.
.
Sekejap dua duanya terdiam. Pandangan mata merekapun bertemu. Jantung Dirga sepertinya berdenyut lebih kencang sekarang."Lo cantik"
Lily terdiam, mencoba memasang muka datar namun usahanya sepertinya percuma karena pipinya terlanjur merah merona."Cantikan juga gue,Ga"
Sahut seorang gadis dan dua orang temannya yang sekarang sedang berjalan menuju Dirga & Lily. Mereka menatap Lily sinis. Namun Lily tidak membalasnya, Lily mengacuhkannya. Seketika Lily ingin pergi dari tempat itu."Gausa kepedean lu jadi orang, cantikan Lily gua kemana-mana" Sahut Dirga dengan sewot. Mata Lily seketika melotot mendengar Dirga yang menyebutkan kalimat itu.
"Ooh jadi Lily namanya, gadis yang suka kecentilan sama lo ini" Sahut gadis itu. Namanya Anggita, jelas tercantum di nametag pada seragamnya. Sepertinya matanya menampakkan amarah saat melihat Lily. Padahal Lily tidak tau siapa dirinya. Hanya tau namanya, itupun tadi.
"Heh jaga mulut lo ya Git!" Ucap Dirga tegas kepada gadis itu.
"Kenapa?Kenapa lo belain cewe itu Ga? Toh yang gua omongin juga bener kok, gua liat sendiri tdi pas dia turun dari motor lo." Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk Lily.
"Maaf ya gua gaada urusan sama lo atau Dirga, gua cuman beberapa kali ditolong sama Dirga gitu doang, kita cuma temen ga lebih. Gua cabut" Ucap Lily dengan wajah dan nada datar kepada Anggita.
Lily berbalik badan dan meninggalkan Dirga dan Anggita. Lily tidak habis pikir kepada Anggita, bisa bisanya dia menuduhnya seperti itu padahal mereka tidak saling kenal. Sungguh tidak sopan. Batin Lily.
"Git lo bisa nggak sih gausa ganggu gua lagi. Urusin aja sana pacarlo yang tajir itu. Gua risih tau nggak sama lo." Ucap Dirga kesal dengan kelakuan Anggita dan pergi meninggalkannya.
Anggita adalah teman kecil Dirga sejak mereka Sekolah Dasar. Dulu Anggita adalah gadis yang sederhana, pemalu, sopan dan tidak punya banyak teman. Rumahnya dekat dengan rumah Dirga, dia pun sering bermain dengan Dirga, berangkat sekolah bersama, intinya masa kecil Anggita dihabiskan bersama Dirga. Ibu Anggita juga sangat welcome kepada Dirga, karena sikap Dirga yang dari kecil friendly dan sopan kepada siapa saja. Mereka sangat akur dulu, bahkan apabila Anggita sakit dan tidak berangkat sekolah, Dirga dengan senang hati menjenguknya dan membawakannya buku catatan agar Anggita tidak tertinggal pelajaran. Namun semuanya berubah saat mereka menginjak SMP, Ayah Anggita diangkat menjadi CEO Install Tech, salah satu perusahaan terbesar di kotanya yang bersaing dengan perusahaan perusahaan internasional. Anggita dan keluarganya hidup dengan sangat berkecukupan. Hingga Anggita & keluarganya pindah dari rumahnya dan membeli rumah baru di suatu perumahan elit. Tentu saja Dirga senang akan hal itu, Dirga bahkan pernah jauh jauh ke rumah barunya karena dia ingat bahwa hari itu adalah hari ulang tahun Anggita. Namun sesampainya di rumah baru Anggita, justru Dirga diperlakukan tidak baik oleh teman teman barunya yang merupakan anak-anak dari rekan bisnis ayahnya. Dirga di permalukan oleh teman teman barunya karena penampilannya sederhana, membawa motor bukan mobil seperti mereka dan bukan dari kalangan atas. Kado yang Dirga berikan untuk Gita berupa sebuah album masa kecil mereka pun akhirnya Dirga bawa pulang kembali. Sebenarnya Dirga tidak sakit hati dengan ucapan teman teman Gita, namun dia sakit hati karena Gita bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun saat Dirga di permalukan. Gita malahan asik bermesra-mesraan dengan seorang laki-laki tanpa menghiraukan Dirga sama sekali. Walaupun Gita sempat menghentikan Dirga saat ia akan pergi, namun bagi Dirga itu sudah terlambat. Bagi Dirga, gadis itu sudah cukup melukai hatinya. Sejak kejadian itu,Gita mungkin berusaha meminta maaf lewat WhatsApp ataupun DM di instagram Dirga. Namun tak ada satupun yang Dirga balas. Sampai suatu ketika mereka bertemu saat SMA dan Gita mengungkapkan perasaannya kepada Dirga, namun Dirga tolak karena dia tau, Dia dan Gita berbeda kasta, mereka sekarang berbeda, Gita yang Dirga kenal saat kecil bukan Gita yang sekarang. Bukan hanya itu, Gita juga dirumorkan akan dijodohkan dengan anak rekan bisnis ayahnya, mungkin yang pernah Dirga lihat sewaktu sepulang sekolah menggunakan Mobil beberapa minggu yang lalu. Walaupun Dirga akui dulu Dirga memang menyimpan rasa untuk Anggita, namun sejak mereka jarang bertemu rasa itu perlahan padam. Kemudian Dirga sadari bahwa dia bukanlah yang terbaik bagi Gita. Dia pun tidak mau menjadi orang ketiga diantara Gita dan kekasihnya. Namun sejak kelas 11 Gita justru senang mencari masalah dengannya, mulai dari memaksa Dirga ingin pulang bersamanya, sengaja membeli sweater yang sama dengan Dirga supaya dikira mereka sepasang kekasih, hingga halu kepada orang orang bahwa dirinya dekat dengan Dirga. Dirga risih dengan semua itu, nyatanya dulu dia menyukai Gita hanya sekedar cinta monyet, namun sekarang Gita yang terus terusan meng-halu jadi pacarnya. Entahlah Dirga sudah lelah dengan wanita itu, yang Dirga harap semoga ia cepat sadar dan berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOPHILE
Teen FictionSenja baru saja menyapa langit ketika burung burung terbang tanpa beban di atas sana. Daun-daun tampak melepaskan diri dan jatuh dari tangkainya. Alunan musik lagu Photograph milik penyanyi dunia Ed Sheeran itu terdengar mengudara. Angin lembut memb...