~Happy Reading~
Pengenalan karakter:
Dia adalah Santi dan dia merupakan seorang guru yang mengajar pelajaran Bahasa Inggris di salah satu Sekolah Menengah Atas di kota Sampit, Kalimantan Tengah. Dia lahir pada tanggal 14 Maret 1975 dan sekarang dia sudah berusia empat puluh delapan tahun, sebelum dia mengajar di Sekolah Menengah Atas dia sudah mengajar di sekolah lain untuk pengalaman pertama menjadi seorang guru beserta dengan cerita horornya.
Pulau Kalimantan sudah di kenal memiliki hutan yang sangat lebat, bahkan pohon-pohon di sana sangat besar dan tinggi. Selain terdapat pohon-pohon yang banyak, tapi pulau Kalimantan juga di kenal selalu mendapatkan cerita horor dari dahulu.
Mungkin sudah tidak bisa di ragukan lagi cerita mistis di pulau Kalimantan, karena wilayahnya terdapat banyak pohon-pohon besar seperti pohon beringin, dan lainnya maka banyak sekali makhluk-makhluk halus suka berkeliaran.
Pada suatu waktu pada tahun 1998, dia mendapatkan mengemban tugas menjadi seorang guru di salah satu sekolah di wilayah pendalaman Kalimantan Tengah. Saat di rumah dinas yang telah di sediakan oleh pihak Sekolah, dia hanya tinggal bertiga bersama anak dan seorang pengasuh, sedangkan sang suami sedang dinas di tempat lain. Selain itu rumah yang ia tepati berada di lingkungan sekolah, di sekitaran sekolah tempat ia mengabdi itu di kelilingi oleh pohon-pohon rindang nan besar, lebih tepatnya bisa di sebut dengan hutan yang masih cukup lebat. Hutan itu sering di jadikan mencari kayu bakar oleh masyarakat sekitar. Dia mendapatkan fasilitas berupa rumah untuk tinggal bersama dengan anaknya berserta pengasuh, fasilitas di sana sangat terbatas seperti mereka hanya menggunakan pompa air untuk mencuci dan lain-lain.
Dia harus menjalani dua peran yaitu sebagai Ibu dan guru, walaupun dia memperkerjakan seorang pengasuh untuk sang anak yang baru berusia sebelas bulan tapi tetap saja sesekali jika ia memiliki waktu senggang ia akan memberikan waktu pada anaknya entah itu memberikannya makan atau pun bermain bersamanya.
Pada malam hari, dia harus keluar rumah berjarak beberapa meter. Pada zaman itu fasilitas kamar mandi tidak seperti sekarang berada di dalam rumah, di pertengahan jalan dia harus melewati pohon-pohon besar yang berdiri tegak.
Suasana pada malam itu benar-benar sunyi dan dingin, bahkan tiba-tiba saja ada rasa takut pada dirinya. Sehingga dia harus melangkah kakinya sedikit lebih cepat agar sampai ke kamar mandi, tapi sayangnya dia harus bertemu dengan sosok besar berwarna hitam menghantui dirinya.
Dia hanya membawa lampu tembok hasil buatannya sendiri, sambil membawanya dengan tergesa-gesa. Beruntung karena waktu itu dia masih bisa berlari untuk menghindari sosok besar tersebut, setelah sampai di sekolahan dia langsung menoleh ke belakang untuk memastikan sosok tersebut tidak mengejarnya.
"Alhamdulillah, emangnya tadi sosok apa?"
Walaupun dia sudah menghindar dari sosok hitam tadi, karena dia merupakan manusia biasa yang selalu penasaran dengan apa yang barusan saja dia lihat.
Berapa lama kemudian dia pun keluar dari kamar mandi, lalu memegang lampu temboknya dengan erat. Setelah ini dia harus melewati jalan yang tadi, apakah mungkin dia akan bertemu dengan sosok hitam yang sangat mengerikan tadi?
Sepanjang perjalanan dia terus-terusan menatap sekeliling dengan hati-hati untuk memastikan bahwa sosok hitam tadi sudah menghilang, setelah sampai di rumahnya ia lantas berlari masuk ke rumah dengan tergesa-gesa.
Hanya beberapa guru saja yang mendapatkan rumah dinas dari pihak sekolah, tiga orang guru termasuk ia berserta sang anak. Bahkan kepala sekolah dari Sekolah Menengah Pertama tempat ia mengajar juga tinggal tepat di depan rumah mereka, sedangkan sang suaminya selalu datang sebulan sekali untuk mengantar susu dan melihat sang anak dan istri.
Pada senja ia mengajak anak berserta pengasuh untuk duduk-duduk santai di teras depan rumah, pada saat itu suasana lingkungan benar-benar sunyi dan dingin. Tidak ada siapa pun di sana selain mereka bertiga, saat ia s sang berbincang-bincang dengan pengasuh ternyata keduanya sama-sama mencium bau rokok yang sangat menyengat.
"Bu, ada bau rokok yang menyengat tapi tidak ada seorang pun selain kita di sini."
Ia segera menoleh ke wanita tersebut, dia adalah pengasuh untuk sang anak. Ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, ia akui kalau sekarang ia juga ke cium bau rokok yang sangat menyengat.
"Lebih baik kita masuk ke dalam!" ajaknya.
Takut akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, akhirnya mereka bertiga pun bergegas masuk ke dalam rumah.
Tiga bulan kemudian, selama itu ia tidak mengalami hal-hal aneh seperti sebelumnya. Karena hari ini merupakan hari terakhirnya berada di pendalaman, ia dan pengasuhnya sudah bersiap-siap untuk menuju kota Sampit tempat ia akan melanjutkan pekerjaan nya.
SELESAI