Dania sedang mencatat materi matematika wajib yang diberikan oleh ketua kelas 12 IPA 3 karena guru yang bersangkutan berhalangan hadir.
"Dania, dicariin sama Hana." Fany-sekretaris kelas memberitahu Dania.
Dania bangkit dari kursinya menuju ke depan pintu kelas, tempat Hana menunggu.
"Kenapa, Na?" tanya Dania pada Hana-ketua ekskul paduan suara di Madeena Islamic School.
"Nanti pas bel, lo jangan pulang dulu ya. Ada yang mau diomongin sama Pembina."
"Oke."
.
Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Tetapi sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Hana pagi tadi, Dania beserta beberapa anggota paduan suara lainnya belum beranjak pergi dari lingkungan sekolah untuk mendengar informasi yang akan disampaikan oleh Pembina.
Saat ini Dania bersama teman-temannya sedang berada di kantin untuk makan siang.
15 menit berlalu,
"Oke semuanya, jadi tujuan saya mengumpulkan sebagian dari kalian hari ini adalah untuk memberitahu bahwa besok sekolah kita akan kedatangan tamu dari pihak yayasan. Dan tim paduan suara kita ditugaskan untuk tampil pada pembukaan acara. Gimana? Bisa semua, gak? Kalo memang bisa kita akan latihan untuk acaranya hari ini." Jelas Sir Dhanu-Pembina paduan suara MIS.
"Insya Allah bisa, Sir!" jawab para anggota paduan suara.
"Maaf, Sir. lni ada beberapa nama yang udah saya tuliskan di sini. Mereka kayaknya gak bisa ikut tampil besok." Hana mengangkat tangannya yang tengah memegang secarik kertas berisikan nama-nama anggota yang berhalangan untuk ikut tampil.
"Memangnya siapa saja yang gak bisa?" Sir Dhanu meminta Hana menyebutkan nama-nama yang berhalangan.
"Meyra, Aldo, Amina, Naura, Dhuha, sama Lia, Sir."
"Oh, ya sudah. Untuk nama-nama itu coret saja. Karena saya lihat yang hadir sekarang juga udah cukup banyak."
"Siap, Sir."
Mendengar Sir Dhanu memerintahkan Hana untuk mencoret nama-nama tersebut, entah kenapa Dania merasa sedikit kecewa. Bukan karena semua nama. Tapi hanya karna satu nama.
"Oke, bisa kita mulai sekarang ya latihannya. Biar kalian pulangnya gak kesorean. Kita pemanasan dulu." Sir Dhanu menginstruksi untuk memulai latihan.
.
"Assalamu'alaikum."
Di tengah jalannya latihan, seseorang datang mengucapkan salam dengan mimik wajahnya yang bisa dikatakan flat.
"Wa'alaikumsalam."
Semua orang yang berada di aula-tempat latihan paduan suara hari ini-menjawab salam dari seseorang tersebut.
Melihat siapa yang datang, Dania mengulas senyum yang sangat tipis yang tidak disadari oleh semua orang bahkan oleh dirinya sendiri.
"Lah? Kirain lo gak datang." ujar Hana.
"Maaf, Sir. Saya tadi habis makan siang." Seseorang itu memberi tahu Pembina tanpa menghiraukan perkataan Hana.
"Iya, gak papa. Ayo masuk. Kita sudah mulai latihan dari tadi."
Selama latihan berlangsung, mata Dania beberapa kali melirik pada orang yang tadi datang terlambat untuk latihan. Dan saat ini Dania kembali melirik pada seseorang itu hingga tiba-tiba secara tidak sengaja mereka saling menatap untuk sekilas, karena Dania langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsabira & Dhuha Nya
Roman pour AdolescentsHanya sebuah perwujudan dari secuil keinginan penulis untuk menjadi tokoh utama dalam kisah asmara nya yang belum berhasil indah.