Bab. 2

462 41 7
                                    

beli buku sambil ngaca
atapu buat yang baca

kerinj.

"jen sini bentar"

"apaan ma?" jeno melangkah menuju mamanya

"anak mama udah punya pacar belum?"

jeno menatap sang mama heran "emangnya kenapa?"

"nanya doang lhoo"

"ga ada"

"serius?"

"he'em jeno males punya pacar, ribet."

"PAH JENO SETUJU!!" Winwin (mama jeno) menghampiri suaminya yang sedang menonton televisi dengan semangat

"serius jen?" sang ayah menatap anaknya

"setuju apaan emangnya?"

"udah jeno diem aja, siap siap sana, yang ganteng ya!" winwin mendorong jeno menuju tangga

"apasih ma, bilang dulu setuju apaa"

"shut! nurut sama mama" winwin kembali menghampiri Yuta (papa jeno)

"WOI BUYUT PAKE BAJU LO BANGSAT"

jeno hanya mengelus dada mendengar teriakan sang ibunda tersayang.

jeno hanya memakai kaos putih, celana jeans hitam dan hoodie biru yang sedikit gelap.

jeno memakai parfumnya dan menata sedikit rambutnya, and yeah, dia sudah siap.

jeno menuruni tangga, melihat kedua orang tuanya dengan pakaian casual yang ternyata memiliki warna senada dengan pakaiannya.

"aduh, bisa pas gitu hehe" Winwin menatap anak dan suaminya

mereka menuju ke suatu restoran mewah nan elegan, jeno menatap orang tuanya dengan heran

"kamu mau papa jodohin sama salah satu temen papa."

"pa? apaansi jodah jodoh ga jelas"

"shut kamu pasti sukaa deh" Winwin menatap anaknya

jeno diam menanggapinya sambil meminum minuman yang ada didepannya.

tak lama, orang tua dan orang yang akan di jodohkan dengan jeno datang, orang tua itu menatap jeno dengan kagum.

"anakmu cakep bener win, pangling aku"

"bibit siapa dulu– aduh!"

"hahaha iyaa dong, mamanya juga ganteng" Winwin membanggakan diri sembari menginjak kaki dari suami tercintanya.

"ayo duduk duduk"

jeno menatap perempuan di sampingnya, tidak salah lagi. lee jihyun anak populer disekolahnya.

so? jeno dijodohin sama anak yang katanya putri sekolah ini? jeno mengulum senyum, not bad lah kalo kata felix mah.

drrtt.. drrtt..

"hello, mom aku bakal telat kayanya, tapi udah deket paling 5 menitan nyampe, tunggu ya!"

"hati hati  sayang"

"siap, aku matiin yaa"

telfon dimatikan sepihak "tunggu bentar yaa, anak aku masih dijalan."

"NANI!? jadi bukan jihyun!?"

jeno menatap bingung sang mama "bukan jen, yang satu lagi" sahut Winwin

peka bngt :>

jeno kembali meminum minumannya

"hallo" sapanya memamerkan senyum indahnya

"eh sayaang, udah dateng si ganteng" Winwin menyambutnya dengan semangat

jeno menganga, seriously!?

"kenapa jen? ganteng ya?" goda yuta

"ganteng apanya"

"halah kamu mah"

pria itu duduk di samping jeno setelah jihyun pindah ke samping ibunya. dengan bangga, ia terus memerkan senyum yang membuat jeno jijik

"gausah so jijik ah lo" renjun yang berada disamping jeno menyaut

fyi: mereka sodara :>

"lo sejak kapan di situ monyet"

"gini gini gua abang lo ya bangsat"

"ga gua anggep"

"anjing"

"bacot"

acara di lanjutkan dengan jeno yang terus terusan cemberut, kalo bukan karena tatap harap mamanya jeno bakal kabur dari sini

"nah, gimana? mark setuju ga?"

jeno meremas paha renjun dengan kuat, sang empu hanya menahan sakit sambil mengode ibunda tercinta.

"iya." mark menjawab santai pertanyaan tersebut.

renjun hanya tertawa melihat ekspresi jeno yang ingin sekali menolak, tapi tidak bisa.

setelah acara 'perjodohan' tersebut selesai, mereka sudah pasti pulang ke rumah masing masing

sampai di rumah, jeno menahan sang ayah

"PA GAMAU!"

"loh? disana mau kamu"

"GAMAAAUUU"

"udah deal tadi"

"PAPAA"

"minta sama mama mu"

"terima aja dek"

"bangsat, gua pukul juga lo" jeno menatap kesal renjun.

"amfun ketua"

To Be Continued


jadi renjun dan jeno itu saudara, anaknya mama win dan papa yuta, renjun seangkatan sama mark, dan jeno itu satu tingkat di bawah mereka, renjun & mark kelas 12, jeno nya kelas 11

udah ngerti lum? hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIAP KETUA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang