya Bang Mario pada Kak Raya yang duduk di sampingnya. Sekarang kami berada di dalam mobil menuju butik, untuk mengambil kebaya baju pengantin yang sudah di pesan.

Kak Ibin adalah sahabat terdekat Kak Raya dari kuliah, nama sebenarnya Bintang tapi dia biasa dipanggil Ibin. Nama bagus-bagus di ganti ubin, eh ibin maksudnya. Heheh. Kak Ibin gay, aku sudah tahu dari lama banget kak Ibin gay dari kak Raya.

"Ibin lagi nganter Rifan sidang beb." Jelas Kak Raya. Rifan adalah sahabat orang itu, yang sekarang menjadi sahabatku juga. Kak Ibin dan Rifan sudah pacaran selama 6 tahun! Aku iri sekali setiap melihat mereka berdua. Dulu sebelum kak Ibin pacaran sama Rifan, Kak ibin selalu berganti-ganti pacar hampir sebulan sekali. Hehe. Kak Ibin kan ganteng. Upsst!

Hanya aku, Kak Raya, Bang Mario dan orang itu yang tahu hubungan Kak Ibin dan Rifan. Tetapi Kak Raya dan Bang Mario belum mengetahui apapun tentang aku dan orang itu.

"Rein kok gak ngajak Alissa?" Tanya Mama yang duduk di sampingku di belakang.

"Kenapa dia harus ikut, Ma? Alissa tuh cuma teman Rein, jangan berharap lebih deh! Lagian dia juga udah punya pacar kok." jawabku sedikit kesal karena bosan sama Mama yang sebentar lagi pasti akan menceramahiku.

"Terus kok kamu gak pernah bawa yang selain te-man untuk dikenalin ke Mama?" Tuh kan! Lagi dan lagi pertanyaan yang sama.

"Rein lulus kuliah aja belum, Ma. Rein gak mau pacaran sebelum mapan!" yap, inilah jawaban andalanku untuk menghadapi mama.

"Jangan paksa Rein lah, Ma. Nanti kalau dia ngasal cari pacar terus dapet perempuan yang gak baik, kita juga kan yang repot." Sambung kak Raya meyakinkan mama. Thanks banget Kak, Kak Raya memang selalu menjadi penyelamatku.

CLBK [Cinta Lama Belum Kelar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang