D-Delta

334 13 9
                                    

Rencananya gagal. Semula Denji ingin Power dan Yoru menggagalkan pertemuannya dengan Ayato. Karena demi apapun, badan Denji belum sembuh betul. Ia sih senang saja kalau misal Ayato mengajak adu kekuatan, tapi tidak di kondisinya yang saat ini. Awalnya ia ingin Power dan Yoru agak melonte agar mereka tergoda dan memilih makan di kantin bersama daripada pergi ke base alias gedung C yang sampai saat ini selalu kosong.

Yoru dan Power padahal termasuk most wanted di SMA mereka, tapi ternyata tetap gagal. Denji memberanikan diri ke base sendirian tanpa Aki, ia hanya tidak ingin menyeret anggota OSIS itu ke dalam kenakalan remeh seperti ini. Hukumannya lebih parah daripada siswa biasa. OSIS adalah contoh baik, seperti itulah yang Aki dulu bilang padanya ketika ia mengajak bolos.

"Udah dateng nih bro, si pirang." Itu suara Ryan, teman dekat Ayato. Ia terkekeh sembari menarik kerah Denji, menyeretnya agar lebih dekat dengan Ayato. Denji berontak, "Gue bisa jalan sendiri bangsat!"

"Wah selow brodi, kita kan baru aja ketemu. Kemaren mau gue ajak ketemu, eh elo nggak masuk. Kemana lo? Nangis di kamar ya gara-gara kena tonjok bocah freak?" Ayato memanasi Denji, tertawa di akhir ucapannya. Senang karena Denji adalah anak yang gampang dipancing dan sedikit bodoh.

Bug Bug Bug

Sebuah balok kayu menghantam Denji di belakang kepala, menjatuhkannya dengan mudah. Denji berteriak, namun tendangan Ayato dan Ryan di perutnya membuatnya bertahan sebisa mungkin. Lagi-lagi Ryan memukul badannya menggunakan balok kayu. Denji merintih, badannya memar lagi. Sudut bibirnya mengeluarkan darah, telapak tangannya lecet karena menghalau balok kayu yang diayunkan kepadanya tadi. 'Anjing, ini kenapa gue kena sial mulu sih? Dari kemaren dipukulin mulu' batin Denji.

"Gimana? Sakit ya? Lebih sakit mana sama kelakuan Yoshida? Jawab kontol!" Ayato menendang selangkangan Denji dengan keras. Denji rasanya sudah mau pingsan, semua orang tahu kalau penis adalah titik kelemahan semua pria.

"AAAAAA BANGSAT! KONTOL GUE SAKIT TOLOL!" Sudut mata Denji mengeluarkan air mata. Ini benar-benar luar biasa sakit.

"Lo tau nggak salah lo apa? Hm?" Ayato berjongkok di sebelah Denji, mengabaikan Denji yang masih berguling sembari memegangi penisnya. Ryan terkekeh dibuatnya, lalu lelaki berambut coklat terang itu menyeret Denji di kursi kayu. Mengikatnya di sana, tidak peduli akan Denji yang sudah terisak menahan sakit.

"Kayaknya lo goblok banget sampek nggak tau salah lo di mana. Yah terserahlah, gue tinggal lo di sini ya. Entar kakak yang bakal nemuin lo di sini. Palingan kakak lagi makan sekarang, tunggu aja. Have fun Ji, semoga lo sehat aja ya abis ini." Ryan dan Ayato terkekeh bersama. Meninggalkan Denji yang memberontak di ikatan kuat itu, takut bertemu dengan sosok yang disebut 'kakak'.

"LEPASIN GUE BANGSAT! SALAH GUE APA? KONTOL BALIK KESINI NGGAK LO!" Denji nyaris terisak lebih kencang saat Ayato juga Ryan memilih meninggalkannya di kesunyian gedung ini.

"Sialan, nyesel gue nggak nurutin apa kata Aki. Ternyata walau sok ngatur gitu, omongan Aki kayak omongan emak-emak. Selalu bener dan kejadian." Monolog Denji yang diakhiri desahan panjang.

Ia ingat waktu pertama ia membully Yoshida, Aki melarangnya karena enggan Denji terkena masalah. Dulu juga ia ingin masuk Vamos 00 alias geng para siswa nakal di SMA mereka ini, Aki sudah melarangnya berkali-kali. Ia nekat dan kini ia menyesal masuk geng ini. Kekalahannya dari Yoshida kemarin pasti mempermalukan 'kakak'. Ia pasti akan dibantai habis-habisan setelah ini, dan dikeluarkan dari geng dengan cara yang tidak hormat.

Denji meratap, ia menunduk dalam. Lelah ingin kabur dari ikatan ini, badannya sudah banyak lecet setelah bergesekan dengan tali. Ia memejamkan matanya erat, menyesal selalu datang di akhir kan? Denji merasakan hal itu sekarang, ia berharap kembali di waktu pertama ia menginjakkan kaki di SMA ini sebagai siswa baru. Memperbaiki semuanya. Termasuk kelakuannya.

831 637  [YOSHIDEN]Where stories live. Discover now