Orang-orang menyebutnya dengan Kahil, tapi aku lebih suka menyebutnya dengan nama Pra. Nama yang artinya sama dengan eksistensinya di hidupku. Pra, pertama. Laki-laki pertama yang mampu membuat aku sadar bahwa rasa tulus itu ternyata memang ada. Singkatnya, ia layaknya payung yang tanpa disangka ada di dalam tas kala hujan deras tiba-tiba melanda. Ia seperti hangat yang dirasakan tangan waktu menggenggam secangkir kopi panas. Bersama ia seperti berjalan menuju tempat favorit; seberapa jauh perjalanannya, aku akan merasa bahagia yang teramat sangatnya.
Kalau ditanya apa anugerah Tuhan yang paling berharga, aku akan dengan lantang menyuarakan nama Prawara Kahil. Aku ingin tiap-tiap soreku mendengarkan alunan gitarnya, aku ingin tiap-tiap pagiku menangkap suara lembutnya, aku ingin tiap-tiap siangku melihat daksanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Biarkan Tautan Jemari Kita Merenggang
Romance"Kalau ditanya apa anugerah Tuhan yang paling berharga, aku akan dengan lantang menyuarakan nama Prawara Kahil. Aku ingin tiap-tiap soreku mendengarkan alunan gitarnya, aku ingin tiap-tiap pagiku menangkap suara lembutnya, aku ingin tiap-tiap siangk...