01. Malam & Bubur Ayam.

43 4 1
                                    

⬆️ Rec. song! Berdua Bersama - JAZ 🎧

Langit malam yang terlihat begitu kelam, menemani sosok bersurai hitam menerobos jalan dengan begitu kejam. Setelah sampai di rumahnya, ia parkirkan motor itu di dalam garasi. Lalu melenggang keluar dari rumahnya dan lanjut berjalan kaki.

Deru angin menemani, bersama kantung plastik berwarna hitam yang ia tenteng. Tungkai yang masih terbalut jersey basket dengan angka 23 itu, ia bawa menuju rumah yang hanya berjarak enam atap dari rumahnya.

"REEEL! IBUUK! INI EGAAA!" Ia berteriak dengan lantang, membuat yang sedang berlindung di dalam, keluar dari kediaman.

"IYA, SEBENTAR NAK."Teriakan yang sudah tak asing di telinga Ega pun terdengar. Sambil menggaruk kaki serta tangan yang sedari tadi terasa tak nyaman karna selalu di hampiri oleh nyamuk, Ega masih setia berdiri di depan pagar berwarna hitam itu.

Setelah beberapa detik menunggu, pagar itu pun akhirnya terbuka. Sosok wanita yang sudah berumur namun terlihat masih cantik itu membuka pagar sembari melempar senyum kepada Ega.

• ● •

"Karel masih demem ya tante?" Kalimat yang diucapkan oleh Ega itu membuat sosok yang tengah bergemul dengan selimut berdiri lalu keluar dari kamarnya.

"ENGGAK! UDAH SEHAT!" Sosok yang ternyata sudah terlihat segar itu pun keluar dari kamarnya, masih terbalutkan selimut berwarna kuning dengan gambar minion.

"Wah, halo Karel! Gue kira lo masih sakit. Jadi gue bawa bubur ayam." Melihat sosok yang ingin ia temui keluar dari kamar sambil berteriak dan berlagak menekuk tangan, berakting menunjukkan otot imajinasi-nya. Membuat Ega berdiri dari duduknya. Lalu melempar senyum manis pada sosok itu, Karel Adenin.

"Yah, gapapa deh sini buburnya biar gue makan." Sambil berjalan maju mendekati Ega, Karel berniat untuk mengambil kantung hitam berisikan bubur ayam itu.

"Eits!" Dengan gerakan secepat kilat, Ega langsung mengambil kantung itu. Lalu ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Woy udah ngasih mana boleh diambil lagi!" Karel berbicara sedikit keras, sambil berusaha merebut kantung bubur ayam itu.

Tanpa mereka sadari, sosok wanita yang tadi membukakan pintu untuk Ega menyaksikan pertengkaran mereka. Namun, ada sedikit rasa haru di hati wanita itu, karna melihat anaknya dapat tertawa lepas seperti ini. Atigwen Adenin, sosok wanita itu. Ibu dari Karel.

"Kalo lo mau bubur ayam ini, tepatin dulu janji lo minggu lalu." Ega mengangkat tinggi kantung itu, yang membuat Karel menyerah untuk merebut, sebab tinggi badan yang tak memadai.

"Ish, janji yang mana sih?" Dengus kesal tak lupa keluar dari belah bibirnya yang terlihat sedikit pucat. Kedua alis tebal miliknya pun ia tautkan, menampilkan ekspresi penuh kesal.

"Hari sabtu, tanggal 10 Desember, pulang sekolah, agak mendung, jam setengah enam sore, gue habis latihan basket, lo habis latihan padus. Lo bilang mau nemenin gue keliling Jogja." Ega berucap panjang, hingga membuat Karel membuka lebar mulutnya, sebab merasa tak percaya akan daya ingat milik sahabatnya. Bisa-bisanya ia mengingat secara detail kejadian pada hari itu.

"Ooh it-" Baru saja ingin menyangkal, perkataan Karel sudah terlebih dahulu dipotong oleh Ega.

"Apa? Mau ngeles lagi ya lo? Nggak boleh nolak. Karna lo sendiri yang bilang kalo lo udah sehat. Sekarang lo masuk ke kamar, ganti baju, pake jaket yang paling tebel. Gue tunggu di sini. Cepet ya Rel, nggak pake lama." Ega mengomel deras, sambil mendorong ganas tubuh Karel yang tampak masih lemas, memerintah agar ia cepat berkemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AtlantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang