Beberapa hari kemudian, salju turun di Lungmen. Sejak hari ppertama musim dingin pun sudah banyak salju yang turun. Meski tidak sedingin Chernobog, musim dingin di Lungmen tetap saja dingin. Apalagi posisi kota itu sekarang sedikit lebih dekat ke tundra utara karena Catasthrope tiga minggu yang lalu.
Pada saat-saat inilah pekerjaan Penguin Logistic meningkat setidaknya hampir lima puluh persen. Sejak pagi tadi Exusiai dan Texas sudah berkeliling Lungmen bahkan sampai ke sisi kota. Namun pekerjaan mereka masih jauh dari kata selesai. Paket yang harus mereka antar masih berjumlah dua digit. Di musim dingin begini, aktivitas penduduk jadi sedikit berkurang, tapi jasa pengiriman paket jadi lebih sibuk karena penduduk Lungmen mengandalkan mereka daripada diri mereka sendiri untuk mengirim barang.
Mobil truk yang mereka kendarai berhenti di dekat minimarket yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. Sekarang sudah lewat tengah hari dan mereka memilih untuk istirahat sebentar. Sudah enam jam terhitung dari jam tujuh pagi mereka berkeliling kota. Setengah jam duduk lebih lama dan Texas yakin kalau tulang belakangnya akan bongkok untuk sehari penuh. Layipula, dialah yang menyetir. Meski melalahkan, dia tidak akan pernah memberikan kemudi ke Exusiai.
Mereka beristirahat di luar truk. Untuk sekarang, kursi depan truk adalah neraka di musim dingin ini bagi mereka. Truk yang cukup tua dan kursinya sudah tidak begitu empuk. Texas dan Exusiai duduk di kursi panjang yang ada di luar minimarket itu sambil makan camilan. Exusiai makan roti isi daging and mayonaise, sedangkan Texas seperti biasa, sekotak Pocky rasa cokelat.
"Ummmm ini enak," kata Exusiai dengan mulut penuh makanan. Exusiai kemudian mengunyah dan menelan makanannya itu sebelim melanjutkan kata-katanya. "Aku belom pernah makan roti isi seenak ini dari minimarket. Biasanya, isiannya sedikit dan tidak enak. Tapi ini beda banget rasanya. Mau coba ngga?"
Texas mengangguk dan menggigit sedikit roti isi milik Exusiai. Rasanya memang berbeda, lebih enak daripada roti isi yang biasa dijual di toko-toko. Texas kemudian melihat merk roti isi itu dan bergumam "pantas saja rasanya enak" begitu melihatnya. Roti isi itu dibuat oleh seorang koki kenamaan dari Lungmen. Kenapa koki kenamaan membuat roti isi murah begitu, Texas tidak peduli.
"Habis ini kita ke Distrik 16," kata Texas. "Cukup jauh sih. Kalau kamu mau tidur, silakan. Nanti aku bangunkan kalau sudah dekat."
Exusiai menatap Texas dan dia menyadari kalau mata rekan kerjanya itu sayu. Exusiai kemudian menepuk bahu Texas,
"Kamu yang tidur, aku yang nyetir," kata Exusiai. "Ayolah, sekali ini saja deh. Masa aku ngga pernah kebagian tugas menyetir sih?"
Texas menghela napas. "Seandainya kamu ngga ceroboh sewaktu pegang kemudi, pasti sudah ku suruh kamu buat menyetir."
Texas bukannya tidak mau memberikan tugas itu pada Exusiai. Masalahnya, Exusiai adalah orang yang agak ceroboh dan ugal-ugalan. Terakhir kali Texas membiarkan Exusiai menyetir, truk mereka menabrak sebuah toko dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah. Beruntung saat itu tokonya belum buka jadi tidak ada korban. Tapi hal itu cukup untuk membuat Madame Ch'en marah besar pada Penguin Logistic.
