Jangan ganggu

2 0 0
                                    

Langit sudah mulai gelap, tapi laki-laki yang bernama Ridho itu masih berjalan dengan tenang menikmati udara yang segar. Sepertinya dia belum tau bahwa banyak yang mengatakan kalau keluar saat Maghrib sangat berbahaya, apa lagi ada beberapa berita menyatakan bahwa anak kecil menghilang karena keluar saat waktu Maghrib.

Suara Adzan pun terdengar, Ridho menghentikan langkahnya dan memandang jalanan yang sudah sepi sejak dulu. Karena berita-berita itu sudah menyebar, dan sebagian orang mulai takut untuk keluar dari rumah.

Ridho tentu merasa aneh dengan orang-orang di kompleknya, mempercayai cerita mitos yang sangat tidak masuk akal.

Kebanyakan orang percaya bahwa makhluk halus itu sangat jahat, tapi menurut Ridho itu tergantung orang-orang yang menanggapinya. Makhluk itu tidak akan jahat jika kita sebagai manusia tidak mengganggunya.

"Karena berita itu... Orang-orang takut untuk keluar rumah termasuk melaksanakan salat di masjid." ucapnya, lalu dia langsung membulatkan matanya saat menyadari bahwa sekarang sudah Adzan Maghrib.

"Astaghfirullah... Aku lupa ke masjid."

Tanpa pikir panjang, Ridho mengambil seribu langkah menuju rumahnya. Mengabaikan orang-orang yang menutup seluruh pintu dan jendela rumah.

"Astagfirullah, Ridho!"

Sang Bunda terkejut saat Ridho membuka pintu rumah dengan kasar, sedangkan sang Ayah menatapnya sambil membawa sajadah di bahu kanannya.

"Kenapa? Kamu bertemu makhluk halus?" tanya sang Bunda dengan khawatir, "Tidak Bun, tadi Ridho baru sadar kalau sekarang sudah Adzan Maghrib." jawab Ridho dengan cepat.

"Cepat Dho, sebentar lagi salat!" ucap sang Ayah untuk memperingati sang anak.

Ridho masuk ke kamar untuk menggantikan pakaiannya, dan setelah berapa menit kemudian akhirnya Ridho keluar dengan pakaian rapinya.

"Ayo, sebentar lagi iqomah?" ajak sang Ayah.

~ Jangan ganggu ~

Iqomah sudah terdengar, sedang Ridho berserta keluarganya baru saja tiba di masjid. Terlihat di bagian dalam, hanya beberapa orang saja yang sudah datang untuk melaksanakan salat berjamaah.

"Mari kita salat berjamaah? Dan untuk seluruhnya agar mengisi staf yang kosong."

Suasana dalam masjid terasa sejuk karena umat Islam yang berada di dalamnya melaksanakan salat Maghrib dengan khusyuk.

Sedangkan di luar masjid, seorang anak mengendarai sepedanya dengan tenang. Wajahnya terlihat pucat, tapi matanya terlihat sangat tajam saat memandang.

"Anak kecil tidak boleh keluar Maghrib seperti ini, lebih baik kamu pulang ke rumah sebelum makhluk-makhluk itu membawamu ke dunianya." ucap seorang gadis menepuk pundak kiri anak kecil tersebut.

Dia mengernyitkan dahinya bingung, melihat anak kecil itu enggan menoleh ke arahnya. Akhirnya dia mengambil beberapa langkah untuk sampai di hadapan anak kecil tersebut.

"Sekarang pulang 'ya? Gak baik anak kecil seperti kamu keluar di waktu seperti ini." ucapnya dengan nada lembut.

Sementara itu, anak kecil tersebut memandangnya dengan pandangan tajam. Raut wajahnya masih seperti tadi, datar tanpa ada senyuman untuk gadis di depannya.

"Jangan ganggu aku!"

Gadis tersebut langsung mundur saat anak kecil yang ia tegur mengeluarkan suara, suaranya terdengar kecil tapi terkesan dingin.

"Aku tidak ingin kau menyesal telah menggangguku."

Anak kecil itu langsung mengayuh sepedanya untuk meninggalkan gadis tersebut, sehingga gadis itu hanya diam memandang punggung tersebut menghilang dari hadapannya.

"Menyesal? Maksudnya bagaimana?"

~ Jangan ganggu ~

Setelah salat isya, Ridho keluar rumah menuju warung.  Sang Bunda menyuruhnya untuk membeli obat nyamuk, saat di tengah jalan ia tak sengaja melihat anak kecil bermain sepeda di pinggir jalan.

Selain itu juga, seorang gadis menghampirinya. Sepertinya ia mengenal siapa gadis itu, karena itulah Ridho menghampiri keduanya.

"Re?"

Merasa di panggil oleh Ridho, gadis itu menoleh dan menghela napas lega.

"Ada apa?" tanya Ridho menatap keduanya.

"Ini loh... Dia main di luar terus dari waktu Maghrib." jawab Revina pada lawan bicaranya.

"Sudah kukatakan, aku tidak ingin kau menyesal telah menggangguku."

Setelah itu, anak kecil tersebut mengayuh pedal sepedanya sehingga meninggalkan Ridho dan Revina.

"Dia bukan manusia. Dia adalah makhluk halus yang selalu di bicarakan oleh warga di sini." sahut Ridho, "Aku heran, kenapa warga-warga di sini takut pada makhluk halus seperti mereka? Seharusnya mereka takut pada Allah Subhanahu wa ta'ala."

"Tapi... Sudah banyak anak kecil yang hilang saat waktu Maghrib." jawab Revina.

"Nah... Sebagai orang tua, mereka harus bisa memberitahu ke anak bahwa keluar rumah saat Maghrib tidak di perbolehkan."

Revina langsung menjawab, "Tetap saja, anak kecil sangat keras kepala dan memutuskan keluar rumah tanpa di ketahui oleh orang tuanya."

"Ada satu cara agar anak kecil tidak keluar rumah untuk bermain."

Keduanya saling bertatapan satu sama lain, "Ajak mereka untuk salat berjamaah di masjid sebelum adzan berkumandang."

SELESAI

Astaghfirullah... Baru sadar ada satu book ini 😭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Horor Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang