Sinar mentari pagi menelusup melewati celah-celah jendela menyinari wajahnya. Perlahan ia membuka matanya, menggosok kedua mata dengan punggung tangannya. Saat melihat ke samping mata nya terbelalak saat melihat seorang pria asing tengah tidur dengan posisi memeluknya.
Merasa ada pergerakan, pria asing itu melenguh pelan sambil menggeliat. Kedua matanya terbuka namun masih mencoba menetralkan cahaya yang masuk ke dalam rumah.
Ia menoleh dan mendapati seorang laki-laki cantik telanjang yang tengah berada di dekapannya. Secara reflek ia langsung melepaskan pelukan itu dan langsung terduduk.
"Kau... A-apa yang kau lakukan padaku?" Tanya Han. Ia menarik selimut guna menutupi seluruh tubuhnya yang telanjang, badannya bergetar ketakutan.
Ahen menghela nafas panjang, dengan santai ia turun dari ranjang dan mengambil celananya yang tergeletak di lantai. "Sepertinya kau tak mengingatnya."
"Semalam kau mabuk dan kau memintaku untuk bercinta denganmu." Lanjut Ahen sambil memakai pakaiannya.
"A-apa? Kau pasti berbohong. Tidak mungkin aku meminta hal seperti itu, terlebih kepada pria asing seperti mu." Kata Han. Ia menatap tajam ke arah Ahen yang sedang memakai pakaiannya dengan santai.
Ahen berbalik untuk menatap Han, Ia menatap dengan tatapan dingin. "Untuk apa aku berbohong? Jika kau tak mempercayai hal itu, itu terserah mu. Yang penting aku sudah mengatakan hal yang sebenarnya."
"Kau.." Kepala Han menunduk hingga rambut depannya menutup sebagian wajahnya.
Ia mendongak, menatap Ahen dengan kilatan kemarahan di matanya. Ia berniat menghampiri Ahen, namun ia merasakan sakit luar biasa di punggung dan bagian bawahnya, ia merasakan ada sesuatu yang mengalir di bagian belakangnya.
"Ini tidak mungkin kan?" Tanya Han masih tak percaya.
"Aku sudah mengatakan nya jika kau yang memintanya." Tutur Ahen.
"Aku... Aku tak marah jika kau membuat ku hamil atau kau melecehkan ku, tapi..." Kepalanya kembali menunduk membuat rambut depannya kembali menutup sebagian wajahnya, tubuhnya bergetar berusaha menahan tangis.
"Kenapa kau menandai ku? Kenapa!?"
Ahen hanya diam, menatap dengan tatapan datar seolah-olah diriya tak memperdulikan nya.
Karena merasa tak ada jawaban dari pria di depannya, emosi Han semakin tak tertahankan.
"Katakan sesuatu... Hiks... Kenapa kau menandai ku..?" Tangis Han pun pecah, seberusaha apapun ia menahan tangisnya, ia sudah tak kuat.
Ahen merasa sedikit iba kepada Han. Ia menyisir rambutnya kebelakang dengan kedua tangannya. "Aku egois karena ingin memiliki mu. Karena itu aku sengaja menandai mu agar tak ada siapapun yang dapat memiliki mu, selain diriku."
Mendengar itu membuat emosi nya bercampur aduk, dengan tenaga han mencoba untuk berdiri dan mengambil pakaiannya di lantai dan langsung memakainya. Ia berjalan dengan langkah cepat melewati Ahen menuju pintu. Langkah nya terhenti, ia menoleh dengan tatapan tajam.
"Aku membenci mu, dan ku harap kita tak akan bertemu lagi." Setelah mengatakan itu, Han melanjutkan kembali langkahnya, ia tak memperdulikan bagian bawah tubuhnya yang sakit.
"Heh menarik." Monolog Ahen.
Saat Han riba di apartemen miliknya, ia langsung bergegas menuju kamar mandi dan langsung melepas seluruh pakaian. Bercak kemerahan dan gigitan terlihat di tubuhnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin dengan tatapan kosong.
Berbeda dengan ahen yang seolah tidak terjadi apa-apa dia langsung bergegas menuju perusahaannya untuk menjalankan rapat yang sudah di tentukan.
Rapat memang telah usai, namun Ahen memilih duduk diam disana melanjutkan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The doctor is only mine
RomanceDia milikku, dia Omega ku, dan tak ada siapapun yang bisa menyentuh nya...!! . . Cerita fiktif murni hasil imajinasi author - Boys love - Genre: romance, Abo (Alpha, Beta, Omega) - warning: smut scene Rilis: 2 Februari 2023 End : -