10 . Rui dan Deterix

35.9K 2.3K 53
                                    





Dua jam perjalanan, rombongan Axel tiba di Apartemen tak berpenghuni.
Apartemen tua kumuh yang menjulang tinggi.
Saat ini jam 5 pagi, seharusnya matahari sudah terbit tapi ditempat ini tidak tertembus cahaya karena dikelilingi hutan.
Udara yang sejuk dan hawa yang mencekam membuat tempat itu lebih mirip Apartemen hantu.



Setelah melewati beberapa baris apartemen, mobil berbelok memasuki sebuah gang. Berbeda dari tampilan luarnya, diujung gang mobil Axel berhenti didepan pintu gerbang apartemen elite.

Setelah bawahan Axel memasukkan kode rahasia pintu gerbang terbuka. Mobil Axel dan bawahannya memasuki kawasan apartemen satu-satunya yang berbeda ditempat itu.

Axel turun dari mobil, langkahnya dia bawa Kebesment. Disana seorang temannya sudah menunggu terlebih dahulu.


"Q 28 CZ?" tanya orang itu saat Axel sudah berada dekat dengannya, yang lansung diangguki oleh Axel.

"Fiuiit ... congratulations, Mr Axel. Senjata mematikan didunia berhasil didapat oleh mu." Saat hendak merangkul bahu Axel tangannya lansung ditepis oleh Axel.

"Jangan mendekat, kau bau." Axel memandang temannya itu dengan tatapan datar sebelum berlalu menaiki lift untuk menuju lantai atas.

"Sial, aku hanya tidak mandi dua hari. Para gadis-gadis pun tidak mengeluh saat kudekati," ucap D. Atau Deterix.
D, kemudian mendekati kotak yang telah tergeletak dibawah, kotak yang berisi senjata laras panjang berjenis Q 28 CZ.
Senjata yang diproduksi satu-satunya disunia dan senjata yang menjadi penyebab peperangan dua negara.



"Hay, manis. Aku harap bisa mencoba mu sekali. Tapi sayang, kau bukan milikku." D, tersenyum melihat kotak itu, kemudian berbalik pergi setelah menyuruh para bawahan membawa kotak itu kedalam.


"Kucuri saja, ya?" Deterix menyeringai menanggapi ide gila dukepalanya." Tenang, D. Tau dirilah." ucapnya kemudian mengurungkan niat gila itu.











🌻🌻🌻🌻

Mansion Dominic. Subuh sekali terlihat Iyuki berkutat didapur menyiapkan makanan sikecil.
Mulai dari merebus kentang, wortel dan sayuran lainnya.
Setelah sayuran lembut maka hancurkan dengan nasi dan diberi sedikit garam, begitulah sarapan pagi Rui.


Setelah semunya siap Iyuki bergegas menuju kamar Deren untuk membangunkan si bungsu dan memandikannya, terlihat saat pintu dibuka Deren sedang membaca beberapa buku di meja belajarnya. Insomnia yang diderita Deren cukup untuk membuatnya tak tidur semalaman.


"Ma? Kenapa?" Deren memperhatikan Iyuki yang lansung menuju ranjangnya.


"Hmm? Mana Rui." Iyuki menatap bingung Deren.


"Tidak bersamaku, semalam saat aku melihat kamar bang Axel Rui tidak ada. Aku pikir Mama yang jemput duluan." Mendengar itu Iyuki dan Deren sama-sama menatap bingung, Deren segera berlari mengambil ponsel yang ada diatas tempat tidur.
Dia melihat radar yang kosong, menandakan kalau Rui tak berada di Mansion.

Iyuki mendekat dan setelahnya panik saat radar keberadaan Rui tak ditemukan di sekitar Mansion.
Iyuki dan Deren lansung berlari menuju ruang keamanan.
Laura dan Rebeca yang baru saja keluar dari kamar masing-masing terkejut saat melihat Iyuki dan Deren tergesa-gesa.
Mereka segera mengikuti, kemana Iyuki pergi.


"Ada apa ini," Rebeca mengerutkan dahinya saat melihat muka ketakutan Iyuki.


"Rui tak ada didalam Mansion," Kalimat itu sukses membuat Rebeca dan Laura membulatkan mata mereka.

Rui Untuk DominicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang