Senja baru saja menyapa langit ketika burung burung terbang tanpa beban di atas sana. Daun-daun tampak melepaskan diri dan jatuh dari tangkainya. Alunan musik lagu Photograph milik penyanyi dunia Ed Sheeran itu terdengar mengudara. Angin lembut membelai rambut pirang yang di gerai oleh gadis itu. Dia Lilyana Veralyn. Gadis yang sedang menikmati kesendirian dan duduk di bawah pohon rindang sebuah bukit hijau nan luas. Sejenak terlintas di otaknya kejadian-kejadian waktu ia duduk di bangku SMA dulu, yang tak terasa membuatnya mengangkat sudut bibirnya dan membentuk sebuah senyuman kecil.
Lima tahun yang lalu, tepat di tempat ia berada sekarang
Tahun 2018
"Allahuakbar!!!! Kaget gua!", seru sorang remaja laki laki terkejut melihat keberadaanya.
" Eh bentar-bentar, gua kok kaya ngga asing ya sama muka lo.Lu murid pindahan yang di kelas tadi kan?" Lanjut ucapnya.
Lily masih mengamati muka laki laki itu. Beberapa detik berlalu Lily pun ingat, dia berjumpa dengannya pagi tadi di kelas. Benar, Lily murid pindahan di SMA Wismagama , orang tuanya pindah dari Jakarta ke Bogor saat Lily kelas X SMA tepatnya saat memasuki semester genap.
Lily hanya mengangguk tanda meng-iya kan. Lalu, ia berdiri beranjak dari duduknya, ingin pergi dari sana.
Langkah kakinya terhenti di sebuah rumah dengan model minimalis dan beberapa tanaman hias di depannya. Membuka pintu rumah tersebut dengan kunci yang ia bawa dan mengucapkan salam saat masuk.Walaupun gadis itu tau, tak akan ada balasan dari salam yang diucapkan, karena ia hanya sendirian. Ya, itu rumah barunya. Ia baru menempati rumah itu sekitar seminggu yang lalu, Ayah Lily dipindah tugaskan dari Jakarta ke Bogor yang mengharuskan Lily ikut pindah Sekolahan. Saat umur 7 tahun, Ibu Lily meninggal dunia karena kecelakaan beruntun di salah satu jalan tol saat hendak pergi menjenguk neneknya. Sungguh, kepergian ibunya membuat Lily terpukul. Lily yang sejak kecil sangat dekat dengan ibunya tercinta ,tak menduga jika beliau meninggalkan dirinya secepat itu. Menggoreskan luka sakit di hatinya sampai saat ini.
Memasuki rumahnya yang sunyi, hanya terdengar bunyi denting jarum jam. Ia pun melewati sebuah ruang tamu dan menuju dapur kecil yang rapih. Ia membuka kulkas dan mengambil segelas jus jambu, lalu meminumnya. Ia mendekatkan diri ke tudung saji di atas sebuah meja makan dan menemukan tulisan kecil di kertas putih yang tertempel. Bertuliskan "Non, bibi sudah masak makanan kesukaan Non Lily,makan yang banyak non, maaf bibi pulang lebih awal, bibi jemput rafa dulu terimakasih non."
Ayah Lily memang mempekerjakan Asisten Rumah Tangga dirumah barunya. Bi Inah namanya. Anak sulungnya, rafa, masih kelas 5 Sekolah Dasar. Ayah Lily mengangkat Bi Inah menjadi ART nya bukan tanpa sebab, Bi Inah orang yang jujur. Bi inah punya sebuah warung sembako kecil di rumah nya, saat itu lily belum lama tinggal di rumah barunya, ia membutuhkan beberapa barang dan sampailah ia di warung Bi inah itu, namun Lily lupa jalan pulang ke rumahnya kemudian Bi Inah membantu Lily sampai menemukan jalan pulang yang benar. Tidak sampai disitu Bi Inah mengembalikan dompet Lily yang tertinggal di warung sembako miliknya kepada Lily. "Jujur memang sederhana, tapi di zaman sekarang ini, kejujuran lebih mahal dari apapun" Ucap ayahnya waktu itu. Mendengar Bi inah sedang membutuhkan pekerjaan, maka ayah pun mengangkat Bi Inah sebagai ART dirumah barunya. Namun, ia diberi kebebasan waktu dalam bekerja. Istilahnya Yang penting makanan ada dan rumah sudah rapi, Bi Inah boleh pulang.
Lily membaringkan tubuhnya di sebuah kasur yang ada di kamarnya. Matanya tertutup tapi otaknya berisik. Mengingat ada tugas sekolah yang harus ia kerjakan dan ayahnya pun belum pulang. Kemudian dengan sigap dia beranjak dari tempat tidurnya, mandi, makan dan menunggu ayahnya pulang sambil mengerjakan soal demi soal dari sebuah buku yang ada di hadapannya.Kemudian Handphone nya berbunyi, tanda notif masuk
Ayah
Maaf nanti Ayah pulang agak larut dari biasanya, hari ini banyak kerjaan, ayah membawa kunci cadangan, kamu tidur dulu saja, pintunya jangan lupa dikunci dari dalam.
Selamat malam putri cantik Ayah...
Lily
Baik Ayah, hati-hati dijalan
Lagi dan lagi, Lily harus sendirian. Menatap langit langit kamarnya setelah mengerjakan tugas tugas sekolahnya, entah kenapa, dunianya terasa hampa.Namun, Lily sudah sangat terbiasa dengan kekosongan itu. Sampai akhirnya ia menjadi anak yang introvert seperti sekarang, itu semua bukan tanpa sebab, sebelum ibunya meninggal Lily anak yang ceria namun setelah musibah yang menimpa ibunya itu, rasanya, hidup Lily berputar 180 derajat. Dulu, Lily suka bermain dengan teman teman sebayanya, namun sejak ibunya tiada rasanya ada yang sangat berbeda di hidup Lily. Gadis itu jadi lebih sering sendiri, dikamar, menikmati waktu dengan dirinya seorang diri,berbicara ala kadarnya kepada orang orang, suka membaca buku, menonton film, atau bermain gedget yang bisa ia lakukan semua seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOPHILE
Teen FictionSenja baru saja menyapa langit ketika burung burung terbang tanpa beban di atas sana. Daun-daun tampak melepaskan diri dan jatuh dari tangkainya. Alunan musik lagu Photograph milik penyanyi dunia Ed Sheeran itu terdengar mengudara. Angin lembut memb...