1

25 1 0
                                    

Warning: Typo, OOC, AU, Yaoi, Smutt, Abo dll

Rated: Mature. (This story is just for fun. If there is something wrong or awkward, I apologize because I'm still a beginner.)

Don't like don't read

.
.
.
.
.

Di sebuah ruangan dengan ukuran yang cukup besar berisi meja kerja dan beberapa dokumen di atasnya, terdapat beberapa rak buku serta rak dokumen, satu buah sofa berukuran cukup besar yang bisa di tempati 4 sampai 5 orang, juga terdapat satu ruangan istirahat jika sang CEO terpaksa harus menginap di kantor.

Di tempat duduknya, CEO itu sedang membaca beberapa berkas yang di berikan oleh asistennya beberapa saat yang lalu, berkas yang berisi sebuah informasi tentang bisnis yang akan mereka jalani dengan perusahaan lain. Sang asisten berdiri di sisi meja, sesekali ia menjawab pertanyaan dari atasannya tersebut.

Sang CEO menghela nafas panjang, berkas-berkas yang tadi ia baca di berikan kembali pada asistennya. Tubuhnya menyender pada senderan kursi, tangannya memijat pelipisnya. Bisa di lihat jika CEO tersebut kelelahan.

"Atur jadwal rapat besok, aku ingin ini segera selesai." Ucap sang CEO.

"Baiklah, saya harap Tuan Agen berisitirahat setelah ini "

"Hn."

Setelahnya, sang asisten pergi keluar ruangan atasannya tersebut. Tugasnya akhir-akhir ini padat, jadi kapan pun harus siap.

CEO itu langsung membereskan barang-barang dan beranjak keluar dari kantor. Ia menuju ke tempat parkir dimana mobilnya terparkir. Ia langsung menancap gas pergi dari kantor itu.

Saat di perjalan pulang ia melihat sebuah bar yang cukup menarik perhatiannya dan akhirnya ia memutuskan untuk menghentikan mobilnya di sana. Meminum sedikit bir bukan masalah bukan?

"Mungkin bukan ide yang buruk untuk minum-minum sedikit." Kata Ahen sambil keluar dari mobil dan masuk ke dalam bar tersebut.

Di tempat lain tepat nya di sebuah rumah sakit, terlihat ada beberapa dokter keluar dari ruangan operasi. Mereka baru saja selesai menjalankan operasi pada salah satu pasien. Dan akhirnya operasi nya berjalan lancar walaupun cukup lama.

Helaan nafas lelah terdengar dari salah satu dokter. Ia melepaskan masker dari wajahnya yang membuat wajah cantiknya itu terlihat dengan jelas. Ia melepaskan jas dokter miliknya lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

Saat mencuci muka tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya hingga membuatnya terperanjat. Ia menoleh dan mendapati seorang pria kenalannya, dia adalah salah satu dokter yang ikut dalam operasi tadi.

"Kau mengagetkan ku, Joan."

"Haha, Bagaimana jika kita minum setelah pulang? Aku akan mengajak kekasih ku." Ucap Joan.

"Minum? Besok kita harus bekerja, apakah kau lupa?" Kernyitan di dahi dokter itu terlihat jelas, menandakan bahwa dokter cantik itu terlihat bingung.

"Kurasa kau yang lupa, Han. Kita libur selama tiga hari, apakah kau lupa?" Tanya Joan untuk memastikan.

"Ah kau benar." Jawab Han, dokter cantik itu kini menggaruk pipinya yang tak terasa gatal. Ia memang lupa karena akhir-akhir ini ia sibuk mengurus pasien.

Setelah mereka pergi dari rumah sakit, mereka langsung pergi menuju bar. Joan sudah mabuk berat setelah meminum beberapa gelas dan pada akhirnya, kekasihnya meminta izin kepada Han untuk pulang terlebih dahulu. Dan sekarang hanya tinggal Han sendiri yang menikmati minuman nya.

The doctor is only mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang