Akhirnya, olin sampai di kampusnya.. kampus kesayangan nya. Ia lalu memarkir mobilnya di depan gedung jurusan komunikasi, olin emamg anak komunikasi kok.
Ia memasuki bangunan dengan malas.
Sesampainya di kelasnya, ia duduk di sebelah Vio.
"Vi.." kata olin
"Hmm.." kata vio cuek, ia masih terlihat sibuk dengan hapenya.
"Viooo.. gua serius ini" kata olin.
"Hmm.."
"Vio ihh.. gua serius!" Kata olin mulai kesal
"Apaansih lu teh? Lu mah paling cuma diputusin lagi doang kan?!" Kata vio.
"Iya vi, dan sama udin.. lu tau kan gimana cintanya gua sama dia, " kata olin
"Kan udah gua bilang ke lu, lu gabakal cocok sama udin.." kata vio.
"Emang kenapa sih ga cocok?" Kata olin.
"Lu tuh sebenernya cantik lin, lu manis, kaya, pinter.. tapi lu malah ngejar2 Udin si cowok freak dari jurusan akutansi.. OMG GA BANGET!" Kata vio.
"Abisnya.." kata olin terputus.
"Abisnya apa lagi sih? Gua juga terkadang bingung sama lu, lu padahal lumayan kok.. tapi lu slalu aja berkali2 balik ke gelar abadi lu 'jomblo', " kata vio.
"Gua juga ga tau, apa gua kena santet kali ya? Ada yang nyantet gua jangan2 .. " kata olin.
"Parno an lu mah orangnya" kata vio sambil melanjutkan kegiatanya: main hape.
Akhirnya, kelas dimulai. Sang dosen sudah bercuap2 di depan kelas. Anak anak yang rajin mencatat setiap kata kata yang keluar dari murid si dosen. sedangkan murid malas seperti olin kebanyakan tidur.
Beda dari yang lain, hari ini olin melamun sambil menyenderkan kepalanya pada tembok.
Perfect.. perfect.. perfect..
Apa gua emang perfect? Batin olin.
Kalo gua ga perfect, kenapa semua cowo slalu mutusin gua dengan alasan perfect?
Tanpa ia sadari,seorang laki2 berwajah chinesse sedang memperhatikannya.
Olin melihatnya balik. Laki laki itu langsung mengalihkan perhatiannya.
Apaan sih tuh cowo?!