"Madame Ch'en akan menutup bisnis kita kalau dia tahu kamu pegang kemudi," kata Texas. "Sudah, tidak usah dipikirkan. Aku beli minuman energi dulu lalu kita—"
Belum selesi Texas bicara, Exusiai sudah membungkam mulut Texas dengan jari telunjuknya. "Aku yang menyetir, okay?"
Texas tidak punya pilihan. Setelah istirahat itu, Exusiai yang menyetir. Di luar dugaan, cara menyetir Exusiai begitu rapi dan tenang, tidak seperti biasanya. Entah apa yang Exusiai pelajari soal setir menyetir, yang jelas Texas untuk pertama kalinya merasa aman disupiri oleh Exusiai. Dia bahkan sampai tertidur sebelum dibangunkan oleh Exusiai begitu mereka memasuki Distrik 16. Begitu sampai di tujuan, Texas buru-buru bertanya pada Exusiai.
"Kamu Exusiai, kan?"
Exusiai yang mendengar pertanyaan itu sontak tertawa terbahak-bahak. "Kamu pikir aku siapa? Tentu saja Exusiai. Udah seh, ngga usah dibahas. Lebih baik kita turunkan paket-paket itu supaya bisa cepat pulang. Aku mau rebahan sambil nonton tv."
Mereka kemudian mengantar paket-paket itu ke alamat tujuan. Untuknya mereka hanya mengantar ke satu tempat, yaitu sebuah apartemen. Sepuluh paket untuk satu apartemen, tidak terlalu menyulitkan mereka. Pekerjaan mereka selesai kurang dari satu jam. Mereka kemudian kembali ke truk yang diparkir di sebuah lapangan lalu bersiap untuk pulang.
"Sepuluh paket sisanya diantar besok saja," kata Texas. "Ketua yang bilang. Tidak akan jsdi masalah kalau diantar besok, asal jangan terlalu siang."
"Wah bagus deh, jadi kita bisa langsung pulang." Exusiai menginiak pedal gas dan mengarahkan truk ke arah jalan pulamg. Sepanjang perjalanan, mereka lebih banyak diam sampai Texas memecah keheningan.
"Dari mana kamu belajar mengemudi?" tanya Texas. "Ah, aku lupa. Kamu memang tahu caranya mengemudi. Harusnya yang aku tanyakan adalah apa yang membuatmu jadi tenang begini saat mengemudi?"
Exusiai tersenyum sedikit sebelum menjawab. "Itu karena pikiranku sedang penuh," jawabnya. "Sejak bangun tidur, aku terus-terusan memikirkan kak Fia, kak Lemuen, dan juga Mostima. Rasanya aneh sekaligus bodoh. Bahkan selama kerja pagi tadi, yang aku pikirkan ya mereka bertiga. Makanya aku minta untuk menyetir supaya aku ngga mikirin mereka bertiga pas jam kerja begini."
Exusiai kemudian tertawa kecil kemudian nada bicaranya berubah. "Aku aneh, kan? Biasanya orang-orang tidak akan menyetir kalau pikirannya sedang penuh atau kacau. Tapi, pikiranku tiba-tiba tenang saat aku menyetir. Bukan tenang sih, tapi lebih fokus saja. Semacam pengalihan, bisa juga disebut begitu."
Texas hanya mengangguk. Sampai mereka tiba di kantor Penguin Logistic, mereka tidak bicara apapun. Texas hanya kaget karena Exusiai tahu-tahu sudah tidur sesaat setelah mereka sampai di kantor. Texas tidak punya pilihan lain selain menggendong Exusiai sampai ke kamarnya. Catatan, mereka berbagi kamar yang sama.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sankta
FanfictionExusiai berpetualang untuk mencari sahabat lamanya, Mostima. Dia akhirnya memilih tinggal di Lungmen dan bekerja sebagai kurir di Penguin Logistic. Lama-kelamaan, dia merasa nyaman dan mulai melupakan tentang Mostima. Hingga suatu hari, malaikat ter...