ELGA DIRGANTARA • KAREL ADENIN
Bagai burung yang bertengger pada seutas kawat dengan tegangan listrik, ia tak akan tersetrum, sebab tak memiliki elektron penghantar. Namun lain, jika tegangan tak bersahabat. Serupa dengan Elga dan Karel, harus menentang norma yang berlaku, serta takdir Tuhan yang menyeru. Bermodalkan keyakinan pada diri masing-masing, dua pribumi ini menyentuh kawat dengan tegangan listrik, yang telah ditakdirkan sebagai seonggok aliran mematikan bagi makhluk paling sempurna, manusia. Berandai menjadi burung, agar tak payah menyentuh tanah, juga mematuhi bagai peraturan, yang sialnya sulit ditentang. Sungguh, dunia begitu kejam. Keduanya memang diciptakan untuk mengadu bahagia, namun hanya sementara.
Atlantis, Ega & Karel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlantis
أدب المراهقينSuara dari ; Elga Dirgantara. Gue tau people come and go, tapi gue nggak pernah nyangka kalo istilah come and go itu bakal berlaku buat lo sama gue, Rel. Orang yang gue anggep sahabat, rumah, saudara, bahkan gue pernah berpikir kalo kita bakal menua...