Keesokan harinya di sekolah
Pagi ini pekan kedua Lily berada di SMA Wismagama, Lily yang notabene nya murid baru kelas X MIPA 2 itupun segera turun dari mobilnya dan berpamitan kepada ayahnya. Tak lupa Lily mencium tangan ayah nya yang sudah menjadi tradisi sejak dini. Gadis itu berpenampilan sedikit berbeda dari biasanya. Akhir-akhir ini Lily lebih suka rambutnya yang bergelombang di gerai begitu saja daripada di ikat satu seperti biasanya. Gadis itu hanya memakai seragam sekolah osis dan outer cardigan crop berwarna biru pastel dengan corak bunga daisy dan jam tangan dari ayahnya, serta sedikit lipbalm agar bibirnya tidak kering, mengingat suhu udara di Bogor jauh berbeda dengan Jakarta. Jam mulai menunjukan pukul 06.45, itu tandanya 15 menit lagi prlajaran akan di mulai. Lily bersegera menuju kelasnya tanpa menghiraukan siswa siswi yang memperhatikan penampilannya. Saat di koridor menuju kelasnya tiba tiba :
"Woyy"
Lily menengok ke belekang melihat sosok laki laki dengan kancing seragam dibuka memperlihatkan kaos hitam yang ia kenakan dengan tas yang hanya digendong mnggunakan pundak kiri , berkulit kuning langsat dan tinggi sekitar 170 cm menghampiri dirinya dengan tergesa-gesa. Dia familiar dengan wajah itu, sepertinya Lily sudah bertemu dengannya dikelas dan di bukit waktu itu. Tapi siapa namanya?
"Astagaa lu jalan cepet bnget dah kaya dikejar setan aja, ini dompet lu ketinggalan tadi di mobil gua disuruh bokap lu nganterin ke elo,"
Pemuda itu menyerahkan dompet itu kepadanya.
"Makasih" Ucap Lily dengan nada datar khasnya.
"Udah gitu doang?"
"Minimal batagor kek" Pemuda itu berkata pelan tapi masih bisa di dengar Lily.
Saat Lily menoleh mendengar kalimat itu pemuda itu cengengesan sambil menggaruk garuk kepalanya. "Gua bercandaa hehe" Ucap pemuda itu
"Gua Dirga. Kelas X MIPA 2, btw nama lo siapa? Gua lupa waktu lo ngomong di depan kelas? "
"Gua Lilyana Veralyn, panggil Lili aja."
"Ohh iya baru inget gua soalnya nama lu susah si, coba aja nama lo Ipeh ato nggak Narti, kan jdi gampang inget." Pemuda itu melemparkan candaan. Tak terasa Lily mengangkat sudut bibirnya keatas membentuk senyum yang membuat dimple di pipinya terbentuk. Namun, Lily tidak sadar akan hal itu.
Dirga yang berjalan disampingnya terkejut melihat Lily tersenyum
(Ehh bisa mesem juga ternyata ni cewe kulkas) batin Dirga dalam hati. Setelah dialog singkat itu keduanya berjalan beriringan bersama menuju kelas, Dirga pun menanyakan beberapa pertanyaan kepada Lily. Yaa walaupun Lily hanya menjawab seperlunya saja. Sepertinya pemuda itu penasaran dengan Lily, pasalnya teman teman Dirga tidak ada yang sependiam Lily.
Bel istirahat telah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar dari ruang kelas masing masing. Ada yang langsung menuju ke kantin, ada yang keluar hanya sekedar mencari udara, ada yang menyempatkan untuk berselfie, juga ada beberapa gerombolan yang asik mengobrol dengan membentuk lingkaran dengan teman teman mereka. Lain halnya dengan Lily, dia yang tidak suka dengan keramaian memilih duduk menyantap makanan yang ia bawa dari rumah. Begitu juga teman sebangkunya, Ririn.
"Li, serius ni gua mau tanya sama lo."
Lily mengangkat sebelah alisnya "apa?"
"Lo lagi pdkt-an ya sama Dirga?"
Lily yang sedang minum pun tersedak dengan ucapan Ririn. "Kok lu gapernah cerita sama gua si kalo lo lagi deket sam atu cowo?" Ririn dengan wajah lebih serius
"SETANNNN LO RINN" Lily yang kaget dengan yang di ucapkan ririn."gua sama dirga gaada apa apa."
"Lah terus kenapa tadi pagi berangkat bareng??" Ucap Ririn
KAMU SEDANG MEMBACA
AUTOPHILE
Teen FictionSenja baru saja menyapa langit ketika burung burung terbang tanpa beban di atas sana. Daun-daun tampak melepaskan diri dan jatuh dari tangkainya. Alunan musik lagu Photograph milik penyanyi dunia Ed Sheeran itu terdengar mengudara. Angin lembut memb...